Apa dia tidak ada di dalam? Biasanya Jennie selalu di dalam dan jarang keluar untuk makan.

Aku masuk dengan perlahan, mataku menangkap Jennie yang sedang tertidur pulas di atas sofa.

Tubuhnya pasti akan sakit-sakit setelah bangun nanti.

Aku menghampirinya dan berjongkok di depannya.

Aww dia seperti bayi, lucu sekali!

Kenapa dia cantik sekali? Pipinya sangat halus, hidungnya kecil, dan bibirnya tipis minta ku cium.

Jangan lupakan matanya yang selalu membuatku terpesona.

Tanganku tersangka mengusap pipi mandunya, terus menatapnya sampai aku terlena mendekatkan wajahku.

"Engh.." aku segera menjauhkan wajahku, jantungku ingin copot ya Tuhan, untung saja aku tidak nekad mencium pipinya, jika ketahuan tamatlah riwayat ku.

Perlahan mata Jennie terbuka, dia menatapku dengan tajam seolah aku mempunyai kesalahan.

"Kenapa hmm?" Dengan lembut aku bertanya.

"Kenapa kamu ada disini" Jennie duduk masih menatapku dengan garang.

"Ah maaf nona bos, aku hanya ingin memastikan mu disini karena tadi kamu tidak menjawab ketukan ku" aku tersenyum menggaruk leher belakangku.

"Untuk apa kamu memastikan ku? Bukannya kamu asik dengan wanita mu ya, upss" Jennie menutup mulut tampak seperti mengejekku.

Ada apa dengannya? Wanitaku? Aku bahkan tidak punya selain Mommy ku.

"Wanita siapa?"

"Sudahlah aku tidak peduli! Keluar aku ingin sendiri" Jennie mengusirku.

"Jen- ani nona bos.. bisakah katakan padaku aku salah apa? Aku bingung sumpah"

"Mana ku tau. Keluar Lalisa"

"Aku bersikeras tinggal disini" aku duduk di sampingnya tidak peduli dia akan marah.

"Ck aku ingin sendiri, kenapa kamu menyebalkan sekali"

"Jelaskan dulu apa kesalahanku, nona bos"

Jennie menekuk wajahnya sambil melipat kedua tangannya.

"Terserah" Jennie ngambek membelakangi ku.

Seperti anak kecil saja, tapi lucuu.

Aku melihat meja dan mengernyit melihat makanan yang belum tersentuh sama sekali.

"Kamu belum makan?"

"Bukan urusanmu, urus saja wanita mu itu"

Ck siapa wanitaku? Aku saja tidak tau kenapa Jennie berkata seperti itu terus? Haissh memusingkan.

"Makan dulu nanti kamu sakit jika melewatkan makan siang"

"Apa peduli mu jika aku sakit. Perhatikan saja wanita mu jangan perhatikan aku"

Aagh ini membuatku gila sungguh!

"Aku peduli karena aku tidak ingin nona bos ku jatuh sakit"

"Jangan pedulikan aku pedulikan saja wanita mu"

Shit! Aku tidak tahan lagi mendengarnya.

Dengan keberanian ku aku membalikkan tubuh Jennie lalu mengusap-usap punggungnya. Aku pasrah jika dia menamparku.

"Lepas!" Jennie memukul-mukul tubuhku.

Aku kekeuh memeluknya erat-erat.

Jennie menyerah membiarkan aku memeluknya dan mengusap punggungnya.

"Aku tidak tau siapa wanita yang kamu maksud tapi aku bersumpah aku tidak memiliki wanita lain selain Mommy. Maaf meskipun aku tidak tau dimana letak kesalahanku, maaf ya" lembut ku.

Jennie tidak berbicara, dia hanya diam menyenderkan kepalanya di dadaku.

"Aku lapar" cicit Jennie.

Aku tersenyum lega dia sudah mulai luluh.

"Ingin aku suapi?"

Jennie mengangguk kecil.

"Hmm makan yang banyak ya" aku menyuapinya dan mengusap kepalanya setelahnya.

Jennie tidak banyak bicara, hanya membuka mulutnya setiap kali aku menyuapinya.

"Aaaah mau lagi.." Jennie merengek tanpa sadar saat aku menahan sendok di tanganku.

Gemas sekali aaagh!

Tersadar, Jennie langsung merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Kamu lucu"

"Aku tau" sombong Jennie mengibaskan rambutnya.

Aku tertawa kecil melihat tingkahnya.

Dari cara Jennie marah tadi aku merasa seperti sedang membujuk kekasihku yang merujuk saja.

•••

Tbc

26/02/24

Cemburu bikin laper ya Jen hahaha.

Double sebelum besok kembali sibuk ya kan🤗

Ga vote parah sih hehe.

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Where stories live. Discover now