Natsu no Hi (3)

652 97 25
                                    

Kemerlap cahaya di luar jendela berasal dari kunang-kunang. Sesaat, ingatan Naruto terlempar ke masa lalu.

Mustahil baginya melupakan kegugupannya saat pertama kali mengutarakan perasaannya pada Hinata.

"Na-Naruto-kun...."

Terlebih, perjuangannya untuk mendapatkan hati Hinata lagi juga tak mudah.

"Hinata...."

Bibir halusnya bergesekan dengan bibir lembut gadis itu. Tak hanya kulitnya yang putih dan terlihat seperti sutra, bibir Hinata sangat lembut, sampai-sampai Naruto merasa cukup mudah saat melumatnya.

"..."

Bahu Naruto bergetar, pikirannya kacau. Pipinya merona merah, sekujur wajahnya menghangat oleh hawa panas yang tiba-tiba menguasai dirinya.

Tak terbayang dapat berdua saja di dalam kamar bersama Hinata. Memeluk tubuh sintalnya seerat ini, meremas rambutnya yang panjang dan wangi, lalu membenamkan lidah ke dalam mulut wanita itu.

"Aah... umm...."

Hinata membuka mulutnya lebih lebar. Di saat yang sama, sesuatu yang panas membuat perutnya terasa hangat.

Awalnya ia memejam, lalu matanya sedikit membuka. Ia terkejut lantaran Naruto diam-diam memperhatikannya—mengamati setiap ekspresinya dengan tatapan menginginkan.

"Tu-tunggu!"

Tiba-tiba Hinata mendorong bahu Naruto.

"...?"

Sungguh, dia sangat menyukai bagaimana suara napas mereka menjadi satu. Hanya saja, Hinata takut tidak bisa mengendalikan kegembiraannya.

Saat Naruto mengisap bibirnya dan menjilati langit-langit mulutnya, tubuhnya menjadi sangat sensitif. Ini aneh, baru pertama Hinata merasakan sekecil apapun sentuhan yang menempel di kulitnya, membuat bagian bawahnya terasa gatal. Namun, bukan rasa ingin digaruk, tetapi sesuatu yang berdenyut saat disentuh.

"Hinata?"

"Ma-maaf...."

Hinata menundukkan wajahnya, ia merasa bersalah sebab telah mengecewakan Naruto.

Sebaliknya, Naruto justru berpikir sikapnya lah yang terlalu berlebihan sehingga membuat Hinata takut.

Dengan lembut, Naruto meraih bahu Hinata untuk memeluknya.

"Maafkan aku, sepertinya aku akan sering mengatakan ini. Aku sangat mencintaimu Hinata."

.

.

.

Natsu no Hi

.

.

.

Di pagi hari kepala desa menjamu Naruto dan Hinata untuk makan bersama.

Kali ini Hoku ditemani istrinya yang masih sangat muda.

"Makanlah...."

"..."

Naruto dan Hinata terlihat mengangguk.

Istri Hoku yang sangat cantik itu mengambil nasi lalu metelakkannya ke dalam mangkuk suaminya.

"Hahaha.... maaf, aku hanya bisa membuat tamagoyaki dan sup miso yang sederhana. Tapi, selama itu dibuat dengan cinta, rasanya pasti sangat lezat."

夏の日~ Natsu no Hi~Where stories live. Discover now