………






Siang hari di mansion Ganendra.

Tepatnya di dapur. Terdapat 3 maid sedang melakukan tugasnya yakni mencuci piring. Mereka harus berhati-hati dalam mencuci piring-piring ini. Karena satu piringnya itu berharga fantastis. Tentu mereka tak ingin mengganti rugi jika sampai ada yang pecah.

Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh Helia. Helia terlampau biasa menjalankan tugas mencuci piring ini. Jadi lama mengerjakannya tak selama 3 maid saat ini. Itu pun terkadang Helia mengerjakan sendiri. Ya, kalian tau sendiri kan sebagian maid tak suka dengan Helia.

3 maid itu salah satunya adalah Dahlia. Mendengar Helia mengambil cuti. Terpaksa Dahlia dan 2 maid lainnya melaksanakan  tugas Helia.

"Anak si Helia itu, tinggal di sini ya?" ucap salah satu maid.

"Hm, dititipkan di sini. Enak ya. Si Helia itu bisa saja memanfaatkan keadaan," cibir maid satunya lagi. Biasalah, orang iri. Mereka mana berani seperti Helia.

"Rafa, enak sekali hidupnya. Andai anakku bernasib sama dengannya, hidupku pasti enak juga," ucap maid yang mengawali percakapan tadi.

Obrolan mereka di dengar langsung oleh Dahlia. Tangannya seketika berhenti melakukan pekerjaannya. Mendengar itu Dahlia merasa marah. Merasa kalah telak dengan Helia. Batinnya terus-terusan mengumpat pada Helia yang berani-beraninya menitipkan anaknya ke majikannya sendiri. Tak tau malu. Jika begini terus, bisa-bisa ia tak memiliki celah untuk mengganti posisi Rafa yang nantinya akan tergantikan oleh anaknya.

Bagaimana cara yang ampuh untuk membuat Rafa dibenci oleh keluarga ini? Mengandalkan anaknya pun rasanya tak cukup. Mungkin harus ia sendiri yang turun tangan. Dahlia membenci Rafa beserta ibunya.

Untuk saat ini ia akan menyuruh anaknya untuk mencari perhatian pada keluarga itu. Jika bisa, Lea harus bisa menggantikan posisi Rafa.

Dari sekian banyak maid yang merasa iri dengan Helia. Hanya Dahlia saja yang sangat berambisi. Bahkan bertekad membalikkan keadaan.

Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya dan segera menemui anaknya yang saat ini berada di gedung khusus maid beristirahat. Tepatnya di belakang mansion ini.

Memang sekarang anaknya hanya bisa berada di gedung belakang. Tapi jika rencananya berhasil, anaknya pasti akan tinggal di mansion besar ini. Dan saat itu juga ia akan memanfaatkan keadaan itu. Hahahaha.










…….









Seorang anak yang tadinya menangis, kini tertawa keras karena merasa senang saat tengah bermain dengan abang-abangnya. Siapa lagi jika bukan Rafa.

Untuk menghibur Rafa yang ditinggal oleh orang tuanya, keluarga Ganendra mengajak Rafa untuk bermain basket yang berada di area taman mansion Ganendra yang luas ini.

Kebetulan di taman yang luas ini terdapat lapangan basket di dalamnya. Benar-benar luas. Adanya lapangan basket itu pun atas permintaan Refan. Karena Refan suka bermain basket.

Maka di sini lah mereka berempat. Di lapangan basket. Elisa dan James tidak ikut ke sana. Mereka lebih memilih meneduh di gazebo yang berada di taman itu juga. Elisa merasakan ketenangan. Melihat pemandangan di depan matanya, sungguh menentramkan hati. Anak-anaknya tak pernah bermain bersama. Kini mereka bermain bersama untuk menghibur adiknya yang sedang bersedih.

Di samping Elisa ada suaminya yang sedang berkutat dengan laptop. Meskipun ia sudah melarang suaminya untuk pergi bekerja. Tetap saja suaminya bekerja meskipun dari mansion. Katanya hanya memantau pekerjaannya.

Rafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang