" kenapa kau belum tidur, sayang." Mew keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

" duduklah di sana. Aku akan mengeringkan rambut mu." Pinta Davika.

Mew pun duduk berhadapkan dengan cermin meja rias istrinya.

" apa kau lelah. Chup." Kecupan di pucuk kepala Mew.

" sangat lelah. Tapi rasa lelah ku terbayarkan oleh kecantikan dirimu." Mengelus wajah cantik Davika yang tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

" gombal." Senyuman di wajah Davika.

" hahahaha.." tawa Mew melihat wajah menggemaskan istrinya.

" rambutmu sudah kering. Ayo kita tidur, aku ingin di peluk oleh mu."

" baiklah, ayo kita tidur."

Mew merangkul pinggang ramping Davika menuju ranjang yang penuh dengan kehangatan.

Memeluk tubuh mungil istrinya dalam pelukan rindu darinya. Tak lama mata Davika pun tertutup rapat. Mew memandang wajah teduh istrinya. Istrinya sangat kesepian saat ia tak ada di sisinya.

" mungkin dalam beberapa bulan lagi kau akan mendapatkan teman baru di saat aku pergi bekerja meninggalkan dirimu, Dav." Mengelus wajah cantik Davika.

" kita harus bersabar sampai keturunan kita terlahir dari rahim Kana. Kana akan segera mengandung benih ku dan anak kita. Kita akan hidup bahagia dengan anak kita nanti, sayang." Membayangkan betapa bahagiannya hidup mereka setelah mendapatkan bayi dari Kana.

Mew mengecek ponselnya, tak ada satupun pesan atau panggilan tak terjawab dari Kana. Mew berpikir apakah Kana baik-baik saja atau tidak di sana.

Bahkan dokter sudah mengatakan padanya bahwa saat Kana terbangun nanti ia akan kesulitan merasakan sakit di tubuh bagian bawahnya.

" apa Kana baik-baik saja? Kenapa aku terus memikirkan keadaannya seperti ini." Bingung Mew.

Mew kembali mengingat kejadian dimana mereka saling bersentuhan tanpa ingin saling melepaskan di atas ranjang yang sama.

Saat Mew membayangkan bagaimana malam panas itu terjadi, di bawah sana menjadi begitu sesak kembali.

" akh sial!! Bagaimana penis ini bisa berdiri tegak saat aku tak sengaja memikirkan kejadian itu." Pusing Mew.

Ia melepaskan pelukan Davika pada tubuhnya dan segera pergi menuju kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu.




PENTHOUSE...

Malam ini Kana hanya diam saja di dalam kamarnya, memandang sisi tubuhnya yang tak ada siapapun di sana.

" apakah hidupku akan sesepi ini nanti?? Anakku akan diambil olehnya. Tak ada satupun orang yang akan tetapa berada di sisi ku." Meneteskan air matanya.

Rasa sesal sudah Kana rasakan, sejak Mew berbohong padanya.

" kau sudah membohongiku, Mew." Meremat kuat selimut yang menutupi tubuhnya.

" hiks hiks.. bodoh!! Kenapa aku harus menangis seperti ini. Aku bukan siapa-siapa untuknya. Aku hanya orang aneh yang menyewakan rahim ini padanya. Berhentilah untuk berharap lebih pada kenyataan yang tak akan pernah aku dapatkan. Hiks hiks.." menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Kana menangis tersedu-sedu di dalam kamar yang sangat dingin. Hingga tanpa sadar ia menutup matanya karena merasa lelah.

08:45 pagi..

Kana yang baru saja membuka matanya segera keluar dari dalam kamarnya untuk mengambil segelas air di dapur.

Saat Kana membuka pintu kamarnya tiba-tiba....

Surrogate Mother || MewGulf HIATUSWhere stories live. Discover now