-Part 21-

838 160 21
                                    

Malam harinya, Lisa terbangun dari tidurnya gara gara isakan kecil sang anak yang terus saja kedengaran itu.

"Eungh Chaeng-ah" lirih Lisa mengusap matanya lantas dia melihat jam yang baru menunjukkan pukul 3 pagi itu.

"Hiks hiks" Chaeng terus terisak tanpa membuka matanya. Bocah itu terus saja bergerak gelisah didalam tidurnya.

"Chaeng" Lisa mengusap keringat didahi sang anak dan sedetik kemudian rasa kantuknya langsung menghilang ketika menyadari suhu badan sang anak yang cukup tinggi itu.

Tanpa berlama lama lagi, Lisa langsung saja menekan tombol merah yang ada di atas headboard kasur sang anak.

"Shh, Mama disini" bisik Lisa.

Chaeng akhirnya membuka matanya dengan tangisan yang semakin keras.

"Hiks cakit Mama hiks hueekkk" secara tiba tiba dia muntah membuat Lisa semakin panik.

Bersamaan dengan itu, masuklah seorang Dokter yang menghampiri mereka.

"Permisi" Dengan segera Dokter itu melakukan tugasnya untuk memeriksa kondisi Chaeng.





Lisa akhirnya bisa bernafas lega setelah Chaeng kembali tidur dengan mengemut  sumber uyyu nya.

Tadi setelah Dokter keluar, dia langsung saja menggantikan baju Chaeng bersama bajunya yang kotor gara gara muntahan Chaeng.

Menurut Dokter, Chaeng mengalami demam panas gara gara efek kaget tercebur kedalam air.

Dan sekarang Lisa semakin emosi dengan tingkah Vion yang sudah membuat Chaeng kesakitan itu.

"Lihat saja nanti!" Gumam Lisa kesal.

*
*

Pagi harinya, Jisoo, Nini dan Haein memasuki ruang inap Chaeng untuk membesuk bocah kesayangan mereka itu.

"Li" panggil Jisoo.

Lisa yang sudah selesai mandi itu sontak menatap kearah Jisoo "Eoh Eonnie"

"Chaeng belum bangun?" Tanya Jisoo melirik sang ponakan.

Lisa menghela nafasnya dengan kasar "Belum Eon. Tadi malam dia menangis terus muntah. Dokter bilang dia demam panas"

"Ini semua gara gara si Vion! Tuh bocah benar benar bikin emosi ya!" Gerutu Jisoo dengan kesal.

"Nanti juga aku akan menghubungi Hantae Oppa. Anaknya itu sudah benar benar keterlaluan" ujar Lisa yang juga merasa kesal.

"Ini Eonnie ada bawakan sarapan untuk kamu" Jisoo meletakkan bungkusan makanan yang dibawa olehnya keatas meja yang ada disamping sofa.

"Kasian ponakan Uncle" ujar Haein mengusap kepala Chaeng dengan lembut.

"Daddy, Nini ingin melihat Chaeng" pinta Nini.

"Kesini" Haein langsung menggendong anak kesayangannya itu.

"Kasian Chaeng" lirih Nini sedih.

"Nanti Chaeng pasti sembuh kok. Nini jangan sedih ya" bujuk Haein mengusap punggung sang anak.

"Sekarang mendingan Nini ke sekolah" ujar Jisoo.

"Tapi Nini ingin menemani Chaeng" ujar Nini dengan sendu.

"Nanti setelah pulang sekolah, Nini bisa kesini lagi kok. Kita belikan ice cream juga untuk Chaeng" bujuk Jisoo.

"Baiklah Mommy" sahut Nini pasrah.

"Li, Eonnie pergi duluan ya. Eonnie ada shooting" pamit Jisoo.

"Iya Eon" sahut Lisa.

Setelah berpamitan, Jisoo bersama keluarga kecilnya berlalu pergi dari sana.

Sementara Lisa sudah mula memakan sarapan yang dibawa oleh sang Eonnie walaupun saat ini dia tidak mempunyai selera. Namun, dia tetap harus makan agar mempunyai tenaga untuk menyusui sang anak.

"Eunghh hiks Mama"

Isakan Chaeng membuat Lisa bergegas menghampirinya.

"Mama disini"

"Hiks endong" pinta Chaeng merentangkan kedua tangannya.

Dengan berhati hati Lisa menggendongnya. Chaeng langsung saja meletakkan kepalanya diceruk leher Lisa sementara tangannya yang terpasang infus itu diletakkan dipundak Lisa.

"Hiks" hanya isakan Chaeng yang kedengaran. Sekujur badannya terasa lemes namun dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain menangis.

Lisa bahkan bisa merasakan suhu badan Chaeng yang panas ketika pipi gembul Chaeng menempel di pipinya.

"Chaeng jangan nangis ya. Nanti sesak nafas loh" bujuk Lisa mengusap punggung sang anak.

Ceklekk

Lisa menatap kearah pintu ruang inap yang dibuka. Dia tersenyum senang ketika melihat sang Eomma namun dahinya sontak mengernyit bingung ketika menyadari kalau sang Appa juga ada bersama.

"Cucu Eomma kenapa?" Tanya Min-Ha.

"Dia demam panas Eomma. Tadi malam juga dia muntah" jelas Lisa.

"Apa kata Dokter?" Tanya Min-Ha khawatir.

"Chaeng masih harus dirawat dirumah sakit selama beberapa hari" sahut Lisa.

"Tuh, kamu lihat sendiri bukan? Cucu nakal kamu sudah bikin cucu aku sakit!" Marah Min-Ha kepada sang suami.

Sunwon berdecak kesal. Sejujurnya dia tidak ingin kesana namun sang istri terus saja memaksanya membuat dirinya hanya bisa pasrah.

"Vion masih kecil. Tidak boleh disalahkan. Namanya juga anak anak. Dia hanya ingin bercanda" ujar Sunwon membela Vion.

"Eungh hiks Mama" Chaeng bergerak gelisah.

"Chaeng mau uyyu?" Tanya Lisa.

Untuk pertama kalinya, Chaeng menolak uyyu yang ingin diberikan oleh sang Mama. Matanya mengantuk namun gara gara suhu badannya yang tinggi itu, dia merasa kesulitan untuk tidur.

"Lihat nih, ada Grandma sama Grandpa loh" ujar Lisa.

Chaeng akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatap sosok Min-Ha dan Sunwon.

Deg

Hidung dan pipi gembul Chaeng yang merah itu membuat Sunwon membeku.

Astaga, kenapa bocah itu menggemaskan sekali?

"Glandpa?" Suara lirih Chaeng mula kedengaran.

"Iya, itu Grandpa nya Chaeng" sahut Min-Ha memperkenalkan Sunwon kepada sang cucu.

Ehemm

Sunwon berdehem. Mati matian dia menahan dirinya daripada mencubit pipi bulat cucu yang tidak pernah dia anggap itu.

"Glandpa" panggil Chaeng.

"Apa Chaeng ingin digendong sama Grandpa?" Tanya Min-Ha.

Sunwon menelan ludahnya dengan kasar "K-Kamu apa apaan si" gugupnya.

"Ayo sini sama Grandpa" Min-Ha mengambil Chaeng dari gendongan Lisa lantas dia memberikan bocah itu kepada Sunwon.

Dengan kakunya Sunwon menggendong Chaeng.

"Glandpa" panggil Chaeng menenggelamkan mukanya diceruk leher Sunwon.

Min-Ha mati matian menahan tawanya. Dia tahu sang suami akan segera luluh dengan sikap manis cucu mereka itu.

"Biarkan saja mereka" bisik Min-Ha kepada Lisa.

Lisa pula hanya bisa tersenyum. Sekarang dia berdoa agar sang Appa bisa menerima sosok Chaeng.










Tekan
   👇

Puzzle Pieces✅Where stories live. Discover now