Lulu menghela napasnya, lalu menghempaskan badannya lagi kembali ke kasur. "Aku beneran jadi wanita malam buat kamu, ya."

"Engga gitu, aku beneran ada urusan."

"Kasih tau aku," pinta Lulu. Ia benar-benar lelah dengan Raizan yang hanya datang padanya untuk memuaskan hasrat lelakinya. "Aku tau kamu sibuk sama kerjaan kamu yang ngebunuh-bunuh itu, tapi setidaknya temanin aku lah, sehari aja."

Raizan menggeleng. "Ga bisa, kak." Setelah selesai memakai baju, Raizan melangkah mendekati Lulu. Ia mencium bibir Lulu sekilas lalu beranjak keluar dari kamarnya. "Kalau ada waktu, aku kabarin."

Pintu kamar tertutup, kini Lulu sendirian di dalam. Ia menghela napasnya dengan panjang lalu mengambil ponselnya yang ada di atas nakas.

Dengan gesit, jarinya menari-nari di atas layar benda itu.  Mencari sebuah nama yang ingin ia hubungi.

"Halo, Chik."

-

"Kak Gita?!"

Kathrina dan Gita menoleh, menatap bingung pada Marsha yang baru saja masuk ke dalam kamar inap Azizi.

"Kakak ngapain disini?" Tanya Marsha sembari menaruh plastik bawaannya di atas meja.

Gita diam, hanya menatap Marsha yang sudah duduk di sebelahnya. "Kakak kenal sama pacarku?"

"Pacar?" Tukas Kathrina dan Sello bersamaan. Mereka dengan serentak menatap Azizi, meminta sebuah keterangan yang perlu mereka ketahui.

Azizi memicingkan senyum tipis, membuat Kathrina melongo tak percaya.

"Aku pacarnya kak Zee, kakak siapa?" Tanya Marsha menatap Kathrina yang duduk di sebelah Gita.

"Kathrina, temennya Azizi. Penjaga nya Gita juga," jawabnya sembari menjabat tangan Marsha dengan ramah.

Marsha membulatkan mulutnya, lalu kembali menatap Gita. "Kakak—"

Drttt

Ponsel Marsha berdering, membuat atensinya teralihkan dan bergegas keluar dari kamar. "Aku jawab telpon dulu ya," pamit Marsha seraya memakai masker nya kembali lalu keluar dari kamar.

"Kamu jangan suka sama dia," bisik Gita. Kathrina melotot kaget, lalu terkekeh kecil. "Ga mungkin lah, bukan tipe aku," bisik Kathrina merespon ucapan Gita tadi.

"Tipe kamu yang gimana?"

"Kamu."

-

"Tumben amat lo ngajak minum?"

Lulu mengangkat kepalanya, menatap seorang perempuan berdiri di hadapannya. "Masalah pacar muda lo lagi?" Imbuhnya sembari duduk.

Tak lama, seorang laki-laki datang, mengekor perempuan tadi dan duduk di sebelahnya. "Bisa-bisanya lo bawa pacar lo di saat gue lagi galau begini!" Tukas Lulu dengan kesal melihat temannya yang hanya melempar senyum manisnya.

"Yaudah sih Lu, si Ara yang maksa ikut, nih," jelasnya sembari melirik kekasihnya yang hanya tersenyum. "Jadi lu kenapa?"

Lulu meneguk minumannya langsung dari botol, habis hingga tak tersisa. Dengan luwes ia mengusap bibirnya yang basah. "Tadi sore gue ngajak putus."

PENGASUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang