-Part 16-

639 123 14
                                    

Kelas Chaeyoung kembali mendapatkan jamkos dan itu membuat Chaeyoung memutuskan untuk keruangan studio yang ada dilantai 3 untuk membuat persiapan.

"Lo sudah memilih lagu yang akan lo tampilkan?" Tanya Yeri yang ikut menemani Chaeyoung.

"Ada beberapa lagu yang menjadi pilihan gue tapi gue belum yakin harus pilih yang mana. Nanti malam saja deh gue pilih" sahut Chaeyoung.

"Lagu apaan tuh?" Tanya Yeri penasaran.

Chaeyoung tersenyum "Lihat saja besok. Tapi gue deg degan si. Jennie Eonnie bilang kalau dia sama Jisoo Eonnie besok akan kesini untuk melihat lomba ini"

"Ternyata kamu disini" mereka menatap Bu Jiah yang berjalan memasuki studio itu.

"Ada apa Bu?" Tanya Chaeyoung.

"Maaf Chaeyoung. Ibu baru saja mendapat informasi kalau lomba besok harus diwakili oleh dua orang siswa untuk setiap sekolah" ujar Bu Jiah merasa bersalah.

"Maksud Ibu?" Tanya Chaeyoung bingung.

"Lombanya harus duo"

"Nde!? Jadi aku harus bernyanyi sama seseorang?" Kaget Chaeyoung.

"Iya Chae. Kamu harus mencari teman duo kamu. Cewek juga bisa, cowok juga bisa"

Chaeyoung sontak menatap kearah Yeri membuat gadis itu menelan ludahnya dengan kasar "Jangan aneh aneh ya. Gue tidak mau" tolak Yeri buru buru.

"Ayo dong Yer, bantuin gue" pinta Chaeyoung memelas.

"Gue tidak bisa Chae. Lagian lombanya besok. Gue bahkan tidak siap" ujar Yeri.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Terus sekarang bagaimana?" Keluhnya.

"Bagaimana kalau Lisa saja?" Usul Yeri.

Chaeyoung tersenyum "Lo benar" dengan buru buru dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada kembarannya itu.



Setelah hampir 10 menit menunggu, sosok Lisa akhirnya datang dengan nafas yang memburu.

"Chaeng!? Kamu baik baik saja!?" Khawatir Lisa.

"Aku baik baik saja Li" sahut Chaeyoung.

"Terus kenapa kamu buru buru meminta aku untuk kesini?" Tanya Lisa.

Dengan bantuan Bu Jiah, Chaeyoung mula menjelaskan semuanya kepada Lisa membuat gadis berponi itu melotot kaget.

"Chaeng! Kamu jangan bercanda ya!" Heboh Lisa.

"Aku tidak bercanda Li. Kamu ikut lomba bersama aku juga ya" pinta Chaeyoung.

"T-Tapi aku tidak bisa nyanyi" ragu Lisa.

"Jangan bohong. Aku sering mendengar kamu nyanyi didalam kamar kamu. Suara kamu enak loh. Ayo dong Li" mohon Chaeyoung.

"Lisa-ya, kalau kamu tidak bisa ikut serta, Chaeyoung juga tidak akan bisa mengikuti lomba ini. Nama Chaeyoung akan dihapus dari daftar lomba" lanjut Bu Jiah.

Lisa semakin merasa tidak enak. Dia tahu Chaeyoung begitu antuasis untuk mengikuti lomba itu dan dia tidak ingin membuat kembarannya itu kecewa.

"Baiklah" putus Lisa pada akhirnya.

"Syukurlah" Bu Jiah bernafas lega "Mendingan kalian latihan sekarang. Nanti Ibu ngomong sama wakil kelas kalian kalau tidak bisa ikut pelajaran" lanjutnya.

"Baiklah Bu. Terima kasih" kompak si kembar.

Setelah Bu Jiah dan Yeri berganjak pergi, Chaeyoung bersama Lisa akhirnya fokus memilih lagu yang akan mereka nyanyikan.

"Lagu ini cocok" ujar Chaeyoung.

Lisa mengangguk setuju "Kita pilih yang ini saja"

Keduanya mula melakukan latihan bersama tanpa sebarang halangan. Hal ini pula semakin mengeratkan ikatan persaudaraan keduanya.

*
*

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 petang dan latihan akhirnya selesai. Kini keduanya sudah berganjak pulang dengan Lisa yang akan ke cafe untuk melakukan kerja kelompok bersama teman temannya sementara Chaeyoung pula akan kerumah sakit.

"Kamu sakit Chae?" Tanya Chanyeol khawatir.

"Aku hanya pusing kok" sahut Chaeyoung.

"Mau Oppa ikut masuk?" Tanya Chanyeol lagi.

Chaeyoung menggeleng "Oppa tunggu dimobil saja. Aku bisa sendiri"

Chaeyoung lantas berganjak keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah sakit.

Sejujurnya Chaeyoung takut untuk memasuki ruangan Dokter namun dia harus mengetahui kondisi badannya yang semakin hari semakin terasa aneh itu.








"Baiklah Chaeyoung-ssi. Kita hanya perlu menunggu besok untuk mendapatkan hasil test kesehatan kamu" ujar Dokter Irene.

"Apa aku punya penyakit yang parah? Kenapa aku harus melakukan semua test ini?" Tanya Chaeyoung khawatir.

Irene tersenyum bagi menenangkan pasiennya itu "Ada sesuatu yang terlintas difikiran saya tapi saya harap ianya tidak terjadi. Untuk kepastian, kita hanya perlu menunggu besok"

"Baiklah Dok. Saya akan kesini besok" ujar Chaeyoung.

Setelah urusannya selesai, Chaeyoung akhirnya berpamitan untuk pulang.

Hari ini, dia tidak akan ke pantai untuk menikmati senja karena jam sudah hampir menunjukkan pukul 7 malam dan itu artinya dia harus segera pulang sebelum menerima amukan dari sang Appa.

*
*

Baru saja tiba dimansion, Chaeyoung dikagetkan dengan sosok Dongwon yang sudah berdiri dan menunggu kepulangannya didepan pintu utama mansion.

"Dari mana saja kamu hah!?" Teriak Dowon marah.

"T-Tadi aku ada kerja kelompok sama teman teman" ujar Chaeyoung yang pastinya berbohong itu.

"Apa benar?" Donwon beralih bertanya kepada sosok Chanyeol yang berdiri dibelakang Chaeyoung.

"Benar Tuan. Saya ikut menemani Nona Chaeyoung melakukan kerja kelompok" sahut Chanyeol yang sudah berjanji kepada Chaeyoung untuk tidak menceritakan semuanya kepada keluarganya.

"Sekarang kekamar dan lanjut belajar! Ingat, beberapa bulan lagi kamu bakalan ujian. Awas saja kalau nilai kamu tidak tinggi!" Tegas Dowon diakhir.

"B-Baiklah Appa" dengan buru buru Chaeyoung berlari memasuki kamarnya.

"Permisi Tuan" Chanyeol membungkuk sopan lantas dia berganjak menuju kerumah.

"Sudah aku bilang, Chaeyoung itu anak yang rajin" timpal Hwaeyon berjalan menghampiri sang suami.

"Percuma dia rajin kalau dia masih saja bodoh!" Sahut Dowon.

Hwaeyon hanya menggeleng. Dia sudah pusing memikirkan cara untuk menghalang suaminya daripada bersikap egois namun tetap saja sang suami tidak pernah mendengarkannya.








Tekan
👇

Senja ✅Where stories live. Discover now