3: jagain

987 233 149
                                    


Notes: yuhu~ makasih vote sama komennya kemarin, sebelum lanjut baca gue mo nanya dulu, kemarin di sekilas tokoh pada paham ga sama emojinya?



3.

"Jagain pacar aku yaah..."

Kalimat Shera yang dibuat-buat mendayu dan ramah hanya membuat Airin mendecih dalam hati. Bukannya ia cemburu tapi ia kecewa melihat selera Bergas ternyata tidak seperti bayangan Airin. Shera, pacar Bergas adalah tipikal perempuan ibukota dengan dandanan yang cukup tebal, pakaian terbuka dan tentengannya jelas bukan tas murah, ia pasti bukan berasal dari keluarga biasa saja.

Cerita Shera selama mereka mengobrol hanya seputar perjalanan dadakannya ke Singapur, rencana liburan akhir tahun ke eropa, keluhannya salah beli tas seharga dua puluh juta, dan masih banyak lagi.

Airin melirik Bergas yang duduk disebelah Shera dan tampak enggan berkomentar soal cerita-cerita Shera yang berlebihan.

"Trus Nadine tuh ngajak cabut ke Bangkok tengah minggu ini, ih yang bener aja, baru juga balik dari Singapur..." Shera tertawa, "Kalo Airin kerjanya apa?"

Airin mendongak, "marketing."

"Ohhh sales gitu ya?"

"Marketing..."

"Bedanya?"

Airin malas sekali menjelaskan, "ga jualan barang, lebih ke event dan promo."

"Intinya KPI kamu mencapai target kan?"

Airin mengangguk.

"Sales dong itu namanya!" Shera tertawa maklum seolah Airin ini bodoh.

Terserah lo deh. Gumam Airin dalam hati sembari mengumpat Bergas yang sibuk sendiri dengan ponselnya.

Airin pun mengambil ponselnya.

To: PENTING! Padirut
Maaf pak, tujuan bapak ngajak saya ketemu pacar bapak apa ya? Ngenalin? Kok bapak diem aja, kalo bapak butuh waktu berduaan saya bisa pergi muter-muter mall.

Ia memberanikan diri mengirim pesan tersebut karena moodnya sudah berantakan. Meski mungkin resikonya besok dia bisa kena SP dikantor karena nyolot.

Tiba-tiba Bergas menaruh ponselnya tanpa membalas.

"Anyway, Sher, aku bawa Airin kesini karena kemarin kamu sempet bilang mau kenal sama orang yang dijodohin sama aku, kan? Airin juga bisa memperjelas bahwa kita betul-betul akan berhubungan murni karena paksaan orang tua."

Shera terdiam sejenak, seperti kembali ke kenyataan bahwa pacarnya tersayang akan terlibat skenario perjodohan konyol. Ia melirik Airin lagi, memindainya dari atas kebawah.

Jujur, Shera pikir Airin culun, ternyata ia cukup representative, bahkan bisa dibilang cantik meski Shera enggan mengakui. "Setelah ketemu Airin, aku jadi yakin kalo kamu ga bakal suka sama dia, you'll still gonna choose me kan, sayang?"

Bergas tidak menjawab, nampaknya ia kecewa dengan pernyataan Shera yang terkesan merendahkan Airin.

"Mbak Shera ga usah khawatir, baik saya maupun pak Bergas ga ada yang tertarik sama perjodohan ini, mbak Shera bisa pastikan pak Bergas dan saya gak akan pernah punya hubungan lebih dari ini." Ujar Airin tegas.

Muak.

Satu kata yang menggambarkan mood Airin saat ini. Dari yang tadinya hampir pasrah, ia jadi membenci perjodohan ini.

Liat aja ya, Bergas, gue akan tolak perjodohan ini, ga peduli seberapa besar papa bakal kecewa, i'm not gonna deal with you and your tacky girlfriend!!




CuldesacWhere stories live. Discover now