Varo hanya mengela nafasnya dan mengangguk pasrah. Ia masuk ke kamarnya untuk mandi dan berisap-siap.

Selang setengah jam kemudian, Varo sudah rapih. Jam masih pukul lima pagi. Jihan hanya menaruh pesan beserta uang untuk belanja kepada Alisa di meja makan. Karena ia sungkan membangunkan Alisa di kamarnya. 

Varo mendorong koper milik istrinya dan memasukan ke mobilnya. Ia memanaskan mobilnya terlebih dahulu, setelah itu mereka langsung jalan menuju bandara.

 Alisa baru bangun jam enam pagi. Ia keluar dari kamarnya. Namun, keadaan rumah nampak sepi. Ia langsung ke dapur untuk mengambil air hangat.

Alisa melihat ada amplop di atas meja makan. Ia pun membuka amplop tersebut ada pesan didalamnya dari Rania untuknya. Ternyata majikannya itu dinas keluar negri dan meninggalkan uang belanja untuk tiga minggu ke depan.

Uang di amplop tadi ia simpan di laci di kamarnya. Setelahnya Alisa mencuci piring dan membuat susu hamilnya. Ia tidak mengerti kenapa pagi ini, Ia ingin sekali buah strawbery. Ia pun mengecek persediaan di kulkas. Ternyata ada buah tersebut. Ia pun langsung mencuci buah itu dan menikmati buah strawbery dengan di dampingi susu hangatnya.

Sehabis makan buah. Alisa membuat roti bakar isi selai coklat. Pagi ini ia tidak mau makan nasi atau sejenisnya. Namun, setelah makan pasti ia memuntahkan makanan tadi.

Setelah sarapan ia pergi ke lantai atas untuk melihat pakaian yang sudah kering dan menaruhnya di keranjang baju untuk ia setrika.

Ia pun memulai menyetrika baju majikannya. Selang dua jam kemudian ia pun menyelesaikan dan memisahkan baju majikannya dan menyusunnya di keranjang kembali.

Ketika ia ingin turun ke bawah, tiba-tiba kaki Alisa terpleset dan membuat pakaian di keranjang tadi terjatuh dan berserakan di lantai. Ia masih beruntung masih memegang gagang tangga sehingga ia tidak langsung terjatuh. 

Alisa turun dengan kaki yang tertatih karena ia merasakan kakinya sangat sakit. Ia langsung memungut pakaian yang bererakan di lantai dan memasukkannya kembali ke keranjang tadi.

Sepertinya Alisa harus bilang kepada majikannya itu untuk memindahkan meja untuk menyetrika di lantai bawah saja tepatnya di depan kamarnya. Karena ia tidak mau terjatuh lagi takut membahayakan diri serta anak di dalam kandungannya.

Varo baru tiba di rumah setelah mengantar istrinya ke bandara. Wajahnya tampak lesu sekali ketika ia menaiki tangga menuju kamarnya.

Alisa sebenarnya kasihan kepada majikan laki-lakinya itu. Selama ia disini, Ibu Riana sudah dua kali dinas keluar kota dan meninggalkan Pak Varo sendiri di rumah. 

Padahal kemarin majikannya sempat sakit namun sepertinya Pak Varo tidak memberitahukan itu kepada istrinya. 

Alisa pun langsung menggelengkan kepalanya. Untuk apa ia ikut campur urusan majikannya. Ia harusnya bersyukur sudah dibantu dan ia harus kerja dengan rajin supaya mereka yang memperkerjakan Alisa tidak kecewa.

Hari sudah siang, Alisa sudah selesai memasak makan siang untuk majikannya. Ia memasak ayam goreng mentega dan cah kangkung. 

Ketika Alisa ingin memanggil majikannya di lantai atas. Ternyata majikannya itu sudah duduk di kursi ruang makan.

“Maaf pak, bapak mau makan siang sekarang atau nanti?’ tanya Alisa kepada Varo.

“Nanti saja saya belum terlalu lapar” jawab majikannya tersebut.

Alisa yang hendak pergi dari ruang makan ditahan oleh Varo, “Kamu mau enggak temenin saya makan siang” pinta Varo.

Alisa tampak kaget dengan tingkah laku majikannya ini, “Bapak makan duluan saja, nanti saya nyusul. Saya mau mandi dulu karena bau saya masih bau bawang. Saya permisi dulu.” Alisa pun meninggalkan Varo sendirian di ruang makan dan menuju kamarnya.

Varo pun menunggu Alisa selesai mandi, karena ia tidak ingin makan sendirian.

Selang setengah jam kemudian, Alisa sudah selesai mandi dan merasa segar sekali. Ia pun langsung ke ruang makan lagi. Ia melihat piring yang ia letakkan tadi belum disentuh oleh majikannya.

“Bapak belum makan?” tanya Alisa kepada majikannya.

Varo pun menggeleng lemah, “Saya tungguin kamu.”

Alisa pun langsung mengambil piring untuk majikannya yang ia isi dengan nasi serta lauk yang tadi ia masak dan langsung ia serahkan kepada Varo.

Varo hanya diam saja memandangi makananya dan ia juga bingung melihat Alisa berdiri seperti patung di hadapannya.

“Kamu enggak makan. Kamu enggak lapar. Kasian anak kamu, dia pasti lapar.” tunjuk Varo kepada perut Alisa.

Alisa langsung mengambil piring di belakang dan mengisinya dengan nasi dan lauk setelah itu ia membawa piringnya keluar dari dapur.

“Kamu mau makan dimana? Temani saya makan disini.” tunjuk Varo pada kuris meja makan yang kosong.

Alisa pun meletakkan piringnya di atas meja makan dan menarik salah satu kursi dan duduk disana.

Mereka makan dengan diam, sampai akhirnya Alisa bertanya kepada majikannya tentang masakannya hari ini.

“Gimana pak, masakan saya enak ga?”

Varo hanya mengangguk saja sambil mengunyah makanannya.

Setelah selesai, Alisa membereskan meja makan tadi. Ketika majikannya ingin meninggalkan ruang makan. Alisa mengintrupsi majikannya itu.

“Pak, maaf saya butuh bantuan Bapak untuk mindahin meja setrikaan yang diatas ke bawah. Tolong diletakkan di depan kamar saya aja karena tadi saya habis jatuh terpleset di tangga. Dan saya minta tolong juga mesin cuci dan jemuran tolong di pindahkan ke bawah juga ya Pak. Semoga memudahkan saya untuk melakukan tugas saya.” mohon Alisa kepada majikannya tersebut.

Varo pun mencerna semua permintaan Alisa. Ia sudah sangat salah membiarkan Alisa harus turun naik tangga apalagi Alisa sedang hamil pasti berat untuknya.

“Tapi kamu ga apa-apa ‘kan?” tanya Varo khawatir.

“Saya ga apa-apa, cuma kaki saya sakit. Tapi tadi udah saya kasih balsem. Saya minta tolong ya pak. Supaya memudahkan saya berkerja pak. Maaf ya pak, kalo saya merepotkan” mohon Alisa.

“Kamu enggak merepotkan kok. Salah saya yang kurang peka sama kamu. Yaudah nanti saya panggil orang dulu untuk memindahkan semuanya.”

“Terimakasih pak” setelahnya Alisa menuju ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

💕💕💕

The Young marriage(Sudah Terbit) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن