two : discombobulated

98 69 33
                                    

discombobulated
(adj.) emotionally confused or uncertain

Seraphine terbangun dari tidurnya dan pergi ke meja makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seraphine terbangun dari tidurnya dan pergi ke meja makan. Di sana sudah ada Damien dan Edric ─ayah mereka. Damien mengangguk pada ayahnya, menarik napas dalam-dalam sebelum bangkit dari kursi. Dia berjalan ke meja makan, duduk di seberang Seraphine. Matanya bertemu dengan mata Seraphine, penuh dengan penyesalan dan permintaan maaf. "Selamat pagi, Sera."

Seraphine tidak menjawab dan berjalan ke belakang saat melihat Edric dan Damien. Damien menghela napas, mengusap rambut secara kasar. Dia tahu ia harus bersabar dan memberinya waktu. Tapi memikirkan kehilangan Seraphine lebih menyakitkan dari apapun. "Seraphine... tolong bicaralah padaku."

Edric menatap kedua anaknya. Kemudian dia bertanya pada Seraphine. "Seraphine, kenapa kamu mengabaikan kakakmu?"

Damien melirik ayahnya, merasa bersalah karena telah menyebabkan ketegangan di meja makan. Dia berjalan menuju Seraphine, putus asa untuk memperbaiki keadaan. "Sera, aku tahu aku mengacaukannya tadi malam. Tapi tolong jangan mengucilkan aku seperti ini."

"Seraphine, jawab kakakmu." Suara Edric terdengar seperti tidak menerima penolakan. Seraphine menghadap ayahnya. "Tidak ada yang perlu dikatakan Ayah, aku akan pergi ke sekolah."

Damien menatap punggung Seraphine yang meninggalkan ruangan, perasaannya bercampur aduk. Dia berbalik ke arah Edric, suaranya hampir tidak terdengar seperti bisikan. "Aku... aku tidak tahu harus berbuat apa lagi."

Edric bertanya pada Damien. "Kenapa kalian bertengkar? Kemana adikmu pergi tadi malam?"

"Aku... aku tidak tahu kemana dia pergi. Kami hanya bertengkar tentang dia yang keluar terlalu malam dan tidak menjawab teleponku. Perdebatan itu semakin memanas dan yang aku tahu selanjutnya, kami berkelahi." Dia mengusap bagian belakang lehernya, merasa bersalah karena kehilangan kendali.

Mata Edric melotot "Seraphine keluar malam?! Bagaimana dia bisa keluar? Aku sudah melarangnya! Dia pantas dihukum!"

"Aku tahu, Ayah. Tapi dia adik perempuanku, seharusnya aku bisa menanganinya dengan lebih baik. Aku akan berbicara dengannya ketika dia kembali." Damien menunduk.

"Awasi dia, jangan biarkan dia keluar malam lagi!" seru Edric lantang. Raut kemarahan terbaca jelas di wajah Edric saat menyadari putri bungsunya keluar malam tanpa sepengetahuannya.

──────────────


Saat Damien berkendara ke sekolah, pikirannya masih dipenuhi oleh Seraphine. Dia tahu dia harus memperbaiki keadaan di antara mereka, tapi semakin dia memikirkannya ─semakin dia cemas.

Karena Seraphine berangkat lebih awal, dia tiba di sekolah lebih dulu dan Damien tiba beberapa saat kemudian. Damien menghampiri kelas Seraphine namun tidak menemukan gadis itu di kelasnya. Damien bertanya kepada teman Seraphine, Harris. Dia berkata bahwa Seraphine pergi ke halaman belakang sekolah.

Damien merasa jantungnya berdegup kencang saat mendengar Seraphine tidak ada di kelas. Pikiran pertamanya adalah bahwa Seraphine mungkin telah pergi ke suatu tempat yang berbahaya lagi, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa Seraphine hanya berada di halaman sekolah. Damien segera menuju ke sana. Dia tiba di halaman sekolah dan mencari Seraphine. Lelaki itu akhirnya menemukan adiknya yang tak jauh dari posisinya.

Seraphine sedang berbicara dengan sekelompok teman-temannya dan tertawa. Damien memanggil Seraphine namun gadis itu menghiraukannya. Damien melihat Seraphine tertawa dan berbicara dengan teman-temannya, ia merasakan perasaan lega sekaligus kesal. Dia tahu Seraphine aman, tapi ia benci melihat Seraphine bersenang-senang tanpa dirinya. Dia memutuskan untuk mendekatinya dari belakang, berharap bisa menarik perhatiannya.

"Sera!" panggil Damien. Seraphine menoleh ke belakang dan menemukan Damien. Seraphine memutar mata dengan malas. "Kenapa lagi?"

Damien menghela napas, berjalan ke arahnya. Dia tahu Seraphine masih marah, tapi ia harus berusaha. "Dengar, aku minta maaf soal semalam. Aku seharusnya tidak memarahimu seperti itu." Dia meletakkan tangannya di pundak Seraphine, mencoba melakukan kontak mata.

Teman-teman Seraphine melihat hal itu dan tertawa. Jadi Seraphine membawa Damien menjauh dari halaman dan menghela napas. "Aku bersama teman-temanku, bisakah kita tidak membicarakannya? Kita bisa membicarakannya lain kali!"

"Tidak, kita harus membicarakannya sekarang." Damien menatapnya dengan memohon. "Aku berjanji tidak akan marah lagi. Aku hanya ingin kita baik-baik saja."

"Kenapa? Karena kamu mengeluh pada Ayah dan Ayah menyuruhmu memarahiku, kan? Aku mendengar semuanya! Aku mendengar percakapan kalian tadi pagi"

Mata Damien membelalak kaget mendengar tuduhan Seraphine. Dia tahu Seraphine kesal padanya, tapi dia tidak pernah menyangka gadis itu akan menuduhnya seperti itu. Untuk sesaat, ia kehilangan kata-kata. Seraphine terdiam setelahnya. "Aku pergi dulu, jangan mencariku."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐁𝐄 𝐌𝐘 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐀𝐊𝐄Where stories live. Discover now