"Gapapa, Bu Boss!" Jawab Kathrina memberi jempol.

Gracia mengangguk kecil, lalu menggulung kertas itu dan memberikannya pada Kathrina. "Besok pagi berangkat," titah Gracia, membuat Kathrina mengangguk paham dan menerima gulungan kontrak itu. "Itu aja," lanjutnya lalu mengibaskan tangan memberi isyarat agar Kathrina keluar dari ruangannya.

Kathrina berdiri, lalu keluar dari sana dengan senyum yang merekah. Membayangkan ia akan segera bertemu lagi dengan gadis idamannya, Gita. Dirinya sudah rindu sekali dengan bibir tipis berwarna merah milik Gita yang belum sempat ia cium kembali hari itu.

"Napa lo?" Tanya Azizi heran, melihat kakaknya tersenyum dengan lebar sedari tadi. Anak itu duduk di ruang tengah, bersama Adel yang sedang fokus bermain konsol game di tangannya.

"Gue di kontrak," jawab Kathrina sembari mendudukkan pantatnya di atas sofa, tepat di sebelah Azizi yang sedang meneguk soda kaleng.

"Lagi musim buat kontrak apa ya." Azizi menaruh kaleng sodanya, lalu melirik Adel yang masih sibuk dengan konsol game miliknya.

"Iya, lo di kontrak juga?" Tanya Kathrina bingung dengan reaksi adiknya itu. Azizi menggeleng lalu mengarahkan dagunya pada kakaknya yang satu lagi. "Dia tuh," lapornya.

"Oh, ya? Di kontrak siapa?"

"Cewe yang cium dia," jawab Azizi, mengundang senyum mengejek dari Kathrina. "Bejirr, ciuman tiap hari, dong."

Adel mengendus kasar, mencoba mengabaikan ledekan dari Kathrina. Matanya berusaha menatap fokus pada konsol game, sedangkan Kathrina sudah kembali bergosip ria bersama sang adik, Azizi.

Lesbi, batin Adel.

-

"Loh, sudah datang," ucap Anton, mendapati Kathrina yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya. "Pagi sekali," sambungnya, heran dengan Kathrina yang datang se-pagi ini.

Kathrina melempar senyum manisnya. "Gapapa pak, takut macet kalau agak siang." Bohong, perempuan licik ini berbohong. Satu-satunya alasan ia datang sepagi ini ialah hanya untuk bertemu Gita saja.

Anton tertawa kecil, lalu mempersilahkan Kathrina masuk ke dalam. Gadis itu melangkah pelan, mengikuti tuan rumahnya menuju kamar Gita.

"Gita, ada yang datang," panggil Anton. Suara deru dari kamar mandi terdengar, secara tidak langsung memberitahu mereka berdua bahwa orang yang  dicari sedang mandi.

"Lagi mandi anaknya, saya tinggal ya," Pamit Anton.

Kathrina tersenyum, lalu menatap pintu kamar mandi itu. Dengan langkah ringan, ia berjalan ke sana. Tangannya terangkat dan membuka pintu itu.

Gita, yang sedang membasuh dirinya melirik kearah pintu yang terbuka. Melihat Kathrina masuk dengan senyuman manis di wajahnya.

"Hai,"

Ia melangkah keluar dari area shower, tubuhnya yang telanjang tanpa sehelai benang pun membuat Kathrina tertegun, tersihir dengan lekuk tubuh indah milik Gita.

Gadis itu menatap Kathrina dengan datar, lalu menariknya kedalam pelukan dan membuat baju Kathrina ikut menjadi basah.

Rasa dada Gita yang lembut, bersentuhan dengan tubuhnya. Membuat kupu-kupu dalam perut Kathrina bangun, dan terbang menggelitik.

"Kamu sengaja ngontrak aku?" Tanya Kathrina membuka obrolan. Gita memberi anggukan kecil sebagai jawaban. "Kenapa?" Tanya Kathrina lagi.

PENGASUHWhere stories live. Discover now