Bagian 14 : -Perburuan-

Start from the beginning
                                    

"Berburu?"

"Ya, aku harus pergi untuk memeriksa persiapannya sebelum acara dimulai beberapa jam lagi."

"Berburu apa?"

"Kebetulan tahun ini banyak babi hutan yang harus segera dibasmi sebelum menjadi hama."

"Babi hutan? Apa itu artinya kita akan berburu dengan senapan?" Kristal tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya ataupun kedua matanya yang saat ini berbinar-binar.

Wolf menyipitkan matanya. "Tentu, tapi aku terpaksa memperingatkanmu untuk tidak memamerkan keahlian menembakmu di acara berburu nanti."

"Kenapa tidak?" Binar di mata Kristal sedikit meredup. "Itu kan acara berburu! Aku akan menembak lebih banyak babi hutan daripada yang lainnya."

"Itulah sebabnya aku memperingatkanmu." Wolf menghela napas lelah. "Ingat peranmu, Light. Saat ini kau hanyalah seorang wanita yang tidak tahu cara memegang senjata api, apalagi menggunakannya."

Kristal berdecak dan mengempaskan tubuhnya ke ranjang, lalu menutupi wajahnya dengan bantal sebelum berteriak kencang, "Aarghh! Kau menyebalkan, Wolf! Aku benci kau!"

"Itu melegakan."

Kristal menyingkirkan bantal hingga ia bisa melihat sosok Wolf lagi. "Meski begitu, aku tetap merasa kau sangat menarik. Perasaanku tidak berubah."

"Ya Tuhan, ternyata kau masih bodoh." Wolf berjalan menuju pintu. "Aku harus pergi sekarang."

"Tunggu!" Kristal bangkit duduk. "Apa Marco akan datang ke acara berburu nanti?"

Wolf sontak berbalik dan melemparkan tatapan memperingatkan. "Kau tidak berencana menembaknya kan?" tanyanya curiga.

Kristal memilih tidak menjawab dan menatap langit-langit kamar yang tinggi.

"Light, berjanjilah padaku kau tidak akan melakukan apa-apa selain duduk manis selama acara berburu nanti. Kau juga dilarang membuat masalah atau membuat para tamu tidak nyaman dan merasa terancam."

"Astaga, memangnya aku penjahat?" Kristal mengamati smoke detector yang tampak mencurigakan karena dipasang di tempat yang tidak direkomendasikan untuk memasang pendeteksi asap. "Hei, apa itu kamera pengintai?"

"Apa maksudmu kamera pengintai?" Wolf mengikuti arah pandang Kristal, lalu mengumpat pelan. "Berengsek, Vasco sedang mengamati kita!"

"Bagaimana kau tahu itu Vasco?" Kristal menatap Wolf tidak setuju, "bisa saja itu perbuatan Marco."

"Tapi Marco bukan pemilik vila dan dia tidak memiliki akses masuk ke kamar ini!" Wolf berjalan menuju smoke detector palsu itu terpasang, lalu menaiki meja dan sedikit melompat untuk meraihnya. "Sialan! Benda terkutuk itu terlalu tinggi."

Kristal melihat Wolf melompat-lompat beberapa saat, lalu menempatkan kursi di atas meja dan menaikinya. "Bagaimana kalau Marco ternyata bekerja sama dengan Vasco untuk menyingkirkanmu?"

"Kalau saja itu benar, aku pasti sudah lama menyingkir dari sini," jawab Wolf terdengar muak, lantas kembali melompat. Kali ini tangan lelaki itu hampir berhasil menyentuh smoke detector palsu. "Berengsek."

"Wolf apa kau bawa karet?" Kristal berguling di atas tempat tidur untuk mengambil permen karet yang selalu tersedia di tas peralatan pribadinya.

"Karet apa?" Wolf menoleh dan menatap bingung pada Kristal yang sudah mengunyah permen karet dengan cepat.

"Karet gelang yang selalu kau jepretkan di pergelangan tanganmu setiap kali pikiranmu terganggu."

"Bagaimana kau tah― tsk, sudahlah. Untuk apa?"

Cahaya NegeriWhere stories live. Discover now