Chapter 23

83 1 0
                                    

Sudah beberapa hari sejak kematian Hinata dan Kageyama berada di tempat yang tidak dia inginkan, yaitu rumah sakit.

Kageyama telah mencoba overdosis obat pereda nyeri, tapi dia tidak bisa melakukannya, karena saat dia meminumnya, Kuroo muncul untuk memeriksa keadaannya.

Kageyama telah dilarikan ke rumah sakit untuk mengeluarkan semua obat dari tubuhnya.

Mereka bilang dia beruntung bisa diselamatkan tepat waktu, tapi dia sendiri tidak merasa beruntung, dia hanya ingin bertemu Hinata lagi.

Dia tidak terlalu percaya pada apa pun, dia tidak yakin apakah ada surga, neraka, atau apa pun itu.

Tapi bahkan ketiadaan akan lebih baik daripada kenyataan seumur hidup tanpa Hinata.

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan."

Kageyama mencari asal suara itu. Kuroo berdiri di sudut ruangan.

Dia tidak meninggalkan sisi Kageyama sedikitpun sejak dia menemukannya dan membawanya ke rumah sakit. Kuroo berjalan ke tempat tidur Kageyama.

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan apa pun. Setelah mereka mengeluarkanmu, kamu akan kembali ke rumah bersamaku sampai aku dapat menemukan tempat yang lebih baik. Kenma mungkin tidak menyukainya, tapi itu lebih baik daripada kamu sendirian."

Kageyama mulai memprotes, tapi Kuroo mengangkat tangannya. "Kau tidak punya pilihan dalam masalah ini. Sudah cukup buruk kalau Hinata pergi, tidak mungkin aku membiarkanmu mati juga."

Kageyama merasa frustasi, dia dan Kuroo bahkan tidak sedekat itu, mereka hanya menjadi teman karena persahabatan Hinata dengan Kenma.

Kenapa dia melakukan semua ini? Tentunya hal itu tidak akan terlalu berpengaruh pada Kuroo jika Kageyama tidak ada lagi.

Kuroo melanjutkan perkataannya."Aku ingin kamu tahu bahwa ada orang yang peduli padamu. Orang yang akan hancur jika kamu pergi. Aku juga termasuk di antara orang-orang itu. Pikirkan tentang perasaanmu terhadap Hinata, orang lain akan merasakannya juga terhadapmu. Kamu tidak ingin membuat mereka terluka seperti itu."

"Apa yang kamu tahu tentang apa yang aku rasakan?!" Kageyama berseru.

"Hinata sangat berarti bagiku dan sekarang dia telah tiada! Akulah penyebab kematiannya! Jika aku tidak sebodoh itu, dia pasti masih ada di sini sekarang! Tentu saja, dunia lebih baik tanpaku di dalamnya! Bagaimana mungkin kamu tahu seperti apa rasanya?!" Kageyama mengatakannya dengan menggebu-gebu.

"Aku tidak tahu seperti apa rasanya." Kuroo mengalah.

"Tapi, itu tetap tidak berarti aku setuju denganmu atau ingin kamu pergi."

"Itu bukan masalahku." Jawab Kageyama.

"Aku tetap tidak ingin berada di sini, tidak peduli apa yang kamu katakan, kamu tidak sebaik Hinata, jadi jangan berani-berani berpikir kamu bisa menggantikannya."

"Aku tidak bilang kalau aku akan menggantikannya." Kata Kuroo buru-buru.

"Aku hanya bisa memberitahumu bahwa aku di sini untukmu." Perjelas Kuroo.

"Aku tidak ingin kamu menjadi seperti itu." Kata Kageyama dengan marah.

"Hanya...bisakah kamu pergi, aku ingin sendirian."Kageyama mulai merasa lelah membicarakannya.

"Aku tidak akan melakukan itu. Aku akan berhenti berbicara denganmu jika kamu mau, tapi tidak mungkin aku meninggalkan ruangan ini." Kata Kuroo.

"Baik." Geram Kageyama.

Dia merasa sangat benci pada Kuroo saat itu. Dia tidak ingin berada di sini lagi, dan ini adalah hidupnya, Kuroo tidak punya hak untuk menghentikannya.

He Smelled Like Orange'sOnde histórias criam vida. Descubra agora