✦1. Awal Mula Kisah

658 44 0
                                    

Kacau.

Adalah 1 kata yang sangat menggambarkan ruang rapat para Maestro dari kota Tokyoverse. Bagaimana tidak, banyak perdebatan diantara para maestro yang sudah berkumpul hari ini.

"Huh ...." Helaan nafas keluar dari salah satu maestro berambut hitam berkacamata. Kepalanya tiba-tiba pusing menghadapi kekacauan rapat kali ini.

Penasaran apa yang sedang terjadi? Mari kita mundur sejenak ke beberapa menit yang lalu.

Para maestro yang hadir dalam rapat kali ini lumayan banyak. Namun, ada salah satu maestro yang terlihat sangat mencolok. Pasalnya, baru kali ini mereka melihatnya.

"Ai, siapa ni orang? Kok seenaknya bisa ikut gabung ke rapat kali ini?," tanya seorang laki-laki jangkung berambut putih, kita panggil saja dia Pak Zakar.

Orang yang dipanggil Ai menoleh dan menghela nafas," itu ... Yang mau gue bahas sekarang bareng kalian." Ai atau Airuma, membenarkan posisi duduknya.

"Jadi, di rapat kali ini saya mau bahas tentang keadaan Kota yang menurut saya udah hampir runtuh keseimbangannya dan ini orang," ucap Airuma memimpin rapat kali ini.

"Sebelum kita bahas lebih lanjut, untuk mba yang pake topeng rubah putih bisa kenalin diri dulu." Airuma mempersilakan perempuan berambut putih panjang dengan topeng rubah putih yang sedari tadi diam untuk angkat bicara.

"... Perkenalkan, saya Hatsuka." Singkat, padat, dan gak jelas.

"Dingin bet ni orang anjay," bisik seorang laki-laki berambut hitam dengan poni belah tengah kepada teman disampingnya.

"Sstt, diem dulu gil. Serius dulu sekarang," balasan temannya membuat laki-laki berponi belah tengah itu merengut sebal.

"Gue cuma ngomong anjir," gumam Agil dan kembali fokus pada perempuan yang tadi memperkenalkan dirinya sebagai Hatsuka.

"Jadi, apa tujuan kamu ke kota ini?," tanya Airuma memancing Hatsuka untuk menjelaskan.

"... Kau jelaskan saja apa yang sudah aku tawarkan. Mereka tidak mungkin akan mendengarkanku jika aku yang berbicara," balas Hatsuka dengan bahasa baku yang kentara.

Hyoe yang sedari tadi diam mau tidak mau menekuk alisnya karena sedikit tersinggung dengan nada bicara Hatsuka. "Pak Airuma udah minta kamu yang jelasin, kenapa kamu malah minta balik supaya dia yang jelasin? Dan penawaran apa yang kamu tawarin ke dia?," tanyanya beruntun dengan nada tidak suka.

Airuma memberikan sinyal berhenti kepada Hyoe. "Udah Hyoe udah, jangan kebawa emosi dulu."

"Ga bisa gitu Ai, si cewe tu udah diminta buat jelasin tapi malah ngelempar perintah balik," bantah Hyoe saat Airuma membela Hatsuka.

"Pak Hyoe, udah pak. Tenang dulu," ucap Pak Zakar berusaha menenangkan Hyoe yang sudah kepalang emosi.

"Pak Hyoe tenang dulu. Kalo bapak masih emosi mending bapak gausah ikut rapat sekalian," ucap Airuma mengakhiri perdebatannya dengan Hyoe.

Hyoe juga perlahan diam, ia masih ingin tahu dan penasaran dengan motif Hatsuka.

Dirasa Hyoe sudah mulai tenang, Airuma mengalihkan fokusnya kembali ke Hatsuka yang saat ini masih berdiri dengan tenang.

"Kamu yang jelaskan karena kamu yang duluan mencari saya. Lagipula kalo kamu yang jelaskan pasti bakal lebih baik karena kamu yang lebih tau sama isi dari penawaran yang kamu kasih ke saya." Airuma mengakhiri perkataannya dan duduk kembali, membiarkan Hatsuka yang masih berdiri.

"Saya ... Ingin memberikan penawaran kepada maestro sekalian yang sudah hadir dalam rapat kali ini," ucap Hatsuka memulai penjelasan mengenai "penawaran" yang ia bawa.

TOKYO NOIR FAMILIA : Who's the Winner?Where stories live. Discover now