Beberapa noda puree nampak berterbangan ke mana mana, hasil dari sang tuan muda yang bersikap kelewatan aktif. Namun Olga tidak menyerah menyuapinya, setidaknya setengah dari puree nya harus habis. Tetapi Paul memiliki pandangan berbeda, ia merasa Olga telah merusak pertunjukan menyanyinya di pagi hari.

Alhasil nyanyiannya pagi ini digantikan dengan tangis merengek dari Paul, dan Olga makin kesulitan. Menghela nafas panjang, ku putuskan untuk terjun langsung dalam kekacauan di depanku sebelum keadaan makin parah.

Aku berdiri dan mengambil Paul dari dekapan kursi bayinya. Rasanya baru beberapa menit ku lepaskan dia dan massa tubuhnya seperti bertambah berat. Lalu ku dudukan ia di pangkuan ku, Paul biasanya akan jinak jika bertemu paha dan dadaku. "Kemarikan puree nya," Olga yang masih menyaksikan adegan di depannya kini mendekatkan mangkuk berisi sarapan dari Paul ke arah ku.

Sebelum menyuapinya, aku harus menenangkan bayi gemuk di pangkuan ku terlebih dahulu. Ku balikkan badan gemuknya dan mendekatkan kepalanya di dadaku. Cara paling ampuh untuk menjinakkan Paul. Dan Paul yang merasakan sensasi empuk dari ku mulai menenggelamkan wajahnya disana diikuti dengan hembusan nafasnya yang menggelitik kulitku.

Ku biarkan ia disana selama beberapa menit sebelum ku balikkan badannya menghadap meja untuk selanjutnya ku suapi, alisnya sedikit berkerut saat ku putar badannya. Untungnya kali ini ia lebih tenang meski beberapa gerakan darinya membuatku berhenti sejenak, seperti saat ia yang menepuk nepuk kencang pahaku atau saat ia mencoba mengambil alih sendok di tangaku.

Perlahan, puree di mangkuk makannya habis tak bersisa, kini Paul sedang minum susu yang di serahkan oleh Olga. "Tuan muda hari ini lumayan tenang ya Madam, biasanya tuan muda selalu aktif saat jam sarapan datang dan menyisakan banyak sisa sarapannya yang tidak ia habiskan," Kata Olga yang masih melihat adegan di depannya, pundaknya tampak lebih rileks dibanding saat menyuapi Paul.

Melihat Paul yang selesai meneguk tetes terakhir dari cangkir membuatku sedikit menghembuskan nafas lega, pahaku sudah terasa sedikit mati rasa. "Olga, bantu Paul untuk bersendawa, kaki ku sedikit mati rasa," Olga dengan sigap mengambil paul dari pangkuanku dan disambut dengan ocehan menggerutu darinya.

Diangkatnya beban yang lumayan berat di pahaku memberikan kesempatan bernafas untuk pahaku. Kini yang tersisa hanyalah aku yang menyaksikan Paul yang sedang di bantu bersendawa oleh Olga. Kemudian maid yang mengantar tray makanan masuk setelah ku ijinkan dan membersihkan hidangan yang hampir semuanya telah tandas.

Brupp....

Suara sendawa dari Paul memecah ketenangan yang mengelilingi kamarku. Olga kemudian berjalan ke arahku "saya akan menyerahkan tuan muda kepada Lady Tatiana untuk dimandikan lalu akan membantu Anda bersiap siap," Kuanggukan kepalaku sebagai jawaban, kulihat paul di gendongan Olga balik menatapku dengan lama sampai punggung Olga menghilang dari pandanganku.

••••

Segera ruangan yang sebelumnya ramai sekarang hanya tersisa diriku dan keheningan yang menenangkan, membuat pikiranku mengelana. Kini, ingatan dari dunia modern mulai memenuhi kepalaku, mencoba melekat denganku meski aku telah berpindah tubuh. Gambaran dari panti asuhan, wajah dari banyak orang tua yang kini telah kulupakan namanya, kumpulan anak anak berbagai usia, pekerjaan part time ku yang menumpuk lalu ada mobil, garasi dan rokok.

Dengan cepat ku gelengkan kepalaku pelan sembari memejamkan mata sejenak, mencoba memfokuskan otak ku sendiri agar tidak tenggelam dengan kenangan gelap. ku putuskan lebih baik menggali informasi lebih lanjut mengenai suami Alexandrina atau sekarang bisa di sebut suamiku.

Selain namanya banyak hal yang tidak ku ketahui soal Alexei, suamiku yang akan pulang esok hari. Seperti bagaimana sifat aslinya, apa makanan kesukaannya, apakah ia orang yang suka tidur tengah malam atau apakah ia memiliki alergi terhadap sesuatu. Semuanya masih menjadi kabut tebal soal dirinya.

Untungnya ada beberapa hal yang diketahui oleh Alexandrina, diantara nya tentang sosok Marchioness yang menjabat sebelum Alexandrina, lady Katarina Alise Bulsofik. Seorang lady yang berasal dari keluarga Duke dan ibu kandung dari Paul. Mereka berdua menikah selama dua tahun sebelum akhirnya ia meninggal saat melahirkan Paul. Dikatakan bahwa keduanya tidak saling mencintai, namun alasan di balik menikah nya mereka berdua tidak pernah di ketahui.

Selanjutnya ialah tentang satu satunya wanita yang dicintai oleh sang Marquees, putri dari Earl of Brisis, lady Margareth Genevieve Agustin. Wanita yang juga berasal dari negara kelahiran Alexandrina. Latar belakang keluarganya berasal dari bangsawan bergelar Earl, pangkat yang setara dengan milik keluarga Alexandrina, Count of Leninghen. Nama margareth sangatlah akrab di telinga 2 negara, Bultemargen dan Yusakov. Bagaimana tidak, Margareth berhasil membuat dirinya menjadi incaran seorang Duke yang menjabat sebagai komandan angkatan Darat negara Bultemargen lalu mendapatkan cinta dari marquees berpengaruh dari negara Yusakov.

Nama mereka selalu menjadi topik pembicaraan hangat di court maupun kalangan bawah. siapa yang tidak tertarik dengan cinta segitiga antar Duke dan Marquees yang memperebutkan putri seorang Earl. Sayangnya, diluar prediksi semua orang, Margareth tidak memilih siapapun di antara mereka dan memilih pergi dari Bultemargen setelah mendapat gangguan tak berujung dari lady Joséphine, mantan tunangan alfonso dan cibiran di court yang menuduhnya menggunakan tubuhnya untuk mengikat sang Duke dan Marquess.

Setelah kepergian Margareth, kehidupan dari dua pria yang patah hati ini kemudian berjalan seperti biasanya setelah beberapa saat. Alexei menjadi suamiku, Alfonso menikahi wanita lain, Bahkan Joséphine menikah dengan pria lain berpangkat rendah, Baron, berkat hukuman dari Alfonso untuknya.

Meski begitu nampaknya kedua pria itu masih mencintai Margareth, terbukti dari keputusan Alfonso yang menikahi sepupu margareth dan Alexei yang memperlakukan Alexandrina seperti angin lewat. Awalnya ku pikir ia masih mencintai Katerina namun ku hapus kemungkinan tersebut setelah melihat ingatan tentang Alexei dan Margareth.

Saat sedang serius dengan ingatan Alexandrina tiba tiba ketukan heels dengan tempo cepat mendekati ruanganku dan pintu kamarku terbuka. Ku tengok kan kepalakku menuju sumber suara dan mendapati Olga yang mencoba mengendalikan nafasnya, belum sempat ku tanya apa yang sedang terjadi ia lebih dulu membuka mulut "my biggest sincere apologies, Madam. Maaf atas kelancangan saya yang membuka pintu tanpa ijin anda, namun saya terburu buru mengabarkan kabar dari Butler, bahwa His Grace sedang dalam perjalanan pulang dari Imperial Castle di ibukota," Informasi dari Olga membuatku tertegun, speak of the devil itself, dia muncul saat aku sedang memikirkan nya.

Aku tak terlalu khawatir jika harus bertatapan langsung ataupun menyambut Alexei, aku hanya harus memasang wajah tenang seperti biasanya lalu kembali ke kamarku. Lucunya disini yang terlihat lebih panik daripada ku adalah Olga, seolah dunia akan berakhir saat Alexei menginjakkan kaki di halaman luas milik keluarga Bulgavia.

Tak ingin memperpanjang waktu yang seperti nya membuat nyawa Olga juga semakin pendek, ku lambaikan tanganku memberi nya ijin untuk membantuku bersiap. Seperti yang di harapkan, Olga dengan cepat memanggil maid yang sepertinya berjumlah 8 orang masuk dan menyiapkan air untukku mandi.

Air hangat, essential oil, flowers petals, sisir, make up, masker wajah, dress dan berbagai perhiasan telah disipakan dalam kedipan mata. Selanjutnya, ku serahkan sisa nya kepada para maid.

Pijatan dan gosokan lembut pada badan serta kulit kepalaku terasa memabukkan. Wangi dari essential oil memenuhi kamar mandiku. Setelah nya, rambut ku dikeringkan, kuku ku mendapatkan perawatan dari tangan tangan lentik maid dan wajahku di lapisi masker yogurt.

TBC....

Tahukah kamu, satu comment dan vote darimu setara dengan 10 bar energi untuk mengisi daya penulis *wink

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Ending Before The Beginning : Cold Hearts, Royal BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang