3

409 25 6
                                    

"Bagaimana dengan Ha-" Ron menghentikan perkataannya saat melihat Theodore membawa tubuh Harry keluar dari kamar.

"KITA PERGI KE RUMAH SAKIT, SEKARANG!!"

"Ayo cepat ku antar, kalian urus di sini dan selidiki dulu ada barang hilang atau tidak" setelah mengucapkan hal tersebut Matteo bergegas menyusul Theodore.

"Kita selidiki terlebih dahulu sebelum melaporkannya pada polisi, jangan sentuh apa pun agar tak meninggalkan sidik jari" mereka semua mengangguk mendengar penjelasan dari Blaise.

Sedangkan Matteo dan Theodore sedang membawa Harry ke rumah sakit terdekat dikarenakan tubuh Harry mulai dingin dalam dekapan Theodore.

"Apa dia di perkosa?"

"Aku tidak tau tapi sepertinya iya, cepatlah tubuhnya mulai dingin!!" Matteo dengan sigap menambah kecepatan mobilnya.

Sesampainya di rumah sakit Theodore langsung membawa Harry ke UGD dan dengan cekatan para dokter segera menanganinya.

"Theo, coba telfon yang lain apa mereka menemukan ada barang hilang"

"Kenapa tidak kau saja" Theodore menatap sinis Matteo.

"Kuota ku habis" karena kesal Theodore lantas segera melemparkan ponselnya ke arah Matteo, untung saja reflek Matteo cepat jadi ia bisa menangkap ponsel teman laknatnya ini.

Panggilan on

"Ada apa?"

"Ini aku Matteo, apa kau menemukan beberapa barang milik Harry yang hilang Blaise?"

"Kurasa tidak oh tunggu.. ada, aku ingat sekali bahwa Harry selalu menyimpan uangnya di berangkas pribadinya di bawah ranjang dan sekarang semuanya telah hilang"

"Ada yang lain?"

"Kurasa hanya itu"

"Lapor polisi, kalian tunggu disitu dan jelaskan semuanya"

"Ya"

Panggilan off

"Ada barang hilang?" Matteo mengangguk dan memberikan ponsel milik Theodore kembali.

"Barang apa yang hilang?"

"Uang" jawab Matteo.

"Hanya itu?" Matteo mengangguk menjawab pertanyaan Theodore.

Di apartemen Harry

"Jadi lapor polisi?" tanya Ron.

"Jadi"

"Baiklah aku akan pergi ke kantor polisi bersama Hermione, kalian berdua tunggu di sini" Blaise dan Ron mengangguk sedangkan Pansy dan Hermione bergegas pergi ke kantor polisi untuk melaporkan semua yang terjadi pada Harry.

"Blaise, apa kita ambil sedikit sisa sperma yang ada di ranjang Harry?"

"Untuk apa?" Blaise mengernyitkan dahinya, kenapa Ron ingin mengambil sisa sperma yang ada di ranjang Harry.

"Kita buang"

"Baiklah biar aku ambil, kau bawa plastik?" Blaise tadinya sempat berpikir sejenak namun akhirnya ia menyetujui saran pacarnya.

"Ada ini" Ron menyerahkan plastik dan sarung tangan pada Blaise.

Blaise akhirnya masuk ke dalam kamar Harry ia mengambil sisa sperma yang ada di ranjang, setelah sekiranya tidak ada sisa ia lantas menyimpannya di mobil, nanti akan ia buang di rumahnya saja.

Dirumah sakit

Selang beberapa menit dokter keluar dan memberikan bahwa keadaan Harry saat ini koma, Matteo dan Theodore tentu saja terkejut mendengar hal tersebut kenapa Harry bisa koma? Namun jika dipikir pikir memang saat tadi Theodore memegang tubuh Harry ia sangat dingin bahkan terlihat pucat sekali jiwanya seperti di tarik keluar.

Harry lantas di pindahkan ke ruang inapnya yang di lengkapi monitor untuk melihat detak jantungnya, di dalam ruangan hanya ada mereka bertiga Theodore sendari tadi menatap Harry dalam ia akhirnya bangkit dan duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Harry.

"Harry, kau tidak berniat meninggalkan kita semua kan.... Kumohon bangunlah" Theodore mengenggam tangan Harry, ia berusaha menyalurkan kehangatan tubuhnya pada remaja manis yang selalu ia cintai dalam diam.

Di alam bawah sadar

"Harry tunggu!" Draco berusaha menangkap Harry yang berlari menghindarinya sembari tertawa riang.

"Ayo tangkap aku dray!" Harry lagi lagi tertawa saat Draco gagal menangkapnya.

"Kena kau, dasar kucing nakal" dengan gemas Draco mencubit hidung Harry dan itu membuatnya sedikit memerah.

"Ih jangan di cubit indungnya"

"Iya iya Harry... Kamu beneran mau ikut aku pergi?" Harry menoleh pada Draco ia lantas tersenyum dan mengangguk dengan cepat.

"Yakin?"

"Iya Draco"

"Aku mau tunjukin sesuatu" Draco berdiri ia lantas mengenggam tangan Harry dan membawanya ke tempat tubuh Harry berada.

"Jika kamu ikut aku, kamu bakal tiada apa itu tidak masalah?" Draco memperhatikan tubuh Harry yang terbaring dengan alat alat yang menempel pada tubuhnya.

"Tidak papa selagi aku sama kamu itu tidak masalah" awalnya Harry ragu namun ia akhirnya memilih untuk ikut pergi bersama dengan Draco.

Keduanya melihat dimana tubuh Harry yang sedang berbaring dengan di temani Matteo dan Theodore, Draco mengenggam tangan Harry dengan erat dan tiba tiba saja Matteo dan Theodore panik, mereka melihat monitor dimana detak jantung Harry yang berhenti Matteo berlari memanggil dokter sedangkan Theodore terus saja mengenggam tangan Harry sembari menangis.

"Dray, kita akan pergi sekarang?"

"Iya, sebentar lagi" Draco melihat dimana para dokter berusaha membalikkan detak jantung Harry menggunakan alat pemacu jantung, namun semua usaha tersebut nihil mereka pada akhirnya melepas seluruh alat yang menempel pada tubuh Harry, Theodore menangis seraya memeluk Harry ia tak mau kehilangannya namun sepertinya Harry lebih memilih pergi bersama Draco.

Setelah seluruh alat di lepas tubuh Harry ditutup menggunakan kain putih tipis para suster meninggalkan mereka agar dapat melihat Harry untuk terakhir kalinya, tak berselang lama kemudian teman temannya yang lain datang dan menangis saat melihat temannya pergi meninggalkan mereka, Ron dan Hermione lah yang paling histeris mereka tak menyangka bahwa Harry akan pergi secepat itu.

Acara pemakaman di lakukan Narcissa pun datang ia bahkan menyarankan agar makam Harry berada di dekat putranya mengingat bahwa mereka sepasang kekasih, Narcissa tak menyangka bahwa Harry akan ikut pergi bersama dengan putranya, ia lantas meletakkan sebuket bunga lily yang menjadi kesukaan Harry tak lupa ia juga meletakkannya pada makam putra tunggalnya.

"Semoga kalian bahagia disana, ibu mencintai kalian" Narcissa mengecup batu nisan milik Draco dan Harry.

Setelah acara pemakaman selesai semuanya kembali ke rumah masing masing, sedangkan Draco dan Harry masih berada di pemakaman memandangi makam mereka masing masing.

"Ayo pergi" Draco tersenyum dan menggandeng tangan Harry.

"Ya"

"Aku berharap jika ada kehidupan selanjutnya aku ingin bisa bersama denganmu dan membangun sebuah keluarga kecil" mendengar perkataan Draco, Harry lantas tersenyum dan mengangguk.

"Aku juga berharap begitu" setelah itu jiwa mereka menghilang meninggalkan tubuhnya masing masing yang telah tertutupi oleh tanah, jiwa mereka pun tinggal di mana seharusnya mereka berada, mungkin keduanya akan bersenang senang bersama selamanya disana.

Tamat...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pergi Bersama? ||drarry||Where stories live. Discover now