[Memory 1] The Child Memory

1 0 0
                                    

Rakyu, tanpa keluarga, hidup di panti asuhan, wajahnya yang nerd dan sikapnya yang tidak suka berbicara dengan orang lain, dari SD hingga SMA, ia tak memiliki satupun teman, Rakyu mempunyai nilai rata-rata, dia kadang mencari uang dengan membantu orang-orang

Kelas 3 dimulai, 1 Tahun lagi Rakyu akan keluar dari masa sekolah dan Rakyu tau dia tidak akan bisa masuk sekolah, Rakyu dengan seluruh uang yang dia kumpulkan membeli sebuah kamera second, hanya bermodalkan meminta saran kamera kepada teman, Rakyu mempelajari cara memakainya dan bertekad untuk 1 hal, mengetahui apa tujuannya dan mempelajari manusia lain.

Rakyu memulainya dengan melihat kelas barunya yang diganti tiap kenaikan kelas, sebuah anak sedang pukuli di belakang kelas oleh anak dengan tubuh besar bernama Kevin, Rakyu memfoto kejadian itu secara diam-diam, selang hari demi hari pembullyan itu semakin parah hingga Kevin bahkan mulai membully nya di luar sekolah, Rakyu yang sudah memantapkan diri untuk melihat "memory" ini pun mengikuti mereka, Kevin menendang dan mengambil uang jajan sisa anak itu, Rakyu memfotonya dan lalu mengikuti anak itu, Rakyu bahkan tidak tahu siapa namanya

Anak itu menangis, tiap langkah dia terus menangis, tetapi saat sudah akan memasuki rumahnya anak itu perlahan menghilangkan tangisannya dan tersenyum lalu mengetuk pintu, seorang wanita membuka pintu, anak itu memeluknya dan seolah menuntunnya berjalan, Rakyu melihat bahwa mata dari sang wanita itu terus melihat ke depan dan tidak ke sang anak, Rakyu mencari jendela dan menemukan jendela ruang dapur dimana sang anak dan sang wanita terduduk dan sang wanita tetap melihat ke depan walau ada nasi, tempe, tahu, dan kecap di atas meja makan

"Apakah hari ini baik nak? kau mendapatkan teman baru di kelas barumu? ibu khawatir karena kamu dikucilkan saat kelas 2 untungnya kelasnya di acak, maaf hanya ini lauknya, bahkan ibu sebenarnya hanya memasak nasi dan lauknya diberikan oleh tetangga, uang warisan bapakmu sudah semakin sedikit, ibu harus mengatur agar nanti akan masih cukup untuk kamu kuliah ya nak" Ibu itu tersenyum sambil terus melihat ke depan, anak itu melepas tasnya dan menyandarkannya di dekat meja makan

"Aku dapat banyak teman kok bu, aku tidak apa-apa tidak kuliah, sebaiknya itu dipakai untuk operasi mata ibu saja, aku bisa makan apa saja kok bu, tidak apa apa" Anak itu mulai memakan makanan yang ada di meja, tetapi sebuah air mata muncul yang membasahi luka luka di kepala sang anak, tapi sang Ibu tak bisa melihatnya, Ibu itu hanya memakan sedikit nasi dan tempe, sisa lauknya dimakan oleh sang anak dan disimpan untuk esok hari

Rakyu memfoto dari jendela saat sang anak sedang makan bersama ibunya, Rakyu lalu pergi dan keesokannya di sekolah sang anak kembali dipukuli dan sekarang Rakyu mengetahui nama sang anak saat namanya dipanggil absen oleh guru, yaitu Elio

Uang Elio dirampas, Elio dipaksa memberikan contekan, dan dipukuli habis-habisan, bahkan Elio dan Kevin di masukkan ke ruang BK karena darah dari hidung Elio terus mengalir, Kevin di skors selama 2 minggu, tapi setelah 2 minggu yang damai itu, Elio kembali di bully, lebih parah, Kevin dengan santainya mengejek Elio dan mengata-ngatai bahwa Elio adalah "Anak Lonte", Kevin terus membully nya hingga saat Elio sudah mau sampai rumah, ibunya sedang duduk di luar dan Kevin yang mengikuti Elio melihat ibunya yang Buta, membuat Kevin mulai lebih menghina Elio di sekolah

1 Bulan setelah dari awal Elio pertama kali di bully, Elio pergi ke taman di malam hari, sendirian dia menangis, menangis, dan terus menangis tanpa henti, di taman yang sepi tanpa tanda satupun seseorang selain aku yang bersembunyi mengawasi Elio, Elio berbicara sendiri

"Seandainya aku lebih kuat, seandainya aku tidak lemah, seandainya aku mampu melawan, seandainya, seandainya bapak tidak mati, seandainya... ibu tidak buta, seandainya aku lebih BERGUNA!" Elio terus menyalahkan dirinya sendiri, berteriak selagi air mata membasahi tangan

Tiba-tiba seseorang yang tak Rakyu sadari berdiri di belakang Elio, Rakyu tak bisa melihat perawakan orang itu, dia memegang pundaknya, dan Elio seperti tak bergeming dan orang itu berbisik pada Elio yang Rakyu entah kenapa bisa mendengarnya, Rakyu memfotonya lalu mendengarkan bisikannya

"Kamu adalah anak yang kuat, kamu mempunyai ibu yang sangat menyayangimu dan selalu memprioritaskan mu, semua orang tidak sempurna, walau kamu terbangun dan terlahir di takdir yang kacau, hidup mempunyai arti yang tak bisa kau prediksi, kau suatu saat akan membanggakan ibumu dan kamu akan melewati ketakutan terbesarmu, salah jika dunia terus berputar, dunia tidak berputar sendiri tetapi yang membuatnya berputar adalah diri mu sendiri, buatlah dunia yang kamu dambakan, buatlah kehidupan yang kamu inginkan, lewati ketakutan terbesarmu, dan buat lah bangga satu satunya yang tersisa untukmu" orang dibelakang Elio itupun tanpa disadari oleh Rakyu pergi, menyisakan Elio sendirian yang menangis tanpa henti lalu tak sengaja tertidur di bangku taman, jam 4 subuh Elio terbangun dan bergegas kembali ke rumah

Elio pun datang ke sekolah dan saat Kevin menyambutnya dengan tepukan di pundak Elio menyingkirkan tangan Kevin dan menyuruhnya berhenti, kaki Elio tampak bergetar dengan jelas, Kevin langsung mengangkat tangannya untuk menampar Kevin, tapi Elio dengan cepat langsung melepas tasnya dan menghantamkan tas nya ke kepala Kevin, seluruh kelas langsung berteriak dan menjauh kecuali aku yang mulai mengeluarkan kamera, Kevin terjatuh ke lantai dan Elio menjatuhkan meja ke perutnya, Kevin yang marah menyingkirkan meja itu dan mencekik leher Elio, Elio langsung memukul Kevin membuat Kevin kaget sedikit, tetapi Kevin terus mencekik Elio, Elio menggigit tangan Kevin lalu menendang selangkangannya

Kevin mundur dan melepas cekikannya, Elio ingin lanjut menyerang tapi Kevin langsung menghatam Elio dengan keras hingga terjatuh ke lantai, Kevin lalu menginjak-injak Elio dengan keras lalu mengangkatnya dan memukulinya

"Apa sih bangsat, gua lagi ada date hari ini ngentot, lu rusakin wajah gua, mati aja sekalian memek" Kevin menggebu-gebu, Elio yang berdarah darah dibanting lagi ke lantai

Elio berdiri lagi, Elio batuk dan darah keluar, Elio melemparkan kotak pensil ke kepala Kevin hingga darah juga muncul di kepalanya, Elio berteriak dengan amarah

"LU NGEHANCURIN HIDUP GUA, GUA CUMAN PENGEN HIDUP NORMAL SEPERTI ANAK SMA LAIN DAN LU MANUSIA BANGSAT YANG BISANYA NINDAS DOANG, SEMOGA LU MERASAKAN KEHANCURAN YANG LEBIH PARAH DARI GUA, IBU GUA BUTA DAN HIDUP SUSAH PAYAH DEMI GUA, GUA BOHONG BAHWA GUA PUNYA TEMAN, DARIPADA AIR MATA MUNCUL DARI MATA IBU GUA, MENDING DARAH MUNCUL DARI MATA LU BAJINGAN" Elio berteriak dengan kasar, mengata-ngatai Kevin dengan amarah besar, dan mengutuknya

Tiba-tiba didepan pintu kelas Ibu Elio berdiri dan menjatuhkan bekal yang ia bawa untuk sang anak, Ibu Elio langsung berlari dan memeluk Elio, staf sekolah datang dan mengamankan kelas, kelas menjadi penuh dengan darah dan kerusakan meja dan kursi, Kevin dibawa guru BK untuk pengecekan terkait kasus pembullyan parah, Elio dibawa ke rumah sakit dan dibiayai sekolah, 2 minggu setelah Elio pulih dan kembali ke  rumah bersama Ibunya, mereka berdua duduk kembali di dapur dan sebuah piring nasi dengan tahu tempe berada di sisi Elio, sedangkan ibunya tidak makan apa-apa

"Nak, Jika kamu memang di bully harusnya kamu bilang saja biar ibu usahakan untuk pindah sekolah, Ibu hanya seorang janda, kepergian bapakmu membuat ibu yang buta ini harus menjalani hidup yang susah bersamamu, tetapi ingat pesan Ibu ya, tolong tetap hidup, tetap ingat Ibu dan Ayah, tidak perlu sukses, jika kamu bisa terus hidup Ibu bangga padamu, setiap detik Ibu bangga padamu, Hari ini adalah ulang tahun ibu, hiduplah yang baik, hiduplah menjadi pribadi yang baik, jangan menaruh dendam, Ibu harap kamu akan terus mengingat pesan ini sampai kamu besar, semoga kamu akan menjadi sosok yang berguna bagi orang sekitar, Ibu ingin sekali melihat kamu besar dan sukses jika mungkin, tetapi maaf nak, Ibu sudah tidak kuat lagi" Sang Ibu memejamkan mata, Elio langsung berdiri dan mengecek keadaan sang Ibu, jantungnya sudah tidak berdetak dan Elio memeluk erat jasad Ibunya dan menangis sejadi-jadinya

Nyatanya Ibunya sudah tidak makan karena uang warisan bapak Elio hanya sedikit, alasan untuk uang kuliah hanya agar Elio tidak panik dan malah putus sekolah, Ibunya sudah tidak makan lama sekali demi Elio, Ibunya yang rentan pun mati, di pemakamannya Elio bahkan terbaring di sana dari pagi hingga malam, menangis sejadi-jadinya, Rakyu memfotonya dan saat Elio pulang ke rumah, sosok yang tak bisa di identifikasi berada di dalam rumah Elio

"Kau, sudah melakukan yang terbaik, tetaplah berjalan, karena takdirmu suatu saat akan berubah dan menjadi lebih baik, lakukan sesuai ibumu inginkan, tetaplah hidup, tetaplah maju walau seluruh alam menentang, aku ada disini, aku akan membantumu menghalau segala rintangan saat kamu siap, kamu adalah orang yang baik, yang telah melakukan yang terbaik" Ucap orang itu dan orang itu perlahan keluar dari rumah Elio yang bahkan tetap Rakyu tak bisa identifikasi

Elio tersenyum dan menangis, secercah cahaya muncul di lautan air mata yang dalam, Elio terduduk dan membayangkan sedang memeluk sang Ibu.

Next : [Memory 2] The Bully Memory

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Photographer. Where stories live. Discover now