[03] Kembalinya Sang Pembimbing

3 0 0
                                    

"Tidak mau juga tidak apa-apa, tidak ada paksaaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak mau juga tidak apa-apa, tidak ada paksaaan. Toh, kalian sendiri juga membutuhkan ini." Zergan memutar pelan gelas reaksi dengan sedikit penyempurnaan terbaru.

Setelah datang dan memastikan seperti apa keadaan dimensi itu, ramuan bisa disesuaikan, misal jangka waktu bertahan pada ramuan dan kekebalan anti gas beracun karena udara di tempat itu benar-benar bertentangan dengan mereka.

"Siapa yang memercayaiku, bisa menerima ramuan ini. Pertama-tama, aku akan meneguk untuk diriku sendiri, dan kalian bisa melihat reaksinya." Pemuda alchemist dengan kulit pucat itu meneguk ramuan super pahit buatannya sendiri. Kali ini, ia tak bisa berkata-kata pada rasa ramuan. Tak banyak yang bisa ia lakukan dalam waktu yang sangat terbatas itu.

Xion mentanap Zergan yang mengulurkan gelas ramuan pada dirinya dan dua temannya—mereka tampak masih meragukan ramuan itu. Lalu, untuk pertama kalinya setelah Zergan, pemuda itu meneguk ramuan.

"Aku malas menunggu. Dadaku sudah terlalu sesak," ujar pemuda itu.

"Kita sebaiknya memang saling percaya." Robin berujar lalu meneguk ramuan sambil memejam, menahan rasa pahit pada indra perasanya yang seolah-olah mati rasa seketika itu juga. "Akh, tetap rasa dari ramuan ini tidak bisa dipercaya."

Dengan ragu, Geera meneguk ramuan pahit itu. Rasa panas kembali menjalar pada tubuhnya. Ia terbatuk-batuk. Namun, dia dapat merasakan efek dari ramuan yang cukup cepat. Kepalanya memang sedikit pening, pandangannya pun kabur untuk beberapa detik. Ia lalu menatap Zergan yang juga menatapnya dengan penuh tekad dan ambisi.

Rasa sesak di dada mereka mulai berkurang. Napas pun menjadi lebih ringan dari sebelumnya.

"Sudah kukatakan, bahwa aku tidak berniat membunuh kalian," gumam Zergan.

"Lebih baik sekarang kita berpikir apa yang harus kita lakukan. Tempat ini akan semakin aneh jika kita tidak bergerak," ujar Robin.

Geera dan Xion mengangguk setuju.

"Sepertinya kita harus menjelajahi tempat ini." Xion menatap lengannya. Bekas sayatan itu masih menghitam, membuat infeksinya terlihat makin jelas.

Sosok tegap dengan tubuh berotot yang tampak familier itu muncul secara tiba-tiba di hadapan Tim Cancer. Seketika mereka terdiam, tak ada satu pun yang berbicara.

"Aku sudah menjelajahi tempat ini dengan singkat, dan menemukan peradaban yang cukup unik. Di dimensi ini, bukan mereka yang aneh, tetapi kita."

"Dari mana saja?" Geera bertanya dengan bersungut-sungut.

Mereka semua hampir saja mati dibantai mahkluk-mahkluk berjubah itu dan Desmon datang dengan santainya setelah semua kekacauan berakhir.

Desmon tertawa pelan. "Tugas pertamaku memang menyelidiki tempat ini."

Robin dan Geera menatap pembimbing mereka sambil menahan tawa. Knight of hyperion dengan kemampuan bertarung yang hebat itu tetap saja tak bisa bertahan di Spaceliner tanpa ramuan bertahan hidup. Wajahnya memerah dan mulai terbatuk-batuk. Ia tidak tahu saja bahwa mereka sudah meminum ramuan baru.

Space Odity: Vanquish or Be VanquishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang