Oh Pete sangat merindukan gun dokter yang dulu dekat sekali dengan Pete.

Pete memutuskan, untuk datang ke ruangan dokter muda itu.

Cklek..

"Dokter gun i'm comin-

Kedua orang yang berada di ruangan tersebut begitu terkejut melihat kedatangan Pete.

"PETE"-teriak dokter gun seraya menghampiri Pete dan memeluknya erat.

"Akhirnya kau kembali hm"-ucap gun lagi.

Pete terdiam memandang Vegas yang enggan menatap ke arahnya.

"Ah aku hanya menyelesaikan studi ku dokter"-ucap Pete menjelaskan.

"Baiklah tunggu di sini aku akan mengambilkan minum"-ucap gun seraya meninggalkan Vegas dan Pete.

.

.

Pete terdiam cukup lama, hingga akhirnya..

"Vegas kau apa kabar"-ucap Pete yang masih memandang punggung kekar itu

"Seperti yang kau lihat, aku baik"- ucap Vegas ketus.

Hening..

Pete sungguh tidak menyukai situasi semacam ini.

Ingin sekali Pete berlari memeluk tubuh kekar itu.

Tapi Vegas kan sudah jadi suami orang..

"Pete, selamat atas pernikahanmu"-ucap Vegas tiba-tiba

Lalu pria itu melengos pergi meninggal kan Pete yang terdiam.

Pernikahan apa?

Bukankah dirinya yang sudah menikah?

Pete berlari mengejar pemuda itu.

"Vegas tunggu"-teriaknya berlari menyamai langkah Vegas.

Pete menyeret tangan Vegas menuju rooftop rumahsakit. Ia tidak tahan dengan kesalahan fahaman ini sebenar nya

.

.

Pete memeluk erat tubuh Vegas, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu

"Pete aku tidak suka milik orang lain"-ucap Vegas yang membuat Pete mendongkakan kepalanya menatap pria itu

"Aku bukan milik siapapun"-ucap nya pelan.

"Lalu pria itu dan Venice?"-tanya Vegas seraya mengelus punggung sempit Pete.

"Apa kau percaya jika Venice adalah putramu"-tanya Pete

"Apa maksudmu Pete"-ucap Vegas tak mengerti

"Ya pada saat aku pergi ke Korea, saat itu aku tengah hamil. Aku tak pernah melakukannya dengan siapapun. Venice anak kandung mu Vegas."-ucap Pete di sela isakanya.

"Tapi bocah itu memanggil dia dengan sebutan Daddy"-ucap Vegas tak percaya.

"Ya phi dew memang keras kepala, ia sangat kukuh untuk di panggil Daddy. Minggu depan dia juga akan menikah"-ucap Pete menjelaskan

"Pete jangan pergi lagi dariku"-ucap Vegas memeluk tubuh kecil Pete, di hirup nya dalam-dalam aroma shampo dari rambut Pete.

"Paman pong, dia tidak menyukai ku Vegas"-ucap Pete

"Jangan pedulikan papa, kita lari dari sini kita bisa memulai hidup di luar negri Pete"-bisiknya

Perlahan tapi pasti, Vegas mendekatkan wajahnya. Menempelkan bibir nya ke bibir Pete.

Vegas menyesap rakus bibir bawah Pete, hanya menyalurkan rasa rindu tidak ada ciuman panas atau menuntut.

"Aku merindukan mu Pete"-bisiknya.

.

.

"Mengapa kau mengajarkan hal semacam ini padanya"-kesal Pete

"Oh ayolah itu hanya ciuman kecil bukan"-bela Vegas

"Tapi tetap saja Ven-

"Shhh.. lihat apa yang Venice bawa untukmu"-sergah Vegas cepat, tak ingin pria cantik itu menarik ulur emosinya sendiri di pagi yang hangat ini.

Ya Vegas membawa Pete dan Venice ke kediamannya, ia masih merahasiakan tentang putranya dari keluarganya.

Pete sempat menggerutu kesal, namun terlihat setangkai mawar putih di tangan Venice membuatnya mengerejap cepat.

"Untuk moomy"-tanya Pete

Venice mengangguk cepat, dan begitu Pete mengambilnya. Ia terkikik senang sambil menutup bibirnya.

"Bunga yang sangat cantik sayang"-ucap Pete

"Moomy suka"-tanya bocah itu

"Tentu saja, terimakasih sayang"

Venice mengguncang tubuhnya antusias di atas pangkuan Pete, Lalau memeluk erat leher pria cantik itu.

Hingga tiba-tiba saja bocah mungil itu menguap kecil.

"Mengantuk hm?"-tanya Pete sedikit merunduk

Venice memandangnya redup lalu mengangguk pelan

Ia memang tau, ini terlalu pagi untuk putra kecil nya terbangun dan berlarian seperti ini. Tentu saja Venice akan jatuh mengantuk.

"Tidurlah"-bisik Pete sambil bersenandung lirih hingga merdunya senandung itu seakan menjadi magis tersendiri untuk Venice terlelap pulas.

Bersambung

Sorry for typo

Sori baru up, sesak nafas gue kumat lagi🥺🥺

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now