(36.) Berusaha yang Terbaik

Começar do início
                                    

Tidak hanya Agaskar yang tegang menyaksikan kejadian tersebut, Hugo dan Selina sendiri ikut khawatir dan takut. Zeya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, dimana orang-orang masih ada yang berteriak histeris, padahal ia merasa tidak celaka.

Namun begitu menoleh ke samping, rupanya ada terjadi kecelakaan di simpang lain yang membuat orang-orang menjadi heboh karena ada dua insiden dalam satu waktu. Terlihat seorang perempuan yang celaka tertabrak oleh truk besar.

"G-gue nggak papa?" gumam Zeya membatin, ia memperhatikan sekujur tubuhnya yang masih utuh dan mengusap perut buncitnya itu.

Klakson mobil dan kendaraan di simpang jalan itu seolah saling bersahutan satu sama lain akibat macet mendadak yang membuat beberapa pengendara protes, Zeya lah menjadi penyebab utama kemacetan tersebut.

Bukannya berbalik badan dan kembali menghampiri keluarganya, Zeya justru ingin melangkah lebih jauh ke seberang. Spontan lengannya dicekal oleh Agaskar yang menahan jalannya.

"Zeyy! Lo mau kemana?!" pekik Agaskar mencekal lengan istrinya dengan cukup kuat. "Kalau mau pulang biar gue anter."

"Lepasin gue, Kak!!" Zeya menoleh, menatap sumber suara, ia berusaha melepaskan dan menepis cekalan jemari Agaskar pada lengannya namun selalu gagal. Terjadi keributan antar Zeya yang ingin menjauh namun terus ditahan oleh Agaskar.

"Enggakk! Ayoo ikut gue, sayang."

Aksi mereka yang saling memaksa satu sama lain itu membuat banyak pengendara menggeleng, karena hanya mereka lah penyebab jalanan menjadi macet seperti ini

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Aksi mereka yang saling memaksa satu sama lain itu membuat banyak pengendara menggeleng, karena hanya mereka lah penyebab jalanan menjadi macet seperti ini.

Ada banyak polisi sejujurnya yang turun ke jalan simpang seberang namun tidak ada satu pun yang mendekat ke simpang jalan dimana Arazey dan Agaskar berada memicu kemacetan.

Banyak orang merasa kesal karena tugas polisi yang dilalaikan, padahal alasan sebenarnya para polisi hanya menangani insiden kecelakaan, itu karena ada atasan mereka yakni Hugo yang berada disana hingga tak ada yang berani untuk ikut campur.

Pengendara mobil yang nyaris menabrak Zeya itu pun akhirnya turun dari mobil dan menyambangi mereka yang terus ribut dan tak kunjung usai.

"Mas! Lain kali istrinya dijaga dong, jangan sampai gini. Untung-untung saya bisa nge-rem, coba kalau nggak? Atau justru pengendara lain yang nggak bisa nge-rem tepat waktu? Tamat riwayat kalian nggak bisa sama-sama lagi," omel seorang pria paruh baya bertubuh besar yang marah pada mereka.

Agaskar pun mengangguk-anggukkan kepalanya diiringi dengan badan yang membungkuk beberapa derajat.

"I-iya, Pak. Maafkan saya udah lalai jadi suami, saya akan perbaiki kedepannya biar kejadian semacam ini nggak terulang lagi. Terima kasih karena sudah memberhentikan mobilnya tepat waktu sampai istri saya masih selamat."

Zeya sendiri tidak peduli dengan omelan tersebut dan tetap ingin pulang tanpa diantar oleh suaminya, Agaskar yang geram itu pun langsung mengangkat tubuh Zeya ala bridal style dan membawanya ke tepi jalan.

AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora