Bab 8 -- Bestie

2.7K 34 2
                                    


Hujan turun rintik-rintik. Amina duduk di teras kontrakannya sambil melamun. Rivaldi sang suami sudah pergi dengan motor metiknya entah kemana. Amina tahu lelaki itu pasti nongkrong di pangkalan ojek. Rivaldi akan ikutan ngojek satu dua rit sekedar untuk membeli rokok dan membuat mulutnya tidak asam.

Sebenarnya RIvaldi itu adalah suami yang baik dan rajin. Dia juga penuh perhatian. Amina menikah dengan Rivaldi setelah setahun penjajakan. Orang tua Amina asalnya Jawa Barat, dan kedua sejoli ini bertemu ketika Amina menumpang mobil kalong Rivaldi. Amina butuh ke pasar cepat-cepat untuk acara sunatan keponakannya.

Cinta bersemi dan keduanya menikah.

Namun makan cinta saja rupanya tidak cukup. Amina menyadari pernikahan mereka sangat terburu-buru sampai tidak memikirkan kondisi keuangan. Endingnya mereka terdampar di rumah kontrakan, dan hidup hari demi hari dengan hasil kerja keras Rivaldi yang tak seberapa.

Amina juga merasa kurang bahagia dalam hal kebutuhan biologis. Suaminya tipe anus mania. Pisangnya jarang mampir ke tempat semestinya melainkan menyasar ke tempat yang tidak selayaknya. Belum lagi Rivaldi bukan model lelaki yang suka ngacengan. Hidupnya --selain anus mania-- lurus-lurus saja. Dia lebih fokus memastikan dapur mengepul, dan uang kontrakan terbayar secara rutin.

Padahal Amina merasa gairahnya sebagai perempuan cukup tinggi. Dia iri pada cerita mesum yang sering dibacanya, atau cerita bestienya Hani yang kehidupan seksualnya sangat berkecukupan meskipun secara finansial super cekak.

Belakangan kehidupan Hani makin membaik setelah Benny bekerja, bersamaan makin hotnya hubungan ranjang mereka.

Amina sudah melihat sendiri bagaimana panasnya Hani dan Benny bersetubuh lewat lubang antara papan kontrakannya.

Sahabatnya memang beruntung. Sampai kemudian... 

Lamunan Amina buyar.

"Eh Mina, lu ngapain melamun hujan-hujan," suara Hani terdengar. Bestienya itu baru pulang dengan mengendong Dani. Tangannya memegang payung sementara sebelah tangan lainnya menjinjing bungkusan.

Amina buru-buru tersenyum.

"Sepi aja, habis lu ngga ada," kata Amina.

"Iya gue baru dari rumah nyokap ada acara. Tadi malam gue nginep di sana. Lagian ngapain juga gue ngga nginep. Kan Mas Benny ngga ada," kata Hani.

'Iya sih," balas Amina seadanya.

Hani membuka pintu rumah dan menurunkan Dani. Balita itu langsung masuk ke dalam sedangkan Hani mengeluarkan kotak plastik dari jinjingannya.

"Buat lu Mina. Ada ayam goreng dan bihun. Lumayan buat lauk," katanya.

"Makasih Hani.Inget aja lu," kata Amina.

Hani tertawa.

"Ya ingetlah.Lu kan bestie gue..." kata Hani.

Amina tersenyum samar.


....

"Ya ampun Mina, kamu keluar banyak betul. Banjir," kata Benny setelah keduanya selesai menyalurkan nafsu birahi.

Amina cekikikan. Dia melihat lantai kontrakan Benny dipenuhi percikan air dari squirtnya selama digoyang tanduk badak Benny non-stop.

"Nanti biar Mina pel Mas. Habis ini gara-gara Mas Benny sih," kata Amina.

"Ngga usah. Kamu rebahan aja. Biar aku yang pel," kata Benny.

Lelaki itu memungut celana boxernya dan memakainya cepat. Dia mengambil kain pel dan mengeringkan lantai. Tidak lupa memakai karbol.

Saat Benny bersih-bersih, Amina bangkit dari posisinya yang tadi terlentang. Tubuhnya lemas bukan kepalang.Tulang-tulangnya terasa dicopoti. Namun kepalanya justru sangat ringan dan hatinya bahagia. Efek oksitosin yang diciptakan dari hubungan badan terlarang antara dia dan suami bestienya rupanya masih tersisa.

Bahkan dia bisa merasakan cairan hangat milik Benny menetes keluar dari lubangnya saat memakai celana dalam. Seperti yang dia minta tadi, Benny menumpahkan benihnya di dalam rahim Amina.

Ada rasa khawatir di hati Amina.

Kalau aku hamil bisa gawat. Mungkin malam ini aku akan memohon Mas Rivaldi ngecrot di lubangku. Jadi kalau pun hamil dia tidak curiga.

"Aku pulang dulu Mas," kata Amina yang pamit.

Benny mengangguk.  Dia berdehem.

"Ummm...Ini jadi rahasia ya? Aku tidak mau Hani tahu," kata Benny lirih.

"Iya Mas. Jangan sampai Mas Rivaldi tahu juga," balas Amina tidak kalah lirihnya.

Benny mengangguk.

"Eh Mina?"

Amina menoleh. Benny mendekat. Dia memeluk Amina dan mencium bibir ranum istri tetangganya lembut.

"Kamu menyesal?"

Ini pertanyaan yang tidak pernah dipikirkan Amina.

Perlahan perempuan itu menggeleng. Dia jujur kalau tidak pernah menyesal. Yang dia khawatirkan justru dia akan ketagihan goyangan Benny yang luar biasa itu.

"Benar?" Benny tidak percaya.

Amina mengangguk.

"Saya belum pernah seperti tadi Mas... Justru saya berterima kasih," wajah Amina kemerahan. Hormon oksitosin itu menyebabkan dia jadi kelewat jujur.

Benny tersenyum lembut. Dia menarik tangan Amina untuk duduk di kursi.

"Suami kamu tidak pernah memuaskan kamu ya?" tanya Benny.

Amina menggeleng.

"Mas Rivaldi sukanya main belakang Mas. Saya tidak suka. Tetapi anehnya kok tadi enak sekali ya? Padahal main belakang?" tanya Amina polos.

"Mungkin suami kami tidak tahu bagaimana caranya," kata Benny bangga.

"Mas Benny hebat," puji Amina.

"Kalau kamu mau, aku tidak keberatan membuat kamu seperti tadi," tawar Benny. "Tetapi jangan sampai ada yang tahu."

"Benar?" Amina gantian tidak percaya.

Benny mengangguk.


....

Hujan turun tambah deras. Amina meletakkan kotak plastik berisi ayam dan bihun yang dibawa Hani tadi di dekat kursi. Matanya kembali menerawang.

Tadi malam dia berhasil mengajak Rivaldi bersetubuh. Kali ini dia berhasil membuat suaminya yang anus mania ini menenggelamkan pisangnya ke tempat semestinya. Pisang itu muntah di rahim Amina.

Amina tidak merasakan apa-apa.

Semuanya terasa aneh dan tahu-tahu Rivaldi sudah selesai dan berguling dari atas tubuhnya.

Tetapi Amina tidak kecewa. Setidaknya dia punya alasan kalau nanti hamil.

Semalaman dia tidak bisa tidur. Sedangkan Rivaldi tidur sangat nyenyak dan tidak tahu istrinya sudah menghilang alias duduk di ruang tengah. Mata Amina terpejam. Namun dia bisa melihat bagaimana dirinya dan Benny bersenggama dengan hebohnya.

Sedang dia melamun, tiba-tiba ada pesan yang masuk di gawainya.

Amina nyaris tidak percaya dengan pandangan matanya begitu melihat pesan itu dari Benny.

[Kamu lagi ngapain Mina? udah tidur?]

Astaga. Amina merasa jantungnya copot. Dadanya berdebar keras.

Pesan lain masuk bahkan sebelum Amina membalas. Ternyata notifikasi aplikasi *VO yang meninformasikan masuknya dana Rp 300.000

[Buat kamu Mina]



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LELAKI TANDUK BADAKWhere stories live. Discover now