BAB 20

4.4K 543 41
                                    

Setelah permintaan Evelyn pada Felix beberapa waktu yang lalu, akhirnya Theo masih bisa bekerja di salah satu rumah bangsaan yang ada di ibu kota, itu lebih baik walaupun dia bekerja pada bangsawan yang statusnya lebih rendah dari keluarga duke.

Saat Evelyn berjalan menyusuri salah satu lorong, ia mendengar beberapa pelayan tengah membicarakannya, Evelyn masih bisa mendengar beberapa suara mereka yang berbisik bisik tentangnya walaupun hanya lirih.

"Lihat dia? dasar tidak tahu malu" ucap salah satu pelayan wanita

"Bisa-bisanya dia masih bisa menampakkan wajahnya dengan percaya diri" timpal salah satu temannya

Entah mengapa hari ini Evelyn mendapat tatapan aneh dari pelayan yang lain saat ia melewati mereka, tapi mengapa mereka membicarakannya? Apa dia sudah membuat kesalahan? namun Evelyn berusaha tak memedulikannya, ia menaruh timba berisi air yang dibawanya kemudian mulai mengepel lantai.

"Wah, ternyata dia masih mau mengepel juga" bisik salah satu pelayan perempuan pada temannya

"Aku tidak menyangka kalau selama ini dia menyimpan jati dirinya di balik wajah yang polos itu" timpal temannya sinis

Evelyn menatap nyalang kearah dua orang itu "Sebenarnya ada masalah apa kalian denganku? Kenapa kalian membicarakanku?" tanya Evelyn meminta penjelasan

"Semua pelayan di kediaman ini sudah tau siapa kau sebenarnya. Dasar jalang!" pelayan itu menyunggingkan senyum sinis

"Kenapa kalian menghinaku seperti itu?" tanya Evelyn yang tak terima dirinya dihina

"Jangan berpura-pura tidak tahu! Semua orang di mansion ini juga sudah tahu kalau kau sering menghabiskan malam dengan tuan duke" jelas temannya seraya melipat kedua tangannya di dada

Evelyn melebarkan matanya, kenapa tiba-tiba ada gosip seperti itu "Apa? Itu tidak benar! aku tidak pernah tidur dengannya!" sangkalnya

"Lagi pula mana ada seorang pelayan yang mengakui kalau dia merangkak ke tempat tidur tuannya setiap malam" hinanya sembari menatap Evelyn dengan tatapan merendahkan

Pelayan tersebut kemudian menendang ember berisi air bekas mengepel milik Evelyn kemudian tertawa terbahak-bahak bersama salah seorang temannya hingga membuat lantai yang sudah Evelyn bersihkan kotor kembali.

"Hei, apa yang sedang kalian berdua lakukan?" pekik seseorang

Suara itu sontak menghentikan tawa kedua pelayan tersebut, mereka bertiga menengok ke sumber suara yang ternyata adalah milik kepala pelayan.

"Ke-kepala pelayan? bukan kami yang melakukannya dia menjatuhkannya sendiri" ia menunjuk pada Evelyn, berusaha mengelak

"Aku sudah melihat semuanya. Beraninya kalian berbohong! Cepat bersihkan kembali lantai yang sudah kalian kotori itu! atau kalian mau ku hukum?" perintah kepala pelayan tegas

"Ba-baik" salah satu dari mereka merebut pel yang masih Evelyn pegang dan membersihkan sesuai perintah kepala pelayan

"Kerjakan tugasmu yang lain, biarkan mereka membersihkan kekacauan yang mereka buat sendiri" ujarnya pada Evelyn

"Terima kasih kepala pelayan" ucap Evelyn yang merasa terbantu dengan kehadiran kepala pelayan yang mau membelanya

Walaupun nyonya Margaret dikenal sebagai pribadi yang tegas dan selalu berekspresi dingin namun dibalik itu ia mempunyai sikap yang adil, ia tak suka dengan penindasan dan menghukum siapapun yang berbuat kesalahan.

***

Seperti malam-malam sebelumnya, Evelyn yang hendak mengantar lilin aroma terapi kekamar Felix berjalan melewati para pelayan yang tengah bergosip tentang dirinya.

"Apa kau mau menggoda tuan duke lagi agar dia mau tidur denganmu?" celetuk seorang pelayan didekatnya

Evelyn tak menanggapinya, ia terus berjalan melewatinya, tidak ada niat untuk peduli pada apa yang mereka katakan. Itu karena ia merasa tak bersalah.

Namun, salah satu pelayan menyandung kaki Evelyn saat ia berjalan. Gadis itu kehilangan keseimbangan hingga dahinya terbentur sisi meja yang ada didepannya. Evelyn sontak memegangi dahinya yang perih dan sedikit berdarah itu.

"Pfftt.... kalau jalan itu pakai mata!" ejeknya, diikuti tawa terbahak-bahak pelayan yang lain.

***

Felix mengernyitkan keningnya melihat keadaan Evelyn sesaat setelah ia masuk, ada luka pada dahinya. Ia berjalan mendekat dan mengusap lembut pada dahinya "kenapa dahimu?" tanyanya khawatir. Evelyn tersentak, ia buru-buru memundurkan tubuhnya.

"Ini bukan apa-apa, aku tadi hanya terpeleset dan membentur meja" bohongnya yang tak mau Felix tau kalau ini ulah pelayan di kediamannya

"Duduklah aku akan mengobatimu!" perintahnya lembut

"Sudah ku bilang aku baik-baik saja" ia menepis tangan pria itu yang akan memegang kepalanya lagi

Felix menarik lengan Evelyn dan menyuruhnya duduk dengan terpaksa. Ia kemudian berjalan menuju lemari dan mengambil kotak obat yang ada di sana untuk mengobati luka pada dahi Evelyn.

Felix meletakkan kotak obat itu diatas meja dan mengambil salep didalamnya.

"Jangan bergerak! mungkin ini sedikit sakit" perintahnya kemudian mulai mengoleskan salep khusus pada dahi Evelyn

"Ukh" Evelyn meringis menahan rasa sakit Ketika Felix mengoles obat itu pada lukanya

Setelah mengobati Evelyn, Felix meletakkan kembali kotak obat itu pada tempatnya semula.

"Apa aku boleh minta satu hal?" tanya Evelyn datar pada Felix saat pria itu selesai mengobatinya

"Tentu saja, apa itu?" Felix menyunggingkan senyum tipis seraya menatap lamat gadis di depannya itu, ia sedikit senang karena Evelyn akan meminta sesuatu padanya

"Aku ingin berhenti menjadi pelayan pribadimu" ungkapnya, menatap lawan bicaranya dengan ekspresi serius

Senyuman di wajah Felix seketika luntur "Kenapa?" tanyanya meminta penjelasan

"Bukankah tanganmu juga sudah sembuh? Jadi tidak ada alasan lagi untuk tetap menjadi pelayan mu" ujarnya, sebenarnya ia ingin berhenti menjadi pelayan pribadi Felix karena ia tak ingin pelayan yang lain berfikir yang buruk padanya

"Tidak, kau akan tetap menjadi pelayanku!" tolaknya dingin, ia tak mau mengganti Evelyn dengan siapapun, ia tak ingin jauh dari gadis itu lagi

"Kalau kau masih membutuhkan pelayan, kau bisa mencari orang lain! Kenapa harus aku?" tanyanya menggebu-gebu, Evelyn tak bisa lagi mengontrol kemarahannya

"Aku tidak akan menggantimu!" ujarnya tetap keras kepala

"Kenapa? Kenapa kau melakukannya? padahal aku hanya ingin hidup seperti biasa tanpa mau mengenal siapapun di masa lalu" tanpa terasa air matanya mulai menetes, saat ia menyadari air matanya keluar ia segera menghapusnya kasar dengan telapak tangannya

Evelyn beranjak dari kursinya kemudian melangkah keluar dengan langkah cepat, suasana hatinya benar-benar buruk saat ini.

"Tunggu sebentar!" Evelyn terus berjalan keluar walaupun Felix menyuruhnya berhenti.

Ex-Fiance's ObsessionWo Geschichten leben. Entdecke jetzt