PERGI?

199 9 0
                                    

"Se kuntum bunga turun dari surga dan kembali ke surga. Namun ia meninggalkan wangi nya  dalam pikiran ku."

~Ali bin Abi Thalib~

"Memberikan semua apa yang kita punya hingga maut memisahkan itu namanya cinta sejati."

~Fauzan~

____________________________________

"Pasien...."

"Pasien kenapa dok?" tanya Fauzan panik.

"Maaf Pak, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien."

Deghhh

1 kalimat yang mampu membuat sebuah hati menjadi kepingan. Apakah ia tadi tidak salah dengar?.

Lelaki itu menelan ludah nya susah payah, tubuh nya terasa mati rasa di sana, tanpa sadar air mata nya jatuh membasahi pipi nya.

"Dokter, apa gak bisa di selamatkan pakai cara apapun dok?" tanya Naya.

"Maaf Mbak"

"Ya Allah" lirih Naya lalu memegang kepala nya yang terasa berdenyut.

Rhea menatap kosong pintu ruangan yang dimana di dalam nya ada seseorang yang sangat berarti dalam hidup nya.

Tanpa mereka sadari, kedua bocah itu saling menatap heran, ia segera menghampiri Naya dan memanggil wanita itu.

"Ammatun, Umma kenapa? Kenapa kalian semua menangis?" tanya Bocah lelaki itu.

Naya menundukkan diri nya agar sejajar dengan bocah itu. Setelah itu ia mengelus pipi chubby kedua bocah itu.

"Seseorang yang melahirkan kalian, seseorang yang membuat kalian melihat dunia, seseorang yang mengajari hal banyak untuk kalian, seseorang yang rela mengorbankan hidup dan mati nya untuk kalian, kini ia telah pergi duluan sayang" jelas Naya membuat kedua bocah itu bingung.

"Pergi? Umma mau pergi kemana Ammatun?"

Naya tidak menjawab melainkan membawa kedua bocah itu ke dalam dekapan nya.

Fauzan mencoba untuk mempertahankan tubuh nya yang hampir saja Limbung, lelaki itu melangkah kan kaki nya menuju ke dalam ruangan seseorang yang sangat amat berharga dalam hidup nya.

Ceklek

Pintu terbuka, lelaki itu melangkah lebih dekat ke arah Brankar seorang wanita.

Saat sampai di sebelah Brankar itu ia membuka sedikit kain yang menutupi Wajah wanita itu.

Tangan nya bergetar saat melihat Wajah dari balik kain putih itu.

Wajah nya yang begitu sangat teduh, bibir nya yang Pucat dan membentuk senyuman manis, serta kelopak mata yang tertutup rapat, tak lupa dengan kulit nya yang begitu dingin.

Lagi lagi air mata lelaki itu jatuh, hancur sudah semua nya. Kini entah kemana Cinta nya pergi dari dirinya.

Lelaki itu mengecup lama dahi sang istri lalu mengusap lembut wajah gadis itu.

"Selamat jalan, kini semua kisah Cinta tentang kita hanya akan menjadi sebuah kenangan, wahai Zaujati"

"Saya disini, saya menunggu kamu sampai kapan pun"

"Terimakasih sebelum nya telah menjadi istri dan Ibu yang baik untuk anak saya, dan terimakasih telah melahirkan anak darah daging saya. Saya tidak tau bagaimana saya harus berterimakasih banyak kepada mu. Saya menunggu mu."

Untuk kedua kali nya lelaki itu kehilangan cinta nya. Akan tetapi Cinta nya kali ini benar benar meninggalkan seluruh Kisah dan separuh jiwa nya.

                                            ***    
"Ammatun! Kok Umma di tutup pakai tanah? Nanti umma gak bisa bernafas!!" rengek Rey dan Fauzia kepada Naya.

"Ammatun, umma jangan di siksa! Nanti kita gak bisa liat Umma lagi" rengek Fauzia dengan air mata yang turun dari kelopak mata nya.

Naya hanya diam dan memandangi wajah kedua keponakan nya itu, dilihat nya wajah yang begitu mirip perpaduan antara Fauzan dan Raina, apalagi jika ia melihat Rey, se akan akan jiwa Dan Fisik Raina berada dalam raga bocah lelaki itu.

Setelah pemakam selesai, dan semua orang telah pulang kini tersisa Fauzan yang menatap sembari mengelus batu nisan yang bertuliskan.

RAINA BINTI HASAN

"Le, di coba ikhlasin perlahan lahan ya? InsyaAllah almarhumah akan tenang" tutur Hasan kepada menantu nya itu.

Jujur saja, pria itu juga amat sangat hancur, ia menghancurkan mental putri nya di Dunia, lalu ia tidak bisa memberi kebahagiaan putri sebentar saja di dunia ini?.

Ayah mana yang tidak menangis jika melihat jasad putri nya terkubur di dalam tanah di depan mata nya. Sementara ia sendiri masih sehat wal afiat.

                                          ***     

Kini terlihat di pemakaman itu hanya tersisa seorang lelaki yang enggan untuk berdiri, angin menyerpa dirinya, tak lupa dengan rintik rintik hujan yang siap untuk membasahi tubuh nya saat ini.

"Bagaimana saya pulang jika rumah saya berada di sini Zaujati?"

"Ana uhibbuki Fillah"

"Saya akan bersumpah kamu akan menjadi Cinta terakhir saya Fiddunya wal akhirah."

"Sampai bertemu di surga nya Allah sayang ku"

"Jujur ya Zaujati, saya takut jika kedua anak anak kita akan bertanya kemana Umma nya pergi, lalu saya harus jawab apa? Anak sekecil itu harus di tinggal oleh seseorang yang sangat berharga dalam hidup nya, anak sekecil itu harus kehilangan surga nya, anak sekecil itu harus kehilangan rumah nya. Jika Saya boleh meminta sesuatu, apakah boleh saya ikut dengan mu?"

"Seluruh kebahagiaan dan kesedihan saya berada di dalam kisah kita berdua, dan kini tokoh utama nya pergi, apakah kamu tidak ingin melanjutkan sebuah kisah yang belum usai ini?"

"Kedua anak yang kita beri nama Rey dan Fauzia itu akan tumbuh menjadi seperti mu, saya berjanji itu."

"Tunggu lah saya di sana, dan kita lanjutkan kisah ke abadian kita di jannah"

"Saya harap ini hanya mimpi saya Zaujati..."

____________________________________

Eitssss tenang tenang 😁

Bisa ae mimpi kan 😪

Maap baru up nyesuain mood + wp ku lagi gak bisa di buka 😭

Ada yang mau di sampein?

Sekian jangan lupa VOTE and KOMEN!!

WAssalamu'alaikum 💓

FAURAI [END] حيث تعيش القصص. اكتشف الآن