Prologue

205 35 8
                                    

Hidup yang dijalani oleh setiap orang beraneka macam ragam. Ada yang lelah sudah dengan kehidupan yang dimiliki hingga memilih mati, ada yang mengikuti lingkaran kehidupan layaknya seperti hewan, ada pula yang bersemangat menjalani kehidupan untuk menggapai sesuatu.

Termasuk oleh seorang wanita muda yang kini menjalani kehidupan kuliah di semester akhir. Kehidupan yang sebenarnya akan ia jalani begitu dia wisuda dan menginjak kehidupan dewasa atau bekerja nantinya.

Disisi lain, dia juga memiliki hobi menulis sebuah karangan cerita. Setiap cerita yang dia buat, pasti ia selipkan dengan karakter buatannya ataupun dengan nama sendiri.

Aneh?

Meskipun terdengar aneh, tetapi setidaknya itu membuat suasana hatinya menjadi senang ketimbang mendengarkan perkataan yang cringe dari orang lain.

Memiliki hobi menulis cerita cukup menyenangkan dan disimpan secara rahasia, bukan? Hampir disetiap waktu ia pasti akan membuat atau melanjutkan cerita yang telah dibuat meskipun terkadang alur yang dia buat pun cukup rumit atau buntu. Biasa disebut Write Block.

Saat ini dirinya sedang mengetik karangan cerita yang dia buat setelah pulang dari kampus.

Tentunya ditambah dengan sebuah lagu yang membuat dirinya bertambah semangat dalam membuatnya serta minuman yang ada di samping kirinya.

Dirinya sedang berpikir alur seperti apa yang hendak dia buat, apalagi adegan aksi. Membayangkan aksi tersebut seperti apa.

"Shuut...!"

Selain berpikir, terkadang ia peragakan juga gerakannya. Jika kesulitan, pasti mencari referensi cara bertarung seperti apa. Baik dari komik, video animasi, game atau semacamnya.

Sampai tidak terasa waktu menunjukkan pukul 9 malam, biasanya jam 8 malam sudah pergi tidur tetapi karena terlalu menyenangkan membuat ceritanya, dia lanjut saja hingga 9 malam.

Lirikannya tertuju ke arah jam dinding. "Hmm... jam 9 malam ya. Aku coba lanjut sampai jam 10 malam saja..." ujarnya sambil melanjutkan membuat cerita kembali.

1 Jam Kemudian

Barulah dia mengantuk berat dan memutuskan untuk pergi tidur saja. Percuma jika dipaksakan meskipun sudah memasuki alur yang menyenangkan.

"... Aku lanjut besok saja. Lagipula besok aku tidak perlu pergi ke kampus."

Mematikan laptop miliknya dan lampu, dia segera naik ke atas tempat tidur. Sejenak dia menatap layar ponsel dengan walpaper karakter yang ia sukai, bahkan berharap bermimpi tentangnya.

Menguap lalu terlelap tidur.

.

.

.

Mendengar sebuah suara alarm dari ponselnya, perlahan membuka kedua mata.

"Hoam..."

Mengucek matanya dan memposisikan dirinya untuk duduk diatas tempat tidur. Tetapi yang dia rasakan bukanlah tempat tidur. "Hmm? Kenapa kasur ini seperti... rumput?"

Kedua tangannya meraba - raba sambil mengumpulkan nyawa untuk benar - benar bangun.

Ketika dia sudah terbangun, kedua matanya melebar. "Lah?"

Yang seharusnya berada didalam kamar, dirinya berada di taman.

"Hah?!"

Dia mengucek - ngucek matanya kembali dengan apa yang dia lihat. "Kenapa aku ada di taman? Tidak mungkin aku dibawa kesini dalam keadaan tidur---"

Kedua matanya menoleh dengan apa yang ia pakai. Baju biasa yang ia pakai, bukan baju tidur. Terlebih lagi dia tidak mengenakan hijab sehingga rambutnya terlihat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ankommen 《 Boboiboy Reader Insert 》Where stories live. Discover now