💌 Better Days 💌

Start from the beginning
                                        

Pond menunduk. "Bagaimana caranya? Aku bahkan tidak tahu dia ada di mana."

"Kita pasti akan menemukan cara. Percaya padaku. Sekarang, kamu harus lebih tegar. Jaga kesehatanmu juga. Kamu harus bertemu dengan ibumu dalam keadaan baik-baik saja. Ayo, kita cari bersama."

Lambat laun, kesedihan Pond digantikan oleh sebuah senyum tipis. Meski begitu, Phuwin sudah lega melihatnya.

"Kenapa kamu begitu peduli padaku?"

Phuwin balas tersenyum manis. "Kamu sudah tahu jawabannya."

Tangan Pond meraih wajah Phuwin, dan wajahnya pun kian mendekat. Tapi Phuwin langsung menghentikannya.

"Hei, apa yang mau kamu lakukan? Kita tidak ada hubungan apa pun."

Pond merengut. "Kamu saja sudah mencuri ciuman pertamaku di cafe waktu itu. Kenapa aku tidak boleh?"

Phuwin merasakan panas merambat naik ke wajahnya. "Aku kan sedang tidak sadar waktu itu."

Pond bersedekap. "Dasar tidak adil."

Tingkah Pond langsung membuat Phuwin menyemburkan tawa. Ia lantas meraih wajah Pond dan mencium pipi lelaki yang sedang sedih itu.

"Cukup itu dulu untuk hari ini."

💌💌💌

Force duduk seorang diri di ujung belakang cafe milik Pond. Wajahnya sendu, kopi yang ada di hadapannya pun semakin kehilangan kehangatannya.

Force tahu Pond dan Phuwin sedang dimabuk asmara di balik dapur sana, tapi Force tidak ada tenaga untuk bertanya apa pun karena perasaannya sendiri sedang tidak menentu.

Berakhir sudah, pikirnya. Ia sudah tidak tahu bagaimana cara mempertahankan hubungannya dengan Book. Semua sudah dia lakukan untuk memperbaiki hubungan orang tua mereka. Dari menekan ayahnya untuk meminta maaf, sampai sujud di hadapan ayah Book.

Force meraup wajahnya. Mengapa ini sulit sekali?

Ayahnya jelas menolak untuk meminta maaf. Pria tua itu bersikeras tidak pernah punya hubungan istimewa dengan ibu Book di masa lalu. Tapi meski ada hubungan pun, semua itu sudah terjadi di masa lalu. Semuanya sudah berbeda sekarang. Apa yang sebenarnya ayah Book permasalahkan? Begitu pikir Force.

Tapi siapa dia? Force tidak punya kekuatan apa pun untuk mengubah pikiran ayah Book.

Di saat sedang pusing tujuh keliling, Force melihat seseorang mengendarai motornya dan berhenti di depan cafe. Force sangat mengenali siapa dia. Dari cara berjalannya yang tergesa, kelihatan sekali lelaki manis itu ingin segera bertemu dengannya.

"Force,"

Force langsung bangkit berdiri. "Book, bagaimana kamu tahu aku ada di sini?"

Book lumayan terengah dan langsung berdiri di hadapan kekasihnya. "Pond memberitahuku. Aku ke sini tanpa sepengetahuan ayahku. Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku sudah mencoba menekan ibuku juga yang selama ini tidak mau bicara tentang masalah ini. Aku berhasil, Force. Ibuku bilang dia tidak pernah pacaran dengan ayahmu dulu."

Melihat Book yang bicara begitu cepat, Force jadi gemas sendiri. Ia langsung merengkuh tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Book tidak akan tahu seberapa rindunya ia pada pacar manisnya ini.

"Force, kita berhasil, kan?"

Force mengelus penuh sayang kepala Book. "Iya, Book. Sebentar lagi, kita harus bertahan sebentar lagi. Kita harus cari tahu hubungan apa yang dimiliki ibumu dan ayahku. Dengan begitu ayahmu baru bisa percaya."

Book melepaskan diri dari pelukan Force. "Bagaimana denganmu? Apakah kamu baik-baik saja? Maaf aku tidak bisa menghentikan ayahku yang memukulmu."

Force tertawa pelan. "Tidak, dia tidak memukulku. Dia hanya mendorongku sampai jatuh."

Book semakin nampak sedih. "Maafkan aku."

Sekali lagi Force merengkuh Book. "Jangan minta maaf. Kita sama-sama sedang berjuang. Ibuku pun jahat padamu dan ibumu. Kamu juga menderita selama ini."

Book tidak bicara apa pun lagi, ia hanya bisa balas memeluk erat tubuh Force. Book juga sangat merindukan lelaki kesayangannya.

Di balik dapur, ada Pond dan Phuwin yang menatap lega pasangan di ujung cafe. Tiba-tiba saja Pond memeluk Phuwin dari samping, membuat Phuwin melotot dan menjauhkan tubuhnya.

"Pond, nanti karyawanmu lihat."

"Mana? Hanya ada kita berdua di dapur."

Sekali lagi Pond memeluk Phuwin, membuat yang lebih muda tertawa geli. Pond tidak bercanda rupanya saat bilang ingin mendekatinya. Terbukti dari jarak mereka yang sangat dekat saat ini.

💌 To be continued 💌

.

.

.

A/N : Nambah pasangan yah temans, biar A6. ᕙ⁠(͡⁠°⁠‿⁠ ͡⁠°⁠)⁠ᕗ

Semoga masih suka dan tunggu part selanjutnya. 💞💞💞

Beautiful Hideout • PondphuwinWhere stories live. Discover now