Sejuta Cinta Untuk Primadona

Start bij het begin
                                    

"Sam, Bang," ucap si anak baru yang sejak muncul senyum mulu kaya abis dapet uang kaget.

"Umur?"

"17."

"Asal?"

"Bogor."

"Anak ke?"

"Pertama dari satu bersaudara."

Abis ngomong gitu, Theo langsung natep Sam lama sambil alisnya naik sebelah.

"Hehe, anak tunggal."

Dalem hati Theo— Nah gitu dong!

"Zodiak?"

Agak lama si Sam ini mikir, entah lupa atau ragu. Soalnya kalau Theo penganut sekte zodiak, Sam malu ngomongnya. Karena zodiak dia Taurus, katanya Taurus itu materialistis, uang adalah tahta tertinggi. Yah, meski keluarganya cukup berada karena orang tuanya juragan sapi.

"Zodiak, Sam."

"Buat apa juga, Bang? Emang harus banget ya masukin data kaya gini sebelum gabung jadi warga kost?" Sam keheranan. Soalnya cuma di sini segala make wawancara, di tempat lain mah asal udah bayar aja, langsung masuk.

"Iya, di sini harus di data. Bahkan harus ikut konseling dulu sama Noe dan Deon. Mereka bakal ngelatin lo buat memperkokoh mental lo sebelum siap dilepas ke lingkungan ini."

Dalem hati Sam — udah kaya militer aja. Terus Noe sama Deon itu— siapa sih mereka?

"Jujur gue bukan orang yang milih penasaran seumur hidup karena malu nanya. Gue tipe yang bakal langsung cari tau ke orang yang bersangkutan. Dan kalau boleh jujur, gue nggak ngerti konsep tinggal di sini."

"Makanya gue kasih tau."

"Tapi kenapa harus zodiak segala dibawa-bawa? Nggak sekalian nanya ortu gue kerja apa? Warna kesukaan gue? Makanan kesukaan gue?"

"Itu ada juga nanti gue tanya, abis zodiak. List pertanyaan masih panjang."

Abis Theo nunjukin isi map dia ke Sam, bocah itu cuma bisa spiclis. Kenapa?

Ya gila aja, panjang bro! Ada 50 pertanyaan yang harus di isi. Inimah ngelebihin pertanyaan ujian kenaikan kelas!

Belum kumpul lagi keberanian Sam buat nanya ke Theo, pintu kamar lantai tiga dibuka sama Tama. Tu orang langsung nyelonong masuk sambil bawa banyak belanjaan, terus diletakin di atas meja makan semuanya sambil ngos-ngosan.

"Udah semua kah?" Theo yang duluan nanya sebelum Tama kaget karena ada Theo di ruang tamu sama orang nggak dikenal lagi ngobrol.

"Udah, topi kerucut sama lilin angka 25, nggak make tumpeng karena Winwin lebih suka keju daripada nasi kuning, jadi beli kue ultah double cheese. Buat kado dari gue, gue beliin dia earphone baru karena dia bilang earphonenya udah rusak sebelah. Sedangkan anak INFJ tuh nggak bisa kalau nggak ada earphone pas lagi di luar. Buat dresscode acara ntar malem make kemeja biru pastel, soalnya Winwin suka biru. Makanan pendamping buat anak-anak yang dateng ke birthday party, gue udah pesen nasi kotak ayam bakar, dessertnya sosis solo sama pudding mangga. Semua udah gue bayar pake uang kas, tinggal ditata di ruang yang mau di pake. Jadinya kita bikin acara di lantai 6?"

"Winwin mintanya di halaman. Katanya pengen bikin birthday party outdoor. Buat lokasinya udah diurus Tristan sama Jaevan dan kawan-kawan yang free."

Sam cuma bisa melongo pas nyimak obrolan Theo sama Tama. Ternyata, data-data yang diminta Theo emang sangat dibutuhkan. Nggak nyangka aja kalau bakal dirayain satu kostan, kayanya Sam nggak pernah tau ada kostan sesolid ini.

"Kita lanjut ya, Sam. Tadi sampe mana?"

 Tadi sampe mana?"

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


HEPI BESDAY

Anak baru nih, senggol dong

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Anak baru nih, senggol dong.

KOSTAN KEMBANG GULA Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu