15

476 60 9
                                    

Satu bulan ini Xiao Zhan terus memakan buah melon. Lebih banyak mencemili buah hijau itu daripada makan nasi atau yang lainnya. Sampai-sampai Yibo ketat sekali mengawasi istrinya itu makan. Wang Yibo hanya tidak mau terjadi apa-apa dengan Xiao Zhan dan bayinya. Maka dari itu dia selalu mengecek kembali menu-menu makanan yang ditentukan dari dokter.

Pagi ini Zhan juga makan dengan buah itu. Setelahnya minum susu hamil. Yibo memaksanya makan nasi walaupun sedikit. Atau paling tidak makan roti gandum. Tapi pria manis itu menggeleng ribut. Katanya mual. Wang Yibo lalu menghela nafas.

"Ayolah Ge. Sedikit saja ya? Atau mau kupangku?"

"Tidak mau. Pahamu keras." Jawab Zhan enteng. Sedangkan Juan sudah menertawai Yibo. Seakan mengejeknya. Sudah beberapa minggu ini Zhan tidak mau pangku.

"Diam kau Juan."

Delikan ayahnya bahkan tidak berpengaruh padanya, Juan tetap menatapnya dengan senyuman mengejek.

"Ibu. Makanlah sarapannya dulu. Buahnya bisa dimakan nanti." Juan.

"Tidak bisa Juan. Hanya mau melon."

Juan mengangguk paham. "Setidaknya satu atau dua gigitan. Biar adikku sehat."

Akhirnya Xiao Zhan mulai berpikir. Juan benar, dia sedang dalam pengawasan dokter agar nanti melahirkan dengan aman. Rahimnya tidak sekuat dulu, butuh energi lebih dan pengurangan berat badan.

"Bagaimana nanti jika mual?"

"Mau Juan buatkan teh jahe?"

"Baiklah." Zhan mendesah pasrah. Dia harus sehat.

Saat mendengar Zhan mau makan, Yibo pun bernafas lega. Xiao Zhan hampir membuat Yibo khawatir.

"Kau bekerja, Ge?"

"Tidak. Ada yang sudah mengurus perusahaan untuk sementara."

"Bagus. Diam saja di rumah jangan kemana-mana jika tidak dengan Juan atau aku."

"Iya iya pak singa." Celoteh Zhan.

Setelah itu datanglah Juan dengan teh hangatnya. Secangkir teh itu diletakkan di sisi mangkok buahnya Zhan. Juan pun memberikan kecupan di ujung kepala ibunya. Menumpahkan rasa kasih sayangnya untuk sang ibu. Yibo yang melihatnya seperti ada yang terbakar. Bau-bau cemburu.

"Juan ingin joging sebentar. Bu."

"Iya hati-hati.

"Kau tidak sekolah?" Yibo mengernyit.

"Libur. Laoshi-laoshi sedang sibuk rapat untuk bazar."

"Oh ya? Bazar apa?" Ini Zhan yang antusias membuat Yibo menoleh dengan cepat.

"Entah. Acara ulang tahun sekolah."

Zhan mengangguk dan mengerucutkan bibirnya membentuk o. Setelah dirasa tidak ada yang dibicarakan Juan keluar rumah dan gedung apartemen. Dia ingin berjoging ria di taman kota.

"Ayo makan." Zhan menyumpit sarapannya dengan senyuman.

"Makan yang banyak." Yibo mengusak rambut Zhan. Empunya sampai tersipu. Padahal Yibo sering melakukan itu tapi rasanya masih sama gurihnya.

♥️♥️

Malam pun tiba, waktunya manusia kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat dari kegiatan seharian yang melelahkan—kecuali mereka yang bekerja di malam hari. Wang Yibo sendiri sudah kembali ke rumah.

Sekarang pria itu bersandar di kasur. Matanya memandang langit kamarnya yang dihiasi lampu temeram di samping lampu utama. Pikirannya menerawang jauh tentang bagaimana menjaga Xiao Zhan agar tetap sehat. Meskipun sepele tapi bagi Yibo itu menakutkan. Bayang-bayang buruk sering kali menghantui pikirannya. Siapa yang tidak takut?

[END] Little Whoreson S2Where stories live. Discover now