🕊 32

575 4 0
                                    

Sorot mata Elang nampak sangat menyeramkan, hingga mampu membuat Yura menundukan kepala. Suara nafas pria itu pun sampai terdengar oleh Yura yang berjarak dua langkah dari Elang. "Angkat kepalamu...!" Perintah Elang dengan menekan suaranya. Dengan perlahan Yura menuruti apa yang Elang mau.

"Berapa usianya..?" Tanya Elang seraya memperlihatkan dua benda ditangan kanannya, yang berhasil ia temukan dilaci lemari Yura.

"Kau bisa melihatnya sendiri disitu...?" Jawab Yura dengan suara yang masih sedikit bergetar.

Empat minggu tertulis disana. "Sejak kapan...?" Elang bertanya lagi.

"Tiga minggu yang lalu." Jawab Yura. Elang mengerang, tiga minggu yang lalu, itu berarti saat Yura mengakhiri hubungan mereka.

"Tiga minggu yang lalu kau sudah mengetahuinya dan kau tidak mengatakan soal ini kepadaku, apa maksudmu...?" Suara Elang mulai meninggi "apa yang kau rencanakan..?" Tanya Elang dengan mata menyelidik. Tak ada jawaban dari Yura. "Apa yang kau rencanakan Yura...??" Hilang sudah kesabaran Elang, laksana petir, suara Elang menggelegar hingga membuat Yura terjingkat kaget.

"Pergi ketempat dimana kau tak akan bisa menemukanku." Jelas Yura dengan takut takut.

Ya, tiga minggu yang lalu saat Yura pergi kerumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya, Yura mengetahui ternyata dia sedang hamil. Malam dimana Yura bertemu Elang sebenarnya dia ingin mengatakannya, namun ia urungkan saat Yura melihat Bella sedang memeluk Elang diclub. Dan setelah wanita itu mengakhiri hubungannya dengan Elang, dia memutuskan akan pergi dari kawasan kota malam dua bulan lagi, sampai dirasa uang simpanannya cukup untuk bekal hidup ditempat yang baru.

"Jadi kau mau memisahkannya dariku..?? Kau mau membesarkan anak kita tanpa mengetahui siapa ayahnya...?" Dada Elang bergemuruh "apa salahku Yura, apa...?? Kenapa kau menghukumku seperti ini..?? Apa kau tau, apa yang kau lakukan itu sangat menyakiti aku." Ungkap Elang dengan mata yang berkaca kaca.

"Kau fikir hanya kau yang merasakan sakit..?" Yura bersuara "aku juga merasakannya, aku juga merasakan sakit saat aku tak mendapatkan kabar darimu, saat kau pergi tanpa memberitahu aku kau akan kemana." Yura menjeda ucapannya guna mengambil nafas "aku juga merasakan sakit saat melihat kebersamaanmu dengan Bella, sampai kau lupa akan adanya aku yang merindukanmu, aku juga sakit." Yura mulai terisak.

"Malam itu aku sudah katakan, bahwa kau salah paham soal aku dan Bella, tapi kau tidak mau memberikan aku kesempatan untuk menjelaskan." Elang berkancah pinggang "kau terus menghindar dariku, kau bahkan tidak membalas pesan yang aku kirimkan, kau tidak mau menjawab jika aku menghubungimu." Elang terdiam.

Untuk beberapa saat hanya isak tangis dan hembusan kasar nafas Elang yang terdengar diruangan itu,  sampai dimana Elang dibuat panik oleh Yura yang mengerang kesakitan seraya memegangi perutnya, bahkan tubuhnya pun limbung dan nyaris saja ambruk jika Elang tak sigap meraihnya.

"Tarik nafas perlahan." Intrupsi Elang setelah ia berhasil membawa tubuh Yura duduk diranjang. Yura mencoba menenangkan diri dan menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya secara perlahan. "Bantal" pinta Yura Lirih. Elang sigap memberikan apa yang Yura inginkan dan meletakkannya dibagian punggung wanita itu yang tengah bersandar dikepala ranjang.

Dengan perlahan Elang mengusap perut Yura yang masih rata. "Masih sakit..? Kita kedokter ya..??" Kata Elang saat melihat Yura sudah sedikit lebih tenang. Yura menggelengkan kepalanya. "Butuh sesuatu..?" Tanya Elang lagi "haus...!!" Sahut Yura singkat. Elang bergegas mengambilkan segelas air dan memberikannya kepada Yura.

"Lagi...!" Tawar Elang, yang melihat Yura meminum air hingga tandas. Yura menggelengkan kepala tanda penolakan. Elang merubah posisi, ia ikut bersandar dikepala ranjang dan membawa tubuh Yura kedalam pelukannya, dengan masih satu tangan mengusap perlahan perut Yura yang dimana kini benihnya mulai tumbuh.

Secara perlahan Elang menjelaskan semua yang ia lakukan sampai tidak memberikan kabar kepada Yura. Kemana dia pergi secara tiba tiba dan perihal Bella memeluknya diclub tiga minggu yang lalu. Dikarenakan wanita itu kehilangan kesadaran akibat terlalu banyak meminum wishky. Sebenernya pada saat itu Elang langsung menjauhkan tubuh Bella dan memanggil anak buahnya yang berada diluar club untuk mengantarkan wanita itu keapartemen milikya. Namun sepertinya Yura tidak melihat pas bagian itu, terjadilah kesalah pahaman diantara mereka.

Dan untuk soal Bella yang lain, Elang mulai menceritakannya dari awal bertemu hingga mereka berpisah berikut dengan alasannya.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang