THIRTEEN

0 0 0
                                    

Saat Isla dan Clare kembali ke kamar rawat, barulah Isla melakukan interogasi pada Clare, menanyakan cerita dibalik gelang yang dia kenakan sekarang.

"Katakan padaku, apa yang Orcadious katakan padamu?" Tanya Isla dengan nada tegas.

Clare menatap Isla dengan bingung, baru pertama kali Isla bereaksi seperti ini pada Clare, dan itu disebabkan seorang Orcadious. Memangnya siapa laki-laki itu?

"Dia berkata bahwa aku berhutang budi padanya, karena dia menyelamatkan ku. Jadi, dia memintaku menemaninya untuk datang ke sebuah acara." Jawab Clare.

Isla menghembuskan nafasnya berat, seperti apa yang Clare katakan adalah sebuah kesalahan besar.

"Lalu, bagaimana dengan gelang itu?" Tanya Isla lagi, dia menunjuk gelang yang Clare kenakan dengan matanya.

"Ini? Oh, dia berkata bahwa acaranya lusa, dan dia akan menjemput ku. Tapi, dia tidak meminta kontak ku, sebagai gantinya dia memberiku ini. Dia berpesan, aku tidak boleh melepaskan gelang ini, karena terdapat GPS di dalamnya." Tutur Clare.

Lagi-lagi Isla menghembuskan napasnya lelah, Clare menatapnya bingung. Memang ada apa dengan gelang yang dia kenakan? Mengapa Isla bersikap seperti dia akan berada dalam masalah besar? Padahal setelah acara itu, Clare akan mengembalikannya pada pemiliknya.

"Aku akan mengatakan ini sekali. Jadi, dengarkan baik-baik perkataan ku dan ingat ini." Kata Isla. Mendengar perkataan itu, Clare langsung mengangguk mengerti, memasang telinga dan otaknya baik-baik.

"Kau ingat perempuan yang berkata kasar padamu tadi?" Tanya Isla memastikan, dan dijawab anggukkan oleh Clare.

"Sembunyikan gelang ini darinya, bagaimanapun juga kau harus menyembunyikannya, jika memang Orca melarangmu melepaskan. Berhati-hatilah dengan perempuan itu, dan berhati-hatilah dengan Orca. Setelah acara itu, kau harus menjauhinya." Kata Isla.

"Ada apa? Kenapa kau bertingkah aneh seperti ini?" Tanya Clare bingung.

"Percayalah, apapun yang ku lakukan adalah untuk kebaikanmu saat ini." Jawab Isla.

"Ada apa? Kenapa aku tidak boleh tau?"

"Orca memang baik, tapi kehidupannya tidak baik untuk perempuan sepertimu Clare. Menjauhlah darinya agar kau aman, aku menyayangimu. Hanya ini yang bisa ku lakukan. Jangan pernah jatuh hati pada pria seperti Orca, ku mohon." Pinta Isla.

Tok… tok… tok…

Pintu diketuk, dan pembicaraan mereka berakhir. Tampak seorang pria yang gagah berdiri disana dengan pandangan khawatir. Dia adalah Cyrilo, kakak lelaki Isla. Langkahnya tegas di dalam ruangan itu, dia memeluk kedua adiknya. Sambil matanya memperhatikan dengan detail kondisi Clare, tangannya mengacak rambut gadis yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

"Sepertinya kondisimu sudah membaik." Kata Cyrilo.

"Aku sudah jauh lebih baik Rilo, terima kasih. Seharusnya kau tidak perlu repot." Balas Clare.

"Aku tidak. Sudah lama aku tidak mengunjungi kedua adikku, seharusnya aku mengunjungi kalian lebih cepat. Kau tidak apa-apa Isla?" Tanya Cyrilo pada adik perempuannya.

"Tentu saja, aku baik. Hanya saja, tadi aku terlalu panik." Jawab Isla.

"Syukurlah. Setelah ini kalian harus pulang, kabar tentangmu sudah sampai di telinga ayah dan ibu. Jadi, mereka ingin kedua gadisnya kembali. Tidak ada bantahan." Ucap Cyrilo tegas.

"Tapi, kami sedang berlibur! Kami bahkan belum selesai melakukan perjalanan, lagipula kami memang akan berkunjung." Ungkap Isla.

Cyrilo menggelengkan kepalanya, menolak segala apapun alasan Isla untuk tidak kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

His Name is: OrcadiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang