Tak perlu di lugaskan pun ia tau, Pete mendengar pembicaraan itu. Jackson mendekat lalu, memaksa mengangkat tubuh bocah itu. Tak peduli Pete berulang kali menjerit bahkan memukul dirinya sendiri.

"Vegas tak di sini nak"-ujar Jackson, lebih ingin menjelaskan dia tak berada di bawah langit yang sama dengan Vegas.

.

.

Berapa hari berselang, Vegas rasa ini sudah lebih dari dua Minggu sejak ia terbangun dari komanya.

Vegas tak berharap menghitung berapa hari ia, bertahan di tempat hampa ini. Sementara ia menahan rindu untuk sosok kecil yang jauh di sana.

Jangankan bertemu, sekedar mendengar suaranya pun ia tak bisa menghubunginya. Ayahnya benar-benar tak bermain dengan ucapanya kali ini.

"Apa kau menangis di sana Pete"- gumam Vegas seraya memejamkan mata, membiarkan desiran angin pagi itu membekukan sebagian wajah tegas miliknya.

"Aku merindukan mu Pete"

.

.

"Ah ya, baik tuan"

Vegas mengerinyit, begitu mendengar suara yang di kenalnya, berbicara di luar ruangan ia beralih mendekat.

Dan benar saja, sekertaris ayahnya nop benar-benar ada di sana.

"Nop"-panggil Vegas kemudian

Membuat sekertaris itu berjengit.

"Tuan Vegas anda di sini, bagai mana dengan kondisi tubuh-

"Kau melihatnya, aku sangat sehat"- sergah Vegas sambil mengangkat ujung kemejanya. Menampilkan bekas oprasi miliknya pada sekertaris itu. Hingga membuat nop menunduk sungkan.

"Ah syukurlah tuan vegas-

"Ponselmu"

Vegas kembali memotong ucapanya.

"Aku ingin meminjamnya, berikan ponselmu nop"-ucap Vegas seraya menggerakkan tanganya memberi isyarat.

"Ah maaf tuan Vegas, tuan pong tidak mengizinkan saya untuk-

SRATT..

Rupanya kondisi tubuhnya tak bisa menghilangkan tabiat buruknya, Vegas dengan sengaja menyambar cepat ponsel sekertaris itu. Lalu membawanya kedalam ruangan.

"Tuan Vegas buka pintunya"

Tak peduli seberapa kekeuh nop memaksa membuka pintunya.

Setidaknya posisinya jauh lebih kuat menahan pintu itu agar tidak terbuka.

Lalu senyum nya mulai terkembang, begitu nada tunggu itu benar-benar tersambung.

.

.

Sementara itu..

"Hiks"

Bocah itu meremas kuat-kuat ujung kemeja ayahnya, begitu dokter memaksa memegang tangan sebelah menusuknya dengan jarum, demi memasang selang infus itu.

"SA-KIT"-rengek Pete, berharap ayahnya beralih memihaknya. Dan berhenti memanggil dokter bahkan membiarkannya masuk kedalam kamarnya seperti ini.

"Terpaksa aku melakukan ini, karena nafsu makanmu terus menurun Pete"-
Ujar dokter gun.

"AH SA-KIT"-jerit Pete kembali meronta, begitu pria itu kembali menusuk tanganya di tempat yang berbeda.

Dokter gun menghela nafas berat.
"Kau benar-benar kurus Pete"- gumam nya berusaha kembali mencari-cari pembuluh darah Pete.

Sementara Jackson hanya berbisik lirih, demi menenangkannya tak bisa melakukan apapun selain memaksanya seperti ini. Semua demi kebaikan Pete tentunya.

"Hiks.. hentikan SA-KIT"

DRRTT...DRRTT..

Hingga tak satupun menyadarinya ponsel Pete bergetar keras, di atas meja belajar itu.

Berulang kali benda itu bergetar, masih setia menunggu pemiliknya lekas mengangkat.

tapi rupanya Pete yang kesakitan itu, tak sempat mendengarnya.

.

.

"Sshhh.. kenapa kau tak mengangkat nya Pete"-vegas menghela nafas berat sambil melihat layar ponsel itu tak rela.

Tiba-tiba tubuhnya terdorong ke depan, sehingga nop berhasil membuka pintunya.

"Tuan Vegas kembalikan ponsel-

"Benda ini tidak berguna"-vegas sempat menghapus riwayat panggilannya. Lalu melompat asal ponsel itu hingga nop terlihat payah menangkapnya.

Sebelumnya tak satupun menduga kebahagiaan itu akan datang.

Bersambung~~
Sorry for typo..

Nyesek ya liat Pete:')

Anjj bngt gua udah nulis panjang lebar tiba-tiba ilang tulisannya cok.

Jari gua kriting😭

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang