Bab 28

20 3 11
                                    

Selamat membaca🌼

Dua tahun kemudian

Adel sebentar lagi merayakan ulang tahunnya yang kedua. Alisa sangat bersyukur sekali melihat tumbuh kembang Adel yang sangat bahagia dan sehat. Adel tumbuh seperti anak yang lain. Ia mengurus anaknya seorang diri dan dibantu oleh Ibunya.

Alisa membantu Ibu Diana di warungnya dengan menambah dagangan pop ice untuk anak-anak. Alisa bersyukur sekali dagangan pop icenya laku dan bisa menambah pundi uangnya.

Ketika Alisa sedang membereskan meja pop ice serta merapihkan blender dan termos es nya. Ibu Lela datang ke warung pop ice milik Alisa.

“Udah beres-beres aje, Lis. Laku banyak pop icenya hari ini?” tanya Ibu Lela basa basi.

“Alhamdulillah Ibu Lela. Ibu mau dibuatin pop ice juga?” Alisa menawarkan kepada Ibu Lela.

“Boleh dong satu ya rasa coklat aje. Kayaknya seger minum yang manis-manis” jawab Ibu Lela

“Siap Bu Lela, aku buatin dulu ya.” 

Alisa langsung membuatkan pop ice coklat untuk Ibu Lela. Pop ice pun sudah jadi, dan ia memberikannya kepada Ibu Lela. Ibu Lela pun langsung membayar pop ice tersebut.

“Tumben Ibu Lela gini hari udah pulang?” tanya Ibu Diana.

“Iye Mpok, aye sebenarnya pegel Mpok kalo disuruh ambil dua shift sekaligus. Jadi aye tadi kabur. Karena gitu sih Supervisor, shift siang ada yang enggak masuk, eh shift pagi disuruh nerus sampai malam. Ya pegel lah. Emang kita enggak punya kehidupan apa diluar. Perusahaan sih enak, kalo ada pegawainya yang mati langsung cepat di ganti yang rugi kita lah yang mati ya ‘kan. Gaji enggak seberapa, lemburan juga enggak seberapa tapi disuruh loyalitas tanpa batas kayak gitu” adu Ibu Lela kepada Ibu Diana.

“Oh berarti sedang kekurangan orang ya di tempat Ibu Lela?” tanya Ibu Diana.

“Iye Mpok, jadi ntu ada temen aye dia kayaknya lagi bunting. Uwe-uwe mulu terus sekarang jarang masuk katanya sakit tapi enggak ada surat dokternya. Jadi yang ketempuan yang kayak saya gini yang enggak punya laki, alias janda disuruh kerja ampe malam. Ya saya mah ogah, kerja mah secukupnya aja sesuai porsi yang di dapat aja ya ‘kan.” Jawab Ibu Lela sambil menyeruput pop icenya.

“Iya bener sih, dari pada kita kerja terlalu keras. Terus gaji enggak seberapa. Badan kita remuk. Bos ‘kan mana tau ya kan” timpal Ibu Diana.

“Nah itu maksud saya” Ibu Lela membenarkan ucapan Ibu Diana.

“Ibu Lela, maaf saya mau tanya di tempat Ibu Lela masih ada lowongan kerja enggak buat saya?” sela Alisa bertanya kepada Ibu Lela.

“Emang kamu mau kerja, Lis?” tanya Ibu Lela kepada Alisa.

“Iya Bu, kan dua bulan lagi Adel ulang tahun yang kedua. Saya mau beliin dia mainan sama kue ulang tahun yang kayak di toko kue yang ada gambar barbie nya. Dia mau kue ulang tahun yang seperti itu” ucap Alisa kepada Ibu Lela.

Ibu Diana yang mendengar ucapan Alisa merasa sedih sekali. Cucunya kasihan sekali tidak seperti anak-anak yang lain. 

“Yaudah nanti saya tanyain sama supervisor saya ya, siapa tau ada. Kamu siapin aja lamaran kerjanya ya, Lis.”

“Makasih ya Bu Lela. Mudah-mudahan ada lowongan di tempat Ibu.” 

Ibu Lela pun pamit dari warung Ibu Diana. Alisa pun membereskan meja yang ia gunakan untuk berjualan pop ice. Setelah itu ia masuk ke dalam rumah dan melihat Adel sedang menonton kartun upin ipin di tv.

Karena hari sudah sore, Alisa memandikan anaknya. Setelah mandi, ia mengeringkan Adel dengan handuk serta mengambil baju yang bergambar kartun Sofia. Setelah pakai baju selesai, ayu menyisir rambut anaknya dan memberikan bedak sedikit di wajah Adel.

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now