Prolog

577 82 13
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Tepat pukul satu siang, masjid besar di kota jakarta tengah mengadakan kajian rutin yang di hadiri banyak jamaah.

Berbagai usia ada di sana, dari yang ibu-ibu sampai anak-anak pun ikut serta, karna selain kajian panitia juga mengadakan lomba qiroati untuk anak usia 5 sampai 12 tahun.

"Sebagai manusia Allah lah yang lebih utama untuk kita cintai, sebagai makhluk nya kita tidak boleh mencintai makhluk lain melebihi cinta kita kepada Allah." Tema ceramah kali ini soal tauhid tapi tadi ada satu orang yang bertanya soal perasaan hambar saat ibadah, karna kecintaan nya kepada sang pencipta blum cukup besar.

"Taruhlah Allah ibarat kiblat cinta untuk semua makhluk, setelah nya baru cintai Rasullullah."

"Setelah kita yakin cinta untuk Rasullullah ada di hati kita, baru kita boleh mencintai makhluk lain, seperti ibu-ibu sekalian mencintai suaminya atau anak-anaknya."

Seorang pemuda bergamis putih dengan senyum kalem nya duduk di kursi depan, memberi nasehat-nasehat penting, menjadi narasumber untuk kajian kali ini bersama salah satu kyai besar yang juga duduk di kursi lainnya.

Huaamm

"Bu tsumu ngantuk, kapan sih selesai nya?" Ucap gadis kecil berusia sembilan tahun yang saat ini ikut duduk di tengah-tengah jama'ah lain, ia menguap berkali-kali, juga membenarkan duduknya berkali-kali karna kantuk yang tak dapat di tahan.

"Ibu kan bilang tsumu harusnya di rumah aja sama ayah, sama adek, ini ngikut-ngikut."

"Kapan selesainya?"

"Sabar, pak ustadz nya kan masih ngejelasin"

Atsumu kecil yang sebelumnya bersandar malas di pundak ibunya lantas duduk tegap "Ibu ga boleh tau manggil gitu, kata ayah kalo orang masih muda ga boleh di panggil pak nanti dia tersinggung"

Ibu muda itu tersenyum lantas mengangguk "Iya, maksud ibu mas ustadz nya" memang benar yang atsumu katakan, laki-laki di depan sana masih sangat muda, mungkin masih SMA? atau baru lulus SMA? entahlah.

Karna posisi Narasumber bukan hanya satu orang, jadi mungkin mas ustadz yang di maksud ini sedang dalam proses belajar, tapi menurut para jama'ah cara penyampaian beliau sudah sangat bagus.

"Jadi masih lama Bu?"

"Iya, sabar yah nak, tsumu mau apa? laper? Ini sambil di makan jajanya" 

Atsumu menggeleng, kepalanya kembali menghadap ke depan dan memperhatikan penjelasan ustadz muda tersebut.

"Buk kenapa ustadz nya ga berdiri? kenapa duduk aja?"

"Ibu ga tau"

"Dia ga bisa jalan ya Bu?"

"Hits ngomong nya, bisa dong kan tadi masuk juga sambil jalan"

.

.

Kiblat cinta [Haikyu Religi]Where stories live. Discover now