-Part 30-

676 136 20
                                    

Setelah kembali dari sekolah, Chaeyoung langsung saja kembali kerumah sakit dan dia memasuki ruang inap sang Appa. Terlihatlah sosok Chanyeol bersama Yeri yang berada didalam sana sementara Dowon hanya terbaring tidak sadarkan dirinya dengan pelbagai kabel yang terpasang dibadannya.

"Dimana Lisa?" Tanya Yeri.

Chaeyoung menggeleng lemah "L-Lisa benci sama Appa" lirihnya membuat Yeri dan Chanyeol saling tatap.

Perlahan lahan Chaeyoung menghampiri Dowon "Appa, Chae disini. Chae yakin, Lisa sebenarnya tidak benci kok sama Appa. Chae janji akan menyatukan keluarga kita kembali sebelum Chae menyusul Eomma" bisiknya dengan pelan.

Ceklekk

Pandangan mereka tertuju kearah pintu ruang inap yang dibuka itu.

Masuklah sosok Suho yang seakan menyeret Jisoo.

Chaeyoung terus saja menatap kearah Jisoo. Sudah lama dia tidak menatap wajah cantik Kakak pertamanya itu.

Rindu. Chaeyoung benar benar rindu. Jika dulu, dia bisa melihat wajah sang Kakak kapan saja yang dia inginkan namun sekarang ingin berbicara sama sang Kakak saja begitu sulit.

"Erm, Oppa sama Yeri akan menunggu dikantin rumah sakit" pamit Chanyeol yang membawa Yeri pergi dari sana.

"Chae, bagaimana kondisi Uncle?" Tanya Suho.

"Kondisi Appa belum stabil Oppa. Kepala Appa mengalami benturan keras terus tadi Appa kehilangan banyak darah" jelas Chaeyoung.

"Dia memang pantas mendapatkannya" timpal Jisoo.

"Soo" tegur Suho.

"Aku benar bukan?" Sambar Jisoo.

"Eonnie. Appa tetap saja Appa kita. Jangan ngomong seperti itu Eon" ujar Chaeyoung dengan lirih.

"Lo mendingan diam saja ya!" Sentak Jisoo.

"Sayang, sudah!" Halang Suho. Dia memegang kedua pundak Jisoo "Dia adik kamu. Jaga omongan kamu ya. Aku akan menunggu diluar"

Tanpa mendengar sahutan, Suho lantas berlalu keluar dari ruangan itu.

Seketika ruangan itu menjadi hening dan hanya mesin detak jantung Dowon yang kedengaran.

"B-Bagaimana kabar Eonnie?" Tanya Chaeyoung memecahkan keheningan.

"Buruk. Dan gue yakin lo tahu siapa yang menjadi alasannya!" Sahut Jisoo dengan datar.

Chaeyoung tersenyum miris "Iya, aku yang salah. Jadi Eonnie, Jennie Eonnie sama Lisa bisa menyalahkan aku. Tapi tolong jangan menyalahkan Appa. Aku tahu apa yang Appa lakukan sudah keterlaluan tapi Appa tetap Appa kita"

"Jangan menyalahkan Appa!? Ck, apa lo lupa apa yang Appa sudah lakukan hah!? Gara gara Appa, hidup gue hancur! Eomma pergi meninggalkan kita! Gue yang harus menanggung semuanya sendirian! Keluarga gue hancur Chae! Tidak ada lagi ikatan hangat persaudaraan gue sama adik adik gue! Semuanya hancur gara gara lo dan pria brengsek itu!" Teriak Jisoo dengan nafas yang memburu.

Jisoo benar benar marah. Namun tanpa Chaeyoung sadar, Jisoo marah kepada Chaeyoung hanya gara gara Chaeyoung yang terlalu baik karena masih mempedulikan sosok Dowon.

Andai bisa, Jisoo ingin menampar Chaeyoung agar adiknya itu kembali mengingati semua perlakuan Dowon.

Brukkk

Secara tiba tiba Chaeyoung bersimpuh didepan Jisoo dengan menyatukan kedua tangannya.

"Hiks maafkan aku Eon. Aku sadar semuanya memang salah aku. Aku ingin memperbaiki semuanya dan aku butuh kalian. Hiks tolong aku Eonnie. Aku rindu kalian. Tolong jangan membenci aku" mohon Chaeyoung dengan isakannya.

Jisoo menggigit bibir bawahnya. Dia berusaha menahan dirinya daripada terisak.

Tanpa berkata kata, kakinya melangkah keluar dari ruangan itu meninggalkan Chaeyoung yang terduduk lemes dilantai.

"Hiks Eomma. Maaf, Chae gagal" isak Chaeyoung.

Bersamaan dengan itu, setetes air mata mengalir keluar dari sudut mata Dowon namun Chaeyoung tidak menyadarinya.

*
*

Jisoo memasuki mansion dengan mata sembabnya. Tadi, dia sudah menangis didalam pelukan Suho dan dia cukup bersyukur karena tunangannya itu hanya menenangkannya tanpa terus mendesaknya.

Baru saja mendudukkan dirinya disofa diruang tamu, dia melihat sosok Jennie yang baru memasuki mansion sementara Lisa baru saja turun dari lantai atas.

"Jen, kenapa baru pulang? Kelas kamu bukannya sudah selesai jam 11? Dan Lisa, kamu ingin kemana?" Tanya Jisoo.

"Bukan urusan Eonnie!" Dingin Lisa.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar. Dia fikir hubungannya dengan Dowon saja yang hancur namun ternyata hubungannya dengan saudaranya juga ikutan hancur.

"Kesini. Eonnie ingin ngomong sama kalian" ujar Jisoo dengan serius.

"Aku ingin istirahat" balas Jennie yang melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga.

"Tidak ada bantahan! Kesini sekarang!" Tegas Jisoo.

Jennie menghela nafasnya dengan kasar dan akhirnya dia menghampiri Jisoo disusul oleh Lisa.

"Ada apa?" Tanya Lisa datar.

"Kalian kenapa berubah?" Tanya Jisoo.

"Tidak ada yang berubah. Aku masih Jennie yang sama" balas Jennie.

Jisoo mendengus "Sikap kalian sudah berubah. Sejak kematian Eomma, kalian berubah menjadi sosok yang berbeda. Kita bertiga sudah menjadi asing. Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kita harus asing?"

"Semuanya gara gara Chaeyoung dan Appa. Salahkan saja mereka" balas Jennie memutar bola matanya dengan malas.

"Mereka memang salah tapi kenapa malah kita yang menjadi asing?" Tanya Jisoo namun kedua adiknya itu hanya bungkam.

"Jennie, Lisa" panggil Jisoo "Eonnie sudah tidak punya siapa siap kecuali kalian. Eonnie sayang kalian dan Eonnie ingin mengembalikan hubungan persaudaraan kita"

"Maaf kalau aku sudah keterlaluan" lirih Jennie menunduk.

"Eoh, aku juga minta maaf" lanjut Lisa ikut menunduk.

Jisoo tersenyum "Kesini" panggilnya merentangkan kedua tangannya.

Jennie dan Lisa langsung menghampiri Jisoo lantas ketiganya berpelukan dengan erat tanpa mempedulikan sosok Dowon dan Chaeyoung yang membutuhkan mereka dirumah sakit itu.








Tekan
   👇

Senja ✅Where stories live. Discover now