05. Hiburan

Mulai dari awal
                                    

"Aku robot, tidak akan sakit, cattus kucing dengan bulu yang lebat, dia tidak akan kedinginan, kau yang harusnya dipertanyakan."

Aku hanya tertawa kecil, tidak kusangka kalau ternyata robot bahkan lebih peduli daripada manusia. Setelah beberapa lama cattus bangun dan bellbot menyuruhnya pulang untuk istirahat, aku hanya melambaikan tangan dan senyum tipis.

"Kalau kau sakit kau tidak bisa ikut ujian Kental (name)," Suara yang tidak asing di telingaku muncul dari belakang, saat menoleh tepat ada seseorang yang memasangkan topi berwarna hitam dengan sedikit warna merah di depannya.

"Boboiboy?" Gumamku saat Boboiboy dalam bentuk Boboiboy halilintar datang dari belakang, "apa yang kamu lakukan disini pada malam hari?"

"Aku melihatmu berjalan sendirian tanpa jaket di malam hari yang dingin ini, jadi aku mengikutimu," katanya, dia duduk di sebelahku lalu melepaskan jaketnya, dan memasangkannya di belakang tubuhku, "jangan sakit, nanti ga bisa tunjukkan ke orang tuamu kalau kau lebih hebat dari adikmu itu."

"Baiklah, tapi kenapa berubah menjadi Boboiboy halilintar? Bukannya katanya tidak boleh pakai tahap dua dulu?"

"Asalkan tidak dipakai bertarung secara berlebihan mungkin baik baik saja," jelasnya, dia menatap laut yang luas dan indah, dan menutup mata saat menikmati angin kencang, "tau tidak, kau orang pertama selain keluargaku yang melihatku tanpa topi dan jaket, dengan element halilintar juga tentunya, dulu Gopal pernah bilang, katanya aku lebih cocok tanpa topi tapi menurutku rambut halus itu tidak jantan."

"Lalu kenapa kau tunjukkan padaku?" tanyaku, dia tidak membiarkan orang lain melihat tetapi membiarkanku melihatnya.

"Rahasia," katanya dengan seringai andalannya, dia melirik ke salah satu tanganku yang terdapat luka, luka baru sebelum datang ke Malaysia, "kenapa bisa luka begini? Bisa jelaskan?" Dia menatapku dengan tatapan tajam dan dingin.

"Itu... Ini luka karena adikku, dia sengaja memanah ke arah ku, untungnya aku berhasil menghindar tetapi tetap kena sedikit," jawabku sambil tertawa hampa.

"Kalau ini?" Dia menunjuk ke arah luka sayat di tanganku yang cukup banyak, "kau tidak self harm, kan?"

"Ini... aku baik baik saja kok, jujur," jawabku, rasanya ingin menangis, aku tidak pandai dalam berbohong tetapi semoga saja dia percaya.

"Eyes don't lie, (name). matamu tidak berbohong, aku tahu kau tidak pandai dalam berbohong," katanya dengan suara dingin, Boboiboy halilintar ternyata memang menyeramkan.

" Baiklah akan ku jelaskan tapi jangan ejek dan jauhi aku ya?" Aku memohonkan sebelum menjelaskan, menarik napas dalam dalam lalu buang, "Sebenarnya keluarga ku adalah pembunuh bayaran, dia meneruskan usahanya kepada anak-anaknya yaitu aku dan adikku, namanya Monica. Ayahku menyuruhku meneruskan usaha gelapnya, tetapi aku menolak karena aku tahu itu perbuatan yang salah."

"Lalu?"

"Aku membenci keluargaku, karena mereka lah aku dijauhi dan tidak memiliki satu pun teman, percaya tidak percaya aku memiliki niat membunuh orang-orang, tetapi aku menahannya. Aku melampiaskan niat membunuhku dengan menyakiti tubuhku sendiri," jelasku, mataku mulai memanas, tetapi selalu tidak bisa mengeluarkanya.

"Hanya nenekku yang tahu hal itu, dan sekarang dia sudah pergi. Tapi aku sudah tidak perlu melakukannya lagi, karena dengan bergabung bersama Tapops, aku akan terluka, mau itu luka kecil atau besar, tapi itu lebih baik daripada melukai dengan sengaja."

"Hebat, kau tahu konsekuensinya jika kau melakukan hal itu," dia merangkul pundakku, mendekatkan dirinya dengan diriku, dan mengelus rambutku, "tapi jangan lukai dirimu sendiri, ceritalah padaku jika sedih, dan aku akan mendengarkanmu sekaligus melindungimu"

Boboiboy Galaxy × ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang