"Sorry, sunwoo! Tapi abang tiri lo itu emang pantes di siksa! Lo gak usah khawatirin dia! Jelas - jelas dia yang udah bunuh bokap lo! Dan dia juga udah bikin hidup lo ancur kan? Jadi buat apa lo peduliin dia?! Lo liat di ruangan ini. Masih banyak orang yang peduli sama lo. Lo bisa anggep para inti blaxters atau anggota blaxters yang lainnya itu sebagai saudara lo. Lo gak sendirian kok! Banyak dari mereka yang juga udah gak punya keluarga! Tapi kita, blaxters, bisa jadi keluarga baru buat kalian. Keluarga yang lebih baik, lebih ngertiin kalian, lebih peduli, lebih menjaga kalian, dan lebih memperlakukan kalian layaknya manusia! Jadi lo gak usah khawatirin orang yang sama sekali gak pantes buat lo khawatirin! Lo kalo perlu apa pun, lo bisa minta ke gue, ke bangchan, ke changbin, ke lino, ke woojin, atau ke yang lainnya! Okay?"penuturan minyeon tersebut membuat sunwoo --bahkan mereka semua yang ada di ruangan itu-- terdiam, merasa tersentuh.
"Nama kita gak di sebut?" rengut jeongwoo dan jihoon bersamaan.
"Iri an bener lo bedua!" sungut minyeon.
"Thanks ya ... gue gak tau lagi, kalo gak ada kalian, hidup gue bakal gimana .." ujar sunwoo pelan, seraya mengukir senyum tipis di bibir tebalnya. Minyeon menganggukkan kepalanya sembari menepuk pundak sunwoo.
"No prob .. itu udah tugas kita .." sahut minyeon, yang kini juga membalas senyuman tipis sunwoo dengan senyuman manis. Setelah itu, minyeon berjalan mendekati ranjang di mana jeongwoo berada. Gadis itu juga lalu menatap jeongwoo dan junkyu bergantian.
"So? Gimana? Lo masih marah, jun? Apa lo bakal ngelarang jeongwoo dan minta jeongwoo buat out dari blaxters?" tanya minyeon langsung to the point. Junkyu terdiam sejenak, sebelum akhirnya bersuara.
"Gue gak suka jeongwoo gabung kelompok kalian dan membahayakan nyawanya sendiri!" ucapnya. Minyeon mengangguk mengerti, sedangkan jeongwoo sudah siap membuka mulutnya untuk melayangkan protes, kalau saja junkyu tidak melanjutkan ucapannya yang ternyata belum selesai tersebut.
"Tapi .. setelah gue pikir - pikir lagi .. gak ada salahnya jeongwoo tetep gabung sama kalian. Toh, kelompok kalian bukan kelompok tukang bikin onar atau pun penjual narkoba! Kelompok kalian malahan banyak bantu orang - orang yang emang bener - bener butuh bantuan. Dan denger omongan lo tadi, minyeon, gue jadi .... eum .. gak bisa marah sama lo. Walaupun lo kejam, lo gak akan pernah kasih ampun ke orang - orang yang emang udah cari masalah sama lo, lo selalu bersikap dingin, tapi sebenernya lo baik. Lo peduli sama orang lain dan gak mau kalo sampe orang - orang yang gak punya salah itu celaka .. jadi ..." junkyu menggantung kalimatnya sejenak. Ia melemparkan pandangannya ke arah minyeon, lalu ke arah jeongwoo bergantian.
"Gue izinin jeongwoo buat tetep stay di kelompok lo. Tapi tolong .. jagain jeongwoo ya? Gue gak siap kalo harus kehilangan dia ...." cicit junkyu di akhir kalimatnya seraya memainkan jarinya sendiri dan menundukkan kepalanya, menyembunyikan semburat merah yang menghiasi pipi gembilnya itu. Minyeon dan jeongwoo tentu terkekeh gemas melihat kelakuan imut laki - laki yang mirip koala itu. Berbeda dengan jihoon yang sudah akting seperti ingin muntah dan hendak melontarkan caci maki pada junkyu, kalau saja tidak di tahan oleh kekasihnya, yoshi.
YOU ARE READING
{Not} JIKJIN || JeongKyu X JaeSahi (Ft. JiNori) || {END}
Fanfiction"Gue lurus ya anjir!!" "Sejak kapan gue belok?!" "Gue normal gk kyk lo" "Yaudah coba aja dulu lo pacaran sama cewek! Gue yakin lo nyamannya sama gue" Follow Us on TikTok @Sinballalagattaa
