-Part 17-

623 131 21
                                    

Hari yang ditunggu tunggu akhirnya tiba dimana Chaeyoung bersama Lalice akan mengikuti lomba nyanyian untuk mewakili sekolah mereka.

"Aku gugup" ujar Lisa menatap kembarannya.

Chaeyoung terkekeh kecil "Kamu pasti bisa Lisa-ya"

Lisa menggeleng "Bukan aku, tapi kita. Kita pasti bisa"

"Apa Jennie Eonnie sama Jisoo Eonnie sudah tiba?" Tanya Chaeyoung.

"Tadi Jisoo Eonnie sudah mengirim pesan. Katanya dia sama Jennie Eonnie sudah berada di barisan paling hadapan untuk melihat kita" sahut Lisa.

"Kalian bersiap siap lah. Setelah ini, kalian yang akan tampil" ujar sang panitia kepada si kembar.

"Ayo semangat!" Ujar Chaeyoung merangkul kembarannya itu.



Jennie dan Jisoo sudah berada dibangku paling hadapan bahkan keduanya sudah mengeluarkan ponsel untuk merekam penampilan kedua adik mereka itu.

Hwaeyon pula tidak bisa datang karena wanita itu memutuskan untuk ke perusahan suaminya dan mengalihkan perhatian sang suami agar sang suami tidak merasa curiga dengan kepergian Jisoo yang meninggalkan perusahan.

Pokoknya hari ini Hwaeyon hanya ingin ke4 anaknya bersenang senang tanpa kekangan dari Dowon.

"Aku yakin mereka gugup" ujar Jennie.

"Tapi mereka pasti akan melakukan yang terbaik" lanjut Jisoo disetujui oleh Jennie.

Sosok yang ditunggu tunggu akhirnya tiba. Bunyi iringan music mula kedengaran bersamaan dengan munculnya sosok Lisa dan Chaeyoung diatas panggung.

"Aaaa mereka lucu banget!!" Pekik Jennie antuasis.

"Adik kembar kita memang lucu!" Pekik Jisoo tidak kalah antuasisnya.

Sebagai Kakak, Jisoo dan Jennie begitu bersyukur ketika melihat betapa akrabnya kedua adik kembar mereka itu walaupun sang Appa sering berusaha untuk menjauhkan mereka.

"Tidak dapat aku bayangkan kalau mereka berpisah suatu hari nanti" ujar Jennie.

Jisoo sontak menatap Jennie "Berpisah?"

"Eung. Mereka semakin dewasa Eon. Suatu hari nanti mereka pasti akan menikah. Waktu itu juga Eonnie pasti akan menikah dan pergi meninggalkan aku dan yang lain"

Jisoo tersenyum tipis "Jendeukie" panggilnya "Kakak tidak akan meninggalkan kalian walaupun suatu hari nanti Kakak sudah menikah. Kakak akan sering berkunjung kemansion untuk bertemu kalian. Pokoknya Kakak akan memastikan hubungan persaudaraan kita tidak akan putus. Ini janji Kakak"

Jennie sontak memeluk Jisoo. Ah, sudah lama rasanya dia tidak bermanja dengan Kakak pertamanya itu.




"Selamat!" Chaeyoung dan Lisa sontak tersenyum ketika Jisoo dan Jennie menghampiri mereka dengan membawa bouquet bunga mawar yang cukup indah.

"Terima kasih Eonnie" ujar si kembar dengan kompak.

"Penampilan kalian luar biasa! Eonnie tidak sabar untuk menunjukkan videonya kepada Eomma" ujar Jennie antuasis.

"Ayo kedepan. Mereka akan mengumumkan siapa pemenangnya" ujar Jisoo.

Ketiganya kembali duduk dibangku penonton dengan serius.

"Baiklah, ini saat yang ditunggu tunggu untuk kalian semua" sang MC memulakan bicara.

Chaeyoung dan Lisa sudah berpegangan tangan dengan erat. Keduanya merasa cukup gugup.

"Pemenang utama untuk lomba nyanyian wakil sekolah dimenangi oleh........"

Si kembar semakin gugup bahkan genggaman tangan keduanya sudah erat.

"Shin Chaeyoung dan Shin Lalisa mewakili SamYang school!"

Teriakan dan tepukan langsung memenuhi aula.

Chaeyoung dan Lisa saling tatap lantas keduanya berpelukan dengan erat "Kita berhasil Lisa-ya" lirih Chaeyoung dengan mata berkaca kaca.

"Aku senang. Terima kasih Chaeng-ah" balas Lisa.

"Selamat Chaelisa!" Kompak Jennie dan Jisoo.

"Terima kasih Eonnie"

Dengan tangan yang bergandengan, Chaeyoung bersama Lisa berganjak menaiki panggung untuk menerima hadiah dari hasil lomba.

Mereka mendapatkan uang sebanyak 30000 won bersama dengan 2 piala yang kelihatan cukup mewah.

Sementara Jennie dan Jisoo terus saja memotret moment yang berharga itu menggunakan kamera yang sudah mereka siapkan.

*
*

Acara lomba sudah berakhir dan kini ketiga saudaranya sudah berlalu pulang meninggalkan Chaeyoung sendirian disekolah.

Lisa sudah memaksa Chaeyoung untuk pulang bersama namun Chaeyoung menolak ajakan itu dengan alasan kalau dia harus ke toko buku untuk membeli sesuatu. Awalnya, ketiga saudaranya ingin menemaninya namun Chaeyoung menghalangnya karena tidak ingin Dowon marah.

"Kita sudah sampai" ujar Chanyeol.

Chaeyoung menatap keluar jendela "Kita dimana?"

Dahi Chanyeol mengernyit "Bukannya tadi kamu bilang kalau kamu ingin ke toko buku?"

Chaeyoung cengesan "Aku hanya berbohong sama ketiga saudara aku kok. Apa sekarang Oppa bisa membawa aku kerumah sakit?"

"Kemarin kamu sudah kerumah sakit bukan? Kamu sakit apa Chae?" Khawatir Chanyeol.

Namun Chaeyoung malah terkekeh "Aku tidak sakit kok. Aku hanya ingin membesuk teman aku. Dia masuk rumah sakit"

Chanyeol yang memang percaya itu akhirnya kembali menjalankan mobilnya untuk menuju kerumah sakit.

*
*

Keringat dingin sudah membasahi dahi Chaeyoung. Gadis ini bahkan sudah mencengkram hujung seragamnya.

"J-Jadi, bagaimana hasilnya Dok?" Tanya Chaeyoung terbata bata.

"Sebelum itu, bisa saya harus memastikan sesuatu. Apa kamu terlahir dengan sistem imun yang lemah?" Tanya Irene.

Chaeyoung menggigit bibir bawahnya sebelum mengangguk "Sejak kecil aku gampang jatuh sakit. Cuaca dingin sedikit saja sudah bikin aku demam"

Irene menatap Chaeyoung dengan tatapan yang sulit diartikan "Kamu menderita Ensefalitis"

"Nde?"

"Ensefalitis adalah keradangan otak yang disebabkan oleh jangkitan atau melalui sistem imun yang menyerang otak. Gejala radang otak terbagi menjadi dua tingkat, yaitu ringan dan parah. Radang otak ringan biasanya memunculkan gejala yang hampir mirip dengan flu, seperti demam dan nyeri kepala. Namun, pada tingkat lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, atau gangguan pada indra tubuh"

Chaeyoung terdiam. Kalimat kalimat yang disampaikan oleh sang Dokter terus saja memenuhi fikirannya.

"Menurut hasil pemeriksaan saya. Kamu mengalami gejala radang otak yang ringan. Antaranya seperti rasa lelah berlebihan, demam, nyeri kepala, mual dan mintah, nyeri otot dan sendiri serta rasa kaku pada leher"

Chaeyoung tidak bisa membantah karena apa yang dikatain oleh Dokter Irene ada benarnya. Dia sudah mengalami beberapa gejala itu dan ianya cukup menyakitkan.

"A-Apa aku bisa sembuh?" Tanya Chaeyoung menahan air matanya.

"Kamu pasti bisa sembuh. Hanya saja kamu harus rutin menjalankan rawatan. Saya akan membantu kamu sehingga kamu sembuh!" Ujar Irene memberi semangat kepada Chaeyoung.

Chaeyoung menghembuskan nafasnya dengan kasar lantas dia tersenyum tipis "Baiklah Dok. Terima kasih. Kalau tidak ada apa apa lagi, saya permisi" pamitnya.










Tekan
👇

Senja ✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin