PART 3_RED THREAD[END]

477 35 0
                                    

Friska tidak dapat berhenti tersenyum semenjak pulang dari pantai tadi. Friska bahkan masih bisa merasakan bagaimana jantungnya yang berdetak cepat saat Bintang mengenggam tangannya saat mereka berjalan bersama menyusuri pantai. Bahkan Friska masih dapat merasakan rasa manis di bibirnya saat Bintang menciumnya tadi. Bukan yang pertama memang, tapi mungkin itulah yang terbaik. Memikirkan itu membuat pipi Friska bersemu merah.

Friska menghempaskan tubuhnya ke kasur hotel. Ia mencoba menetralkan detak jantungya. Setelah detak jantungnya kembali normal, Friska berniat mandi di bathub dengan sedikit campuran aroma terapi kesukaannya apalagi badannya kini terasa sangat lengket.

Setelah mandi, Friska langsung menutup matanya untuk sampai kealam mimpi namun baru saja menutup mata ia dikagetkan dengan bunyi dering Hpnya.

'nomor siapa ini?' Ujarnya dalam hati.

"siapa?" tanya Friska

"besok kau berencana pergi kemana?" Friska sedikit kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan penelpon itu.

"Aku bahkan tak tau siapa kau mengapa tiba-tiba langsung berbicara seperti itu" gerutunya.

"Hey ini aku Bintang. Bukankah tadi sudah kusuruh untuk menyimpannya?"

"ah maaf, aku baru ingat. Baiklah setelah ini akan segera kusimpan"

"sekarang bisakah kau menjawab pertanyaan ku tadi?"

"Aku besok akan pergi ke makam mama. Memangnya kenapa? Kau mau ikut?"

Friska merasa menyesal kenapa mulutnya itu selalu lepas kendali. Menurutnya jika Bintang ikut, maka dia tidak dapat menahan-untuk tidak-menangis. Dan Friska benci bahwa seseorang harus melihatnya dalam keadaan yang rapuh. Itu membuatnya merasa bahwa orang mengasihaninya. Dan Friska tidak suka dikasihani. 'Kumohon katakan tidak bintang' ucap friska dalam hati.

"baiklah, aku akan ikut. Besok aku akan jemput, oke?"

"oke" ujarnya dengan nada menyesal.

***

Bintang dan Friska duduk dipinggir makam mama Friska. Karena sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak menangis di depan Bintang. Maka Friska berusaha tidak menangis kali ini di makam mamanya. Walaupun berat menahan rasa, tapi Friska harus bisa!

"ma, maaf Friska baru kali ini jenguk mama. Mama pasti bahagia kan disana? Ma, kenalin ini Bintang. Mama pasti tau kan dia siapanya aku? Aku masih percaya apa kata mama tentang kisah Akai Ito itu tapi pria disamping aku ini gak percaya sama yang- "

"siapa bilang aku gak percaya Fris?" potong Bintang cepat.

"tentu saja kamulah!" balas Friska sebel karena ucapan bintang itu bohong. Kemarin bilang A dan sekarang dia bintang B. Dasar laki gak kosisten!

"dasar tidak tetap terhadap pendirian" sewot Friska. Melihat muka Friska yang ditekuk membuat Bintang gemas sendiri dan tertawa. Hal itu membuat Friska makin sebel. Setelah merasakan perutnya terasa akan sedikit sakit karena tertawa terlalu lepas, Bintang berdehem mengatur suara akan kembali normal sambil tersenyum menggoda Friska.

Setelah beberapa menit menunggu Friska selesai berdoa dan curhat dengan ibunya. Bintang merogoh kantongnya dan mengeluarkan kotak beludru berwarna merah.

"Friska" ujar Bintang dengan wajah yang serius menatap langsung kearah manik mata Friska, sedang yang ditatap jadi salah tingkah.

"yaa bintang?"

"Sekarang aku sadar, aku sudah mencintai kamu Friska. Maaf aku ngak bisa jadi pria romantis dimata kamu. Tapi, maukah kamu jadi pendamping aku sampai maut memisahkan? Baik susah maupun senang? Didepan mama kamu aku ingin melamarmu. Will you marry me?" detik berikutnya Bintang langsung bertekuk-seperti pose sedang melamar-dihadapan Friska. Lalu Bintang membuka kotak beludru berwarna merah itu, tampak sebuah cincin yang berhiaskan berlian yang sangat indah.

"aku juga mencintaimu Bintang"

"jadi-"

"I will" Bintang pun langsung memeluk Friska dipinggir makam mamanya. Tidak! Bukan mamanya Friska saja tapi akan menjadi mama Bintang juga sebentar lagi. Bintang pun memakaikan cincin itu ditangan Friska, tepatnya didepan makam mamanya Friska yang sekaligus menjadi saksi Benang Merah yang telah mengikat seuntuhnya di jari kelingking mereka.

"baiklah, sekarang ayo kita pulang" ujar Bintang menggapai tangan Friska dan mengenggamnya[]

-THE END-

Red ThreadWhere stories live. Discover now