Chapter 1: Vasillios

47 7 26
                                    

Jika ada yang bertanya, Sage sebenarnya tidak tahu mengapa ia melakukan hal itu, tetapi kesempatan tidak bisa datang dua kali. Begini, hari-hari berlalu dengan cepat dan dia berusia duapuluh tujuh tahun, tidak memiliki istri atau anak. Ia hanya memiliki agensinya yang kebanyakan berisi pemuda-pemuda berbakat yang sangat sibuk. Jadi, Sage memutuskan untuk menjadi seorang foster parent. Lagipula, hidup di rumah yang cukup luas sendirian di temani dua kuda itu tidak menyenangkan.

Ia sedang memeriksa laporan misi ketika ponselnya berdering dan petugas panti meneleponnya. Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam, belum terlalu malam untuk keluar sejenak. Ia mengambil mantelnya dan berangkat menuju lokasi dengan menggunakan mobilnya. Sebenarnya mempunyai anak adalah hal yang sangat berisiko baginya. Pertama, anaknya bisa saja menjadi target pembunuhan, terlalu berisiko. Kedua, alasan yang paling penting adalah ia tidak terlalu pandai dalam merawat anak. Namun, ia ingin mencoba.

Sesampainya ia di panti, ia berjalan langsung menuju kantor kepala panti, di mana mereka sudah menunggunya. Hal yang pertama ia lihat adalah seorang anak yang duduk di sofa sambil memainkan ujung bajunya, anak itu terlihat cukup kurus.

 Nama anak itu adalah Vasillios, usianya tujuh tahun, petugas sosial memberitahunya bahwa pihak panti asuhan menemukannya di depan pintu panti, pingsan, tepatnya dua bulan yang lalu. Mereka juga mengatakan bahwa anak itu ternyata kabur dari rumahnya, tetapi tidak ada yang mencarinya sampai sekarang. Satu lagi, mereka juga bilang anak itu memiliki kemampuan yang cukup aneh.

Sage berlutut di depan anak itu dan tersenyum padanya. "Aku Sage, senang bertemu denganmu." Mata biru anak itu menatapnya dengan takut, sebelum memberikan anggukkan kecil sebagai respon. Sage menahan diri untuk menghela napas, pastinya sesuatu yang buruk telah terjadi pada anak ini. Untungnya ia memiliki cukup banyak kesabaran.

***

Anak itu diam sepanjang perjalanan, Sage juga tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Ketika sampai di rumah, ia membiarkan anak itu melihat-lihat koleksi action figures nya yang cukup banyak, sementara ia menyiapkan kamar untuknya. Sebuah tempat tidur dengan sprei biru dan selimut tebal mungkin cocok untuk sekarang, besok, ia akan mulai berbelanja perlengkapan.

Ketika ia kembali, anak itu masih diam dan menatap salah satu action figure nya, Sagittarius Sisyphus dari salah satu anime yang ia tonton. Ia tersenyum dan berjalan menuju anak itu. "Apa kau menyukai itu? Kita bisa meletakkannya di kamarmu kalau kau mau."

Mata anak itu berbinar, ia mengangguk dan Sage membawa action figure itu ke kamarnya, bersama dengan bocah pirang yang mengikutinya dari belakang. "Ini kamarmu, besok kita akan pergi berbelanja dan kau bisa memilih dekorasi sendiri." Ia meletakkan figur itu di sebuah meja yang kebetulan ada di sana. "Aku sedang tidak mood untuk memasak hari ini, kau mau makan apa?"

"... McDonald's."

Ini pertama kalinya anak itu berbicara dan itu adalah pertanda yang bagus, Sage tersenyum. "Oke, ayo kita pesan."

***

Keesokan paginya,  hujan tak berhenti sejak tadi malam, Sage terbangun karena suara keras yang berasal dari dapur. Ia bergegas menghampiri dan pemandangan yang di dapatinya tidak begitu menyenangkan. Vasillios berdiri dengan kursi yang membantunya mencapai kompor, sebuah spatula jatuh di lantai. Anak itu diam di tempatnya saat ia menyadari Sage ada di sana. Ia begitu diam, Sage tidak berpikir itu adalah respon yang normal.

"Apa yang kau lakukan?" Sage mendekat dan mematikan kompor, lalu menurunkan anak itu dari kursi memeriksa apakah ada luka di tubuhnya, untungnya tidak ada. Sage menghela napas. "Kau baik-baik saja?" Anak itu mengangguk. "Kau seharusnya membangunkan aku saja."

Codename: SagittariusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang