Isabella yang mengganti namanya menjadi Mariana Isabelle Beatriz Sofia setelah menikah dengan Alfonso menjadi tunangan dari Alfonso setelah Margareth mengumumkan bahwa ia lebih memilih Kaisar dari negara tetangga. Meninggalkan sejuta luka bagi Alfonso dan seorang Marquess yang terlanjur cinta padanya. Dan mengapa Isabella yang terpilih? Ya, karena Isabella yang merupakan first cousin dari Margareth membuat Alfonso memilihnya, berharap dapat memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Margareth lagi. Detail ini sempat di jelaskan di novel aslinya.

Sayang sekali bahwa orang tua dari karakter penting dari The Bloody Heiress jarang di sebut. Bahkan nama Isabella baru Elizabeth dengar, jikalau bukan karena Alfonso ia bahkan tidak akan menyadari bahwa Isabella adalah ibu dari salah satu male lead.

Setelah melihat keadaan sekarang, hanya kata kasihan yang terdapat di benak Elizabeth. Isabella yang malang. Sekelebat ingatan menusuk kepalanya, menampilkan ingatan Isabella. Seumur hidupnya dibandingkan dengan Margareth, lalu fakta bahwa suaminya hanya menikahinya karena ingin menjalin hubungan kembali dengan Margareth.

Satu senyum miring tercetak di bibir terpoles Isabella. Lucu, sekarang aku menjalani takdir yang sama dengan ibuku huh? Batin Elizabeth tertawa miris.

Memejamkan mata, Elizabeth kembali membatin merasa sedikit sesak di dadanya "Hei Isabella, kau tau, kita berdua memiliki wajah yang sama. Jadi sekarang biar kupinjam tubuhmu sampai ku temukan jalan keluar dari sini. Sampai saat itu tiba kumohon jangan libatkan aku dengan perasaan mu ini"

"Permisi Duchess, bisakah anda mengangkat sedikit kepala dan jangan memejamkan mata Anda? Saya sedikit kesusahan" Pinta sang pelukis membuyarkan pikiran Elizabeth sejenak, mendengar pinta tersebut Elizabeth mulai menegakkan postur dan tak terasa sketsa kasar tersebut selesai dibuat.

"Sempurna, Saya akan kirimkan lukisan nya dalam kurun waktu satu bulan kemudian. Sekali lagi selamat atas pernikahan Anda berdua, Duke dan Duchess. Saya undur diri" Ucap sir Charlos sambil membungkuk.

Alfonso dengan senyum tak sampai matanya hanya mengangguk dan sir Charlos keluar dari ruangan yang terasa semakin sesak bagi Elizabeth atau Isabella.

Lalu, Alfonso mengambil tangan Isabella yang masih menyatu di pahanyapahanya dan mengecup sedikit dimana cincin red Ruby terpasang apik di jari manisnya. Lalu berkata "Sayangnya Milady, meskipun saya ingin menghabiskan waktu dengan Anda, saya nampaknya masih memiliki banyak urusan terkait acara malam esok," Sambil tersenyum dengan senyum tak sampai matanya yang khas.

Bohong. Alfonso hanya akan menulis surat kembali ke Margareth, mengabarkan bahwa ia telah menikah dengan Isabella dan berharap kehadirannya pada acara malam nanti. Lagipula ia adalah seorang Duke, terdapat berbondong-bondong sekertaris cakap yang dapat mengatur acara tersebut. Namun Elizabeth memilih tak hiraukan.

"Tentu saja Milord. Saya tentu tau betapa sibuknya Anda" Memasang wajah manis dengan terpaksa, Elizabeth yang sekarang menjadi Isabella menjawab. Lalu, berdiri dari sofa, menarik sejumput dress pernikahan putih nya dan membungkuk memberi hormat sebelum ia berbalik meninggalkan ruangan tersebut.

Menurut buku panduan tata krama, tentu tak sopan mendahului sang Duke meskipun kau adalah istrinya, tapi Elizabeth tak tahan lagi seruangan dengan seseorang yang mengingatkannya dengan sang bajingan.

•••••

Setelah menutup pintu besar di belakangnya Isabella dikejutkan dengan barisan maid yang telah menunggu nya.

Seketika mereka semua membungkuk dan memberi salam pada Isabella "hormat kami kepada yang mulia Duchess Isabelle, mulai hari ini kami mendapat berkah untuk melayani anda. Saya Juliette yang akan menjadi lady in waiting anda mulai dari sekarang. Di belakang saya juga termasuk maid Anda namun untuk urusan lebih pribadi Anda dapat memanggil saya," Gadis berambut ebony yang memimpin barisan maid membuka suara.

Sepertinya muscle memory Isabella lebih kuat daripada reflek Elizabeth jikalau tidak sudah pasti ia akan menjerit setelah di kepung banyak maid. "Terima kasih atas kerja sama nya, saya harap bantuan dari kalian mulai sekarang" Ucapan tersebut meluncur bebas dari bibir Isabella.

Lalu Juliette menuntun Isabella menuju kamar pribadi sang Duchess. Kamarnya megah, seperti yang diduga. Tapi Elizabeth terlalu pusing dengan hiasan kepala dan tak memperhatikan lebih lanjut kamar yang akan ia tempati untuk entah berapa lama.

Juliette bersama beberapa rekannya mulai membantu Elizabeth melepas aksesoris dan gaun nya. Mulai dari lapisan terdalam, corset dan crinoline. Tiara dan untaian mutiara di letakkan pada satu kotak kayu Mahoni. Selanjutnya hiasan wajah di bersihkan. Badan Elizabeth tak pernah merasa seringan ini sebelumnya.

Tiba tiba saja ia telah terbaring di ranjang super besar dan lembut. Tak perlu menunggu lama kelopak matanya tertutup otomatis. Menjemput mimpi pulau kapuk.

TBC...

Kalian ngerasa cerita ini terlalu dragging kemana mana gak? Aku ngerasa ini kebanyakan detailnya...

Art : A posthumous portrait of Maria Isabel of Portugal in front of the Prado, whose building she led.

The Ending Before The Beginning : Labyrinth Of LoveWhere stories live. Discover now