"Wei Ying, aku akan kembali ke kamar untuk mengambil handuk dan alat mandi". Ujar Jiang Cheng.

"Mn, silahkan A-Cheng". Balas Wei Wuxian.

Jiang Cheng kemudian melangkah keluar dari kamar asrama bernomor enam puluh sembilan itu menuju kamar asramanya sendiri yang berjarak sembilan kamar lain dari sana.

Ini siang hari, jam di tangannya menunjukan pukul dua belas pas. Tapi lorong terlihat gelap karena cuaca buruk di luar yang mengguyur dua kota, ditambah lampu yang tidak di nyalakan karena para siswa sedang pulang untuk menghabiskan masa liburan semesternya.

Langkah kakinya tiba-tiba terhenti, tubuh remaja Jiang itu mendadak beku. Samar-samar ia mendengar suara gumaman berat dari ujung lorong yang gelap.

Jantung Jiang Cheng berdetak dengan cepat, keringat membasahi seluruh tubuhnya. Dirinya bisa dibilang sedikit berani, selama dua tahun ia bersekolah di sana jujur saja baru pertama kali ini dirinya mengalami pengalaman mistis seperti ini. Biasanya ia hanya akan mendengar itu dari orang lain.

Suara gumaman yang berat itu terdengar  semakin jelas dan dekat bersamamu dengan pacu jantung Jiang Cheng yang lebih meningkat.

"Hmm.. hmmm.. hmm.. ".

"Hmm.. hmm.. hmmm..".

"Hmmm..hmm.. hmmm..".

Jiang Cheng ingin berlari, tapi tubuhnya terasa seperti terpaku di sana.

Patah-patah ia menoleh ke belakang, lalu sedetik kemudian matanya terbelalak.

"KYAAAAAAAAAAAAAAA!!!!".

Tepat di belakangnya, sesosok mahluk tinggi besar berwarna hitam dengan kulit gosong seperti habis terbakar. Terus bergumam dengan mata yang melotot keluar menatap Jiang Cheng dengan ganas, mulutnya tertutup namun menampilkan sederetan gigi runcing yang sedikit menghitam.

"AWAS!!".

WUSH~

BAAAM!!

"AAAAAARRGGHHHH!!!".

Jiang Cheng terduduk lemas dengan nafas memburu, tatapannya kosong. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat baru saja.

"Kau baik-baik saja?". Tanya seseorang sembari menepuk pelan bahu Jiang Cheng, si empunya tersentak.

"Lan Xichen ". Ucap Jiang Cheng tanpa sadar dirinya sudah berlaku tidak sopan.

Seseorang itu, Lan Xichen. Yang hendak menemui adik iparnya. Siapa sangka dibelokkan lorong dirinya menemukan siswa yang hampir saja dirasuki oleh arwah jahat. Beruntung ia dapat menolongnya dengan segera.

Lan Xichen tertegun sejenak kemudian tersenyum lembut. Sembari membantu sang siswa untuk bangkit berdiri dan merapikan pakaiannya.

"Siapa namamu?". Tanya Lan Xichen.

"Ji- Jiang Wanyin". Jawab Jiang Cheng sedikit gugup.

"Wanyin. Nama yang bagus".

Entah apa yang istimewa dari kalimat itu, Jiang Cheng mendengarnya tiba-tiba merona. Seperti seorang gadis yang sedang malu-malu terkena gombalan.

Lan Xichen lagi-lagi tersenyum menyadari siswa di hadapannya itu tengah merona. Itu terlihat menggemaskan dimatanya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, kemudian ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu.

"Ini, ambilah. Jangan pernah lepaskan benda ini, kalau tidak kau akan diganggu arwah jahat lagi". Ujar Lan Xichen sembari menyerahkan sebuah giok putih berumbai dengan sebuah gantungan berbentuk awan dengan warna senada.

Jiang Cheng menerimanya, menatap si pemberi dengan tatapan polos. Lan Xichen tersenyum, tanpa sadar tangannya terulur dan mengusap lembut kepala si pemilik marga Jiang.

"A-ah, maaf. Tangan ku lancang". Ujar Lan Xichen sembari tertawa canggung.

"Ti- tidak. Ah, ma- maksudku. Te- terimakasih". Ujar Jiang Cheng dengan gugup, dengan segaris senyuman malu-malu di wajahnya.

.
.
.

TBC

Kemarin aku ga ada waktu buat ngetik hiks 😭🤧

Btw, gimana menurut kalian kalau aku sambil publish yang baru? 😭

谢谢大家。

王桥万-Ong Keow Ban, 2024.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now