Sesampainya di pemakaman Harry sebisa mungkin menahan tangisannya saat peti milik Draco di masukkan ke dalam liang lahat, walau rasanya sangat sulit ia tetap menahan tangisannya, Harry menoleh saat punggungnya di elus oleh Narcissa ia pasti sangat sedih harus kehilangan putra semata wayangnya.

"Ikhlaskan Draco, ibu pasti tau kamu bisa mengikhlaskannya" Harry mengangguk menjawab perkataan Narcissa.

Setelah acara pemakaman selesai semuanya pulang kerumah masing masing, Harry di antar pulang oleh Theodore setelah itu ia langsung pergi entah kemana.

Saat Harry memasuki apartemennya ia langsung menangis, bagaimana tidak menangis apartemen ini saja tempat dimana ia dan Draco membuat kenangan yang indah, kini kenangan itu hanya bisa ia simpan di dalam hatinya.

'sayang jangan menangis aku disini bersamamu' Draco berkata sembari memeluk tubuh Harry, Draco tidak ingin menampilkan tubuhnya sekarang belum waktunya ia memperlihatkan diri.

Lelah karena terus menangis Harry memilih mandi dan tidur, ia ingin melupakan Draco namun susah sekali rasanya semoga setelah bagun dari tidur ia menjadi sedikit lebih baik dan dapat melupakan Draco seiring berjalannya waktu.

Mimpi Harry

Didalam mimpinya Harry tertawa dan bermain bersama Draco di taman penuh dengan bunga, Harry tertawa lepas saat melihat Draco jatuh karena tidak memperhatikan jalannya.

'dray kau tidak papa?' Harry menghampiri Draco dan duduk di sebelahnya.

'ya tidak papa, Harry apa kau mau ikut bersamaku?'

'tentu aku mau, kemana pun kau pergi aku akan selalu mengikutimu' mendengar jawaban dari Harry, Draco tentu saja tersenyum dan memeluknya erat.

'kalau begitu kau harus menunggu sampai aku menjemputmu, aku harus pergi' Draco mencium kening Harry sebelum dirinya hilang menjadi serpihan kaca.

***

H

arry terbangun dari tidurnya, ia meraba raba sisi bagian tempatnya tertidur namun ia tak menemukan Draco, Harry mungkin Draco sudah berangkat bekerja lagian sekarang sudah jam 08.30 Harry bergegas mandi dan berganti dengan pakaian santainya, setelah Harry mandi ia lantas duduk di sofa depan televisi sembari membalas chat dari teman temannya.

30 Harry bergegas mandi dan berganti dengan pakaian santainya, setelah Harry mandi ia lantas duduk di sofa depan televisi sembari membalas chat dari teman temannya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Harry melirik jam yang ternyata masih jam 12.21 ia memutuskan bermain game dan tanpa melirik jam sama sekali ia telah menghabiskan 5 jam, ia lantas mandi dan bersiap siap untuk pergi ke rumah Ron.

Tokk
Tokk
Tokk

"Iya sebentar" Harry bergegas membukakan pintu dan ternyata di balik pintu tersebut adalah Draco.

"Draco?" awalnya Harry bingung namun ia akhirnya tersenyum dan memeluk kekasihnya.

"Kau rindu?" Draco mengusap pelan belakang kepala Harry.

"Iya, kenapa kau pulang lebih awal?"

"Aku sengaja pulang lebih awal, bukankah kau saat itu kau ingin kita pergi jalan jalan?" Harry mengangguk menanggapi perkataan kekasihnya.

"Yasudah aku siap siap dulu ya, ayo masuk" Harry sebenarnya memiliki perasaan aneh saat melihat Draco ada di depannya tadi, namun segera ia tepis perasaan tersebut.

Harry bersiap siap di kamar sedangkan Draco duduk di sofa sembari merencanakan rencananya sebaik mungkin, ia tak mau jika Harry nantinya harus dimiliki oleh Theodore, lagi pula Harry masih menggunakan cincin pemberiannya selagi cincin itu masih ada di jari Harry ia akan dengan mudah membawa jiwanya pergi bersamanya.

"Drayy aku sudah siap" Draco menoleh dan tersenyum.

"Kau cantik sayang" Draco mengecup bibir Harry sekilas.

"Gombal" Harry memerah malu dengan perkataan Draco.

"Itu kenyataannya sayang, ayo pergi" Draco menggandeng tangan Harry dan membawanya keluar jalan jalan.

Dirumah Ron

"Dimana Harry?" tanya Ron saat melihat teman temannya yang lain sudah datang.

"Loh kukira sudah datang"

"Coba chat aja" ujar Blaize.

"Jangan chat dia secara pribadi, kita chat saja di grup ia selalu mengarsipkan chat chat pribadinya dengan orang lain" Ron mengangguk mendengar perkataan Theodore.

"Jangan chat dia secara pribadi, kita chat saja di grup ia selalu mengarsipkan chat chat pribadinya dengan orang lain" Ron mengangguk mendengar perkataan Theodore

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Disisi lain

Harry tentu saja terkejut saat melihat chat dari teman temannya, ia lantas menoleh pada Draco namun tidak merasa aneh sama sekali, namun tiba tiba ia membelakkan matanya terkejut saat Draco menolehkan pandangannya dan bersmirk.

"Dray, sepertinya aku mau pulang dulu" Harry takut, ia sekarang ingat bahwa Draco sudah tiada kemarin.

"Kenapa.. sudah tau ya, padahal bukan begini rencanaku"

"Berhubung kau sudah tau maka aku memberimu waktu 30 detik untuk bersembunyi, jika kau ketahuan... Maka aku akan memperkosamu" Draco tersenyum setelah dirinya membisikkan kata kata terakhirnya.

Harry lantas segera berlari ia tak tau harus bersembunyi di mana, ia berpikir mungkin akan aman jika bersembunyi di gudang kosong yang ada di dekat taman, untungnya saat Harry masuk ia masih memiliki waktu 2 detik dan mulailah Draco mencarinya di berbagai tempat.

"Harry sayang... Ayo keluar dan bermainlah bersamaku" Harry meringkuk di dalam kardus ia sangat takut saat mendengar suara Draco.

"Kau dimana... Ahh KETEMU!!" Draco dengan sigap menarik Harry keluar dari dalam kardus.

"LEPASKAN AKU!!"

"Kenapa aku harus melepaskanmu?"

"Kau bukan Draco, kau orang lain!!"

"Ya ampun sayang.. ini aku Draco tunanganmu, dan ini adalah arwahku namun spesialnya aku bisa memegangmu"

"BOHONG!!"

"Apa perlu aku membuktikannya?"

Harry menelan ludahnya kasar ia benar benar takut sekarang, dengan tiba tiba Draco menggendongnya dan berpindah tempat ke kamarnya, setelah itu Draco melemparnya ke ranjang.

"Harus ku buktikan dengan menyetubuhimu?"

"Tidak!!" Harry menggeleng dengan cepat namun sepertinya Draco sama sekali tidak menghiraukannya.

Tbc..

Pergi Bersama? ||drarry||Kde žijí příběhy. Začni objevovat