01

3 0 0
                                    

.

.

.

"Tugas biologi lo udah?"

"Anjir belum cok, siapa yang udah woi?"

"Mana matematika juga ada tugas lagi, gimana ini?"

"Paraahh, rasanya kepala gua mau meledak sekarang!"

Ceklek.

Seluruh pandangan anak anak yang berada di kelas 11 MIPA 2 teralih pada pintu yang dibuka oleh seorang gadis dengan rambut yang di cepol asal dan kacamata nya yang selalu berteger di wajahnya.

Keadaan seketika hening saat gadis ini membuka pintu dan berjalan kearah bangkunya. Ia dengan santai duduk di bangku nya, seperti biasa ia pasti akan memainkan handphonenya.

"Eh Anin, tumben agak siang datengnya," seseorang menyapa nya. Gadis dengan nametag Gaura Anindya ini mengangkat pandangannya. Seseorang tadi yang menyapa nya adalah gadis berambut hitam berkilau, tekstur mengelombang yang sangat indah.

Ia adalah Izvara Zantisya. Biasa dipanggil Vara, Gadis dengan wajah bak dewi.

"Iya, tadi kesiangan bangun nya," Anin menjawab, sedikit senyuman tipis terlihat dipaksakan.

Vara mengangguk anggukkan kepalanya. "Hm...omong omong lo udah belum tugas bio sama matematika? Anak anak pada panik soalnya pada belum,"

Deg.
Anin menundukkan tatapannya tertuju pada handphone nya lagi. Lagi dan lagi, selalu saja seperti ini.

Sebagai gadis yang paling pintar dan selalu menempatkan dirinya di peringkat pertama, justru malah membuat dirinya hanya dimanfaatkan oleh teman temannya.

Dan lagi lagi, jawaban nya selalu sama.
"Ada di tas, ambil aja," dengan senyuman tipis.

"Oke!" Vara bergegas mengambil dua buku milik Anin di dalam ransel hitam itu. Setelah mendapat apa yang ia mau, Vara langsung berpindah tempat menuju kerumunan teman temannya yang duduk di bangku paling depan.

"Gue dapet jawaban nya woi!" Seru Vara sambil mengibas-ngibaskan dua buku tulis Anin.

"Yes! Gausah susah susah mikir deh,"

"Yey! Pas banget gue males cari di google,"

"Cepatan siniin! Nanti keburu masuk!"

"Bagi woi bagi!"

Anin melirik satu persatu anak yang mencatat-ah lebih tepatnya mencontek jawabannya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Bukannya mereka meminta pengertian dari materi, mereka malah seenaknya mencontek.

Dengan dilindungi oleh ucapan "Orang pinter harus bagi bagi ilmu biar bermanfaat ilmunya,"

Tapi bagi bagi apanya jika mereka hanya mencontek dan tetap tidak mengerti apa yang mereka tulis?

<<<>>>

Sesampainya waktu istirahat, tentu saja murid murid akan berhamburan keluar kelas menuju tempat kesayangan mereka dari dalam gedung sekolah DHARMA BAKTI NUSANTARA. Yap, kantin.

LUKA Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt