Rony tidak bisa membendung air matanya. Air matanya tumpah dalam dekapan sang ayah. Melihat itu Adenna, Sarita danjuga Daren mendekat ke arah Rony. Mereka semua memang sakit mendengar kabar ini, tapi tidak ada yang akan lebih sakit dibanding Salma dan Rony. Para saudara dan ipar Rony juga hanya menundukan kepalanya.

"Sabar ya Nak"Ucap Sarita mengelus pundak Rony yang masih bergetar.

Rony merenggangkan dekapannya, kini ia menatap Sarita dan Daren. "Maafin Rony, Ma, Pa. Maaf gak bisa jag"

Daren menggeleng.
"Gak ada yang salah Ron, jangan nyalahin diri begitu. Mama dan Papa memang sedih tapi itu semua kehendak yang di atas"Potong Daren dengan cepat. Ia tidak bisa menyalahkan Rony atau Salma atas apa yang menimpa keduanya.

"Masuk sana"Ucap Sarita dengan senyumannya seolah meyakinkan anak menantunya itu bahwa semuanya baik-baik saja.

✨✨✨

"Engh"

"Ada yang sakit?"Tanya Rony dengan cepat begitu menyadari kesadaran Salma.

Salma menggeleng pelan.
"Minum tolong"Pinta Salma dengan lemas.

Rony dengan cepat mengambil gelas, dan perlahan membantu Salma untuk minum.

"Shhh"Ringis Salma mengelus perutnya yang masih terasa sedikit nyeri.

"Pelan-pelan"Kata Rony membantu Salma mengatur posisinya dengan baik.

Salma menatap Rony. "Apa kata dokter? Kambuh lagi ya? Di kasih obat banyak lagi?"

Rony menghela nafas, dia bingung harus mulai dari mana agar penyampaiannya sampai dengan baik.

Salma mengerucutkan bibirnya. "Jangan marah, aku makan terus kok. Cuman emang telat, tapi aku gak pernah gak makan"Jelas Salma sedikit takut jika Rony mode diam seperti ini. Dia lebih memilih diomeli Rony.

"Sa"Panggil Rony.

"Maaf"Ucap Salma dengan cepat, menyadari perubahan ekspresi Rony.

Tangan Rony terulur membawa tangan Salma kedalam genggaman tangannya.
"Kita ngobrol dulu buat selesaiin kesalahpahaman kemarin boleh?"Tanya Rony dengan lembut.

Salma mengangguk, matanya menatap tangan Rony yang mengelus kedua tangannya.

"Syara udah bilang soal masalah di kantor, kenapa gak ngomongin sama aku, hmm?"Tanya Rony tidak ada penekanan dalam nada bicaranya, ia hanya ingin membicarakan dan menyelesaikan semuanya dengan baik.

"Kerjaan kamu udah banyak Ron, kalau aku ceritain masalah kerjaan aku juga malah nyusahin kamu juga, nambah beban kamu juga"

Mendengar jawaban yang Salma lontarkan membuat Rony menghela nafas. Ada kekesalan tersendiri di dalam hatinya.

"Mulai hari ini, aku gak mau ada pemikiran seperti itu lagi. Kita udah suami istri Sa, gak ada salahnya cerita masalah satu sama lain. Dalam pernikahan bukan cuman seneng-senengnya doang kita sama-sama. Siapa tahu kita bisa mecahin masalahnya sama-sama. Semua yang dilakukan bareng-bareng pasti bisa lebih mudah Sa"

"Maaf"Ucap Salma menundukan kepalanya.

Rony menghela nafas. "Aku gak marah sama sekali, aku cuman kesel karena kamu gak ngabarin aku sama sekali ditengah kesibukan kamu kemarin, aku kesel karena kamu gak mau di ajak ngobrolin masalah kita, aku gak suka kamu make nada tinggi, dan aku gak suka kamu ngepush diri kamu sendiri"

Soulmate• S&RWhere stories live. Discover now