-Part 34-

804 145 33
                                    

Pagi harinya, apartment Chaeyoung kedatangan seorang cowok yang ditugaskan untuk menjaga Dowon.

"Nama aku Reon tapi kamu bisa memanggil aku Oppa. Aku adalah perawat yang ditugaskan untuk menjaga Tuan Dowon" Cowok itu memperkenalkan dirinya.

"Baiklah Oppa. Nama aku Chaeyoung"

Reon tersenyum "Kamu bisa mengirim jadwal rawatan Tuan Dowon ke nomer aku dan aku akan membawa Tuan Dowon untuk rawatan dirumah sakit" ujarnya memberikan kartu namanya kepada Chaeyoung.

Chaeyoung menerima kartu nama itu lantas dia menyimpan nomer Reon diponselnya. Tidak lupa juga dia mengirim jadwal rawatan sang Appa kepada cowok itu.

"Aku harus berangkat kerja sekarang. Kalau ada apa apa, Oppa bisa kabarin aku" ujar Chaeyoung diangguki oleh Reon.

Chaeyoung beralih berjongkok didepan Dowon yang duduk di kursi roda itu "Appa, Chae harus berangkat bekerja sekarang. Maafin Chae karena tidak bisa menjaga Appa. Appa tenang saja, Reon Oppa pasti menjaga Appa dengan baik. Chae pamit kerja dulu ya Appa"

Cup

Buat pertama kalinya Chaeyoung mengecup pipi Dowon sebelum kakinya melangkah pergi dari sana.

"Hati hati Nak" batin Dowon menatap kepergian Chaeyoung dengan tatapan sendu.

"Tuan, ayo saya mandikan Tuan sekarang" ajak Reon membawa Dowon memasuki kamar mandi.

Cowok itu langsung saja menjalankan tugasnya sebagai perawat yang akan mengurus Dowon.

*
*

Dengan senyuman dibibirnya, Chaeyoung terus menyambut kedatangan orang orang yang datang ke cafe.

"Selamat datang. Mau pesan apa?" Tanya Chaeyoung yang bertugas untuk mengambil pesanan.

"Hot chocolate sama banana muffins. Take away ya"

"Baiklah. Totalnya 3000 won"

Setelah membayarnya, pelanggan itu langsung berganjak duduk dibangku kosong untuk menunggu pesanannya.

Chaeyoung pula sudah beralih menyambut pelanggan yang lain.

"Selamat dat-"

Omongan Chaeyoung terhenti. Gadis ini menelan ludahnya dengan kasar ketika melihat sosok yang berdiri didepannya.

"J-Jennie Eonnie" gumamnya pelan.

Jennie juga tidak kalah kagetnya namun dia tetap mempertahankan wajah datarnya itu "Ice Americano di take away"

"Eonnie tidak bisa meminum coffee waktu pagi. Nanti perut Eonnie sakit" ujar Chaeyoung khawatir.

"Itu bukan urusan kamu Chaeyoung-ssi. Kamu hanya pekerja disini, jadi jangan ikut campur urusan aku"

"E-Eoh" Chaeyoung tersenyum miris "M-Maaf" ujarnya bergegas mencatat pesanan Jennie.

"Berapa totalnya?" Tanya Jennie datar.

"2500 won"

Jennie mengeluarkan beberapa lembar uang lantas dia memberikannya kepada Chaeyoung "Simpan saja kembaliannya"

"Terima kasih Jennie-ssi"

Deg

Hati Jennie berdenyut sakit ketika sang adik tidak lagi memanggilnya Eonnie.

Bukankah dia sendiri yang memulakannya dari awal? Terus kenapa juga sekarang dia yang malah merasakan sakitnya?

Setelah pesanannya datang, Jennie langsung mengambilnya dan bergegas pergi dari sana. Dia sudah tidak mampu menahan air matanya lagi.

Senja ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang