-1-

3 1 0
                                    

Dan kurasa, itulah yang membuatku terjerumus ke dalam kehidupan bocah dungu ini.

Dengan Yoha, elangku yang ternyata berhasil selamat secara utuh dari kobaran api biru yang tiba-tiba menyerbak dalam waktu singkat, aku bisa mengintai kehidupan gadis itu dalam diaam. Mungkin kesannya memang tidak baik, apalagi dia adalah seorang perempuan. Perempuan dungu yang masih ada di kisaran delapan atau sembilan tahun. Kira-kira begitulah sedikit informasi yang ku dapat.

Namun, entah siapa nama gadis itu. Hanya saja orang-orang yang memanggilnya dengan nama Iliam.

Iliam, seorang gadis yang kebahagiaannya tak dapat dipastikan. Tinggal bersama neneknya yang tak lagi menganggap ibunya sebagai anaknya. Berujung menelantarkannya dengan cara yang tersirat, sangat tersirat. Bahkan otak dungu orang-orang disekitarnya tak ada yang sadar. Namun karena aku tidak dungu, maka aku sadar.

Sedangkan ayahnya, entahlah. Ada yang bilang dia pria bajingan, ada juga yang bilah bahwa ibunyalah yang jalang. Intinya, apapun yang telah terjadi dibalik kelahinyan anak itu telah membuatnya menjadi sosok bocah dungu yang tak pernah diharapkan, kecuali diharapkan segera mati. Helai rambut cokelat dari ujung teratas kepala, lalu berubah menjadi putih pada penghujung helainya. Itu alami. Membuatku dan Yoha kadang mengatainya sebagai bocah dungu yang ubanan diusia muda. Dan kurasa orang-orang juga begitu.

Karena itulah, setiap harinya kedunguan gadis itu membunuhnya. Dengan kaki tangan neneknya yang selalu bergerak perlahan untuk mencelakainya, dan mata otang-orang dungu yang tak pernah menadari pergerakan itu. Seharusnya gadis itu tersiksa. Seharusnya Iliam sengsara, seharusnya dia telah berteriak dan menangis sekencang-kencangnya.

Namun, saat ia hampir tertimpa papan kayu yang mengiklankan dagangan orang, ia tertawa. Saat ia ditinggal seorang diri di bawah derasnya hujan yang mengguyur kegelapan perempatan jalan, ia hanya diam. Saat ia terlilit syal di sebuah butik ternanya, ia tertawa. Saat ia berada di dalam kolam yang dipenuhi dengan belut listrik, ia malah terkagun dengan tumpukan belut di sekitarnya. Saat ia memotong ujung rambutnya dengan pisau di salah satu bangku kafe, ia hanya menganggapnya sebagai kesenangan belaka. Saat ia memuntahkan seluruh isi perutnya, ia hanya menganggap bahwa itu kesalahan cacing-cacing kecil yang tak mau berhenti menggelitik perutnya dari dalam. Saat ia berada di dalam tumpukan tisu supermarket, tentu saja ia bersenang-senang.

Hal itulah yang membuatku bertanya-tanya, apakah gadis ini tak pernah menyadari ribuan, bahkan miliaran sisi negatif dalam hidupnya?

"Tidak" seperti dugaanku, begitulah jawaban gadis dungu itu ketika aku menemuinya lagi pada suatu pagi tanpa keberadaan wanita tua yang menjalankan peran sebagai neneknya.

Kerena tentu saja jawaban itu membuatku makin penasaran, satu lagi pertanyaan yang tak penting pun ku lontarkan padanya. "Coba katakan padaku satu saja kebaikan yang pernah terlintas di delapan tahun hidupmu" ucapku.

Benar saja, dengan kesenangan yang terlintas di wajah dungunya, gadis itu menjawab, "aku suka ketika nenekku menyisir rambutku di salah satu pagi dalam seminggu, lalu ia mengatakan bahwa ayahku bajingan, ibuku jalang, sungguh pasangan yang serasi!" begitulah kalimatnya keluar dengan begitu mulusnya.

Yaampun, sekarang aku benar-benar menyesal menanyakan itu pada gadis dungu. Dan secara mengejutkan, gadis itu melanjutkan kalimatnya, kali in dengan sebuah intonasi yang terkesan berbeda.

"Sebenarnya tidak juga, itu bukanlah pengalaman yang membahagiakan, bukan? Namun, tak ada lagi yang dapat ku katakan. Nenekku orang jahat, ibuku orang jahan, ayahku orang jahat, begitu juga denganku. Apakah kau masih berpikir ada secuil kebahagiaan, bahkan sekecil biji sawipun yang ada dalam ruang lingkup orang-orang jahat? Dan satu lagi, aku tidak dungu" rasanya ucapan itu menembus jiwaku sampai ke akarnya.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Apr 13 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

I-L-I-A-MOnde histórias criam vida. Descubra agora