"Kamu kan lagi di Korea,"

"Iya, aku pulang sekarang,"

"Oke, hati-hati,"

"Iya, makasih, pah." Setelahnya, Bianca pun memutuskan panggilan telpon tersebut dan kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Rel, tolong pesenin tiket ke jepang sekarang juga." perintah Bianca yang hanya dilakukan oleh Aurel detik itu juga tanpa adanya bantahan.

"Ada masalah, kak?"

Bianca menganggukkan kepalanya. "Pujaan hati aku ada di sana. Bisa ngamuk dia kalo aku gak ada. Aku mohon, Rel, cari penerbangan yang kalo bisa cuma satu detik perjalanan,"

Aurel memutar bola matanya malas. "Bilang aja si kamu lagi kerja,"

"Iya. Tapi masalahnya dia cemburu sama kamu."

Sesaat setelah mendengar penuturan dari Bianca, Aurel pun meledakkan tawanya. "Hahaha, cemburu? Kenapa? Aku ketemu pujaan hati kamu itu aja gak pernah, gimana bisa dia cemburu sama aku?"

"Zee, dia ceritain soal kita. Padahal untuk apa cemburu coba, aku aja udah anggap kamu kayak adek sendiri,"

"Perlahan, aku juga udah anggap kamu kayak kakak aku sendiri. Walau diawal sedikit sulit sih, mengingat semua yang udah kita jalanin dulu. Tapi, masa lalu sudah menjadi kenangan. Sekarang semuanya udah berubah,"

Bianca menganggukkan kepalanya setuju.

"Tapi, kak, kalo pada saat itu aku gak memutuskan untuk pergi, apa sekarang kita masih bersama?"

"Kalo kita emang udah ditakdirkan untuk berpisah, dengan kamu gak jadi pergi waktu itu aja, mungkin semesta punya cara lain untuk memisahkan kita. Begitu pun sebaliknya."

~~~

Saat sudah sampai di kediaman keluarga Bianca, disepanjang perjalanan Alina terus-menerus dibuat bertanya-tanya dengan mengapa bukan Bianca yang menjemputnya, atau kemana Bianca? Pikirnya.

"Om, Bianca nya mana?" tanya Alina kepada Tama.

Kini Alina sudah berada di ruang tamu dikediaman keluarga Tama. Di ruang tamu tersebut juga ada istri dan anak dari Tama, yang kini tampak senang bermain dengan Miel.

"Dia lagi di Korea. Bianca gak bilang?"

Mendengar itu Alina pun benar-benar dibuat terkejut, ia juga merasa sangat marah sekarang. Mengapa Bianca tak bilang padanya? Pikirnya.

Sudah beberapa hari belakangan ini juga Bianca jarang sekali menghubunginya. Lalu sekarang Bianca malah pergi ke Korea tak bilang padanya. Alina benar-benar dibuat geram sekali dengan Bianca kini. Apa Bianca tak menganggapnya ada? Atau sebenarnya, dianggap apa dirinya oleh Bianca? Pikir Alina.

"Sama Aurel, om?" tanya Alina penasaran. Jika iya, mungkin Alina akan semakin bertambah marah.

"Iya. Aurel kan asisten pribadi Bianca, dia pasti ikut. Lagian Bianca maunya sama Aurel doang, gak mau sama yang lain. 3 hari yang lalu Aurel gak datang ke kantor aja, disamperin. Kekeh maunya sama Aurel juga."

Alina mencoba mengingat-ingat, 3 hari yang lalu? Itu adalah hari dimana ia dan Bianca bertengkar karena Bianca tak menghubunginya seharian, jadi alasan Bianca tak menghubunginya adalah karena Aurel? Pikirnya.

my love single motherOnde histórias criam vida. Descubra agora