01.

43 6 0
                                    

Siang ini, Haechan sedang menenteng barang barang. Dia pindah dari apartemen, btw dia punya orang tua ya. Tapi dia milih hidup mandiri, sebenarnya kakak, Abang, dan orang tua nya tidak mengizinkan dia untuk tinggal mandiri, tapi karena Haechan tetap ingin mandiri. Mau gimana pun akhirnya Mamah nya mengizinkan nya.

Saat lagi berjalan, tiba tiba Mamah nya menelepon Haechan.

"Astaga! " Haechan sedikit kesal, karena barang barang yang dia bawa cukup berat dan banyak, terus juga mamah nya menelepon nya saat depan lift!.

Akhirnya ia mengangkat telpon itu, dalam telpon itu hanya peraturan dari mamah nya, Haechan sedikit bosan. Peraturan seperti 'jangan ganggu tetangga, harus rajin nyuci jangan ke Laundry mulu!, bersih bersih harus rajin' ya seperti itu lah.

"Ya iya! Aku ngerti mah, udah ya aku mau masuk lift dulu. Berat ini, mana aku lantai tiga" Akhirnya Haechan mematikan telpon itu lalu berjalan ke arah lift, ia menunggu lift nya. Tiba tiba ada seseorang laki-laki di samping nya, ya.. Tinggi nya hampir sama lah, dan juga sepertinya seumuran dengan nya.

Haechan masuk ke lift nya, dan menuju lantai 3.

Saat keluar dari lift, ternyata laki-laki tadi tujuan nya sama. Bahkan ia kamarnya sebelah Haechan!.

"Eum, lo tinggal di sini juga? " Tanya Haechan sedikit penasaran.

"Menurut lo? " Ucap lelaki itu, lalu ia masuk gitu aja ke kamarnya.

Haechan buru-buru masuk ke kamar nya, lalu mengumpat lelaki tadi.

"Ih bangke banget, sombong pula. Minimal mah senyum gitu, biar keliatan ramah. "

Lalu Haechan membereskan kamar apart nya itu.

Setelah selesai membereskan nya, Haechan merebahkan dirinya di sofa.

Capek banget Haechan tuh, mana pake segala nemu tetangga modelan kek tembok.

"Bodo ah gue tidur aja" Akhirnya ia mulai terlelap.

Setengah lima sore, Haechan terbangun dari tidurnya. Ia langsung pergi ke kamar mandi buat mandi, dan habis mandi ingin ke supermarket buat beli bahan bahan masak.

Haechan selesai mandi, ia keluar memakai hoodie dan celana panjang nya.

Lalu ia keluar kamar dan tak lupa mengkodekan nya.

Saat lagi jalan, tiba tiba ia menabrak seseorang.

"Aduh" Saat ia lihat siapa, ternyata lelaki yang tadi siang ia temui.

"Ish! Kenapa lo lagi si?! " Tanya Haechan kesal.

Lelaki hanya diam saja dan menatap Haechan datar.

"Bodo ah anjing, gue ngomong sama lo kaya ngomong sama tembok" Lalu Haechan meninggal kan lelaki itu.

"Dasar cowo aneh" Gumam Haechan.

Haechan berjalan kaki untuk ke supermarket, dan sore ini sepertinya akan turun hujan. Biarkan lah, Haechan bisa naik taksi.

Setelah sampai supermarket, Haechan langsung memilih sayur sayuran, dan lain lainnya.

Saat membayar semua nya, Tiba tiba suara hujan mulai terdengar, awal hanya gerimis, lama kelamaan hujan deras.

Haechan menunggu taksi lewat, ia berdiri di depan pintu supermarket.

Sudah dua jam Haechan menunggu taksi, tapi belum lewat-lewat.

Dan tak lama ada bunyi klakson mobil, mobil itu berhenti tepat di depannya, orang yang mempunyai mobil itu menurunkan kaca nya.

"Dari pada nunggu gitu, mending numpang aja sama gue" Ternyata itu lelaki nyebelin tadi.

Haechan berfikir sejenak lalu mengangguk.

Di dalam mobil, suasana hening. Hanya suara dari radio mobil.

"Btw, nama gue Mark." Lelaki itu memperkenalkan dirinya, Haechan melirik lelaki itu.

"Ha? Marek? Eh mork? Apasih nama kok susah susah" Haechan kesusahan manggil nama Mark, emang si susah.

"Lo aja yang susah, padahal mah gampang" jawab Mark dengan nada mengejek.

"Dih, bangsat lu" Umpat Haechan, suasana hening kembali, tak lama mobil Mark sudah berada di dalam parkiran Apart.

"Turun udah nyampe"

"Iye iye gue tau" Haechan langsung pergi dari parkiran, bodoamat kalo keliatan nya ga tau berterima kasih.

Saat masuk kamar, Haechan menghentikan langkah kakinya. Ia memikirkan apa yang tertinggal, dan ternyata...

"Astaga! Kantong belanjaan gue" Iya kantong belanjaan nya, yang tertinggal di mobil Mark.

Haechan keluar dari kamarnya, lalu ia berjalan ke arah lift, dan ternyata ada Mark yang baru saja keluar dari lift dengan menenteng kantong belanjaan Haechan.

"Eh? Hehe sorry, kalo gitu makasih ya udah bawain kantong belanjaan gue" Haechan kembali ke arah Kamarnya.

Mark hanya diam melihat tingkah lucu Haechan.

'Gemes banget anjir' batin Mark.

***

Besok nya, Haechan kini sudah rapih dengan baju seragam. Ia ingin berangkat sekolah, dan sekarang haechan sedang menunggu taksi.

Tiba tiba bunyi klakson mobil dari sebrang sana, ternyata itu Mark.

"Nebeng ga? " Tanya Mark, Haechan langsung mengangguk dan menghampiri mobil Mark.

Di dalam mobil suasana hening.

Haechan baru menyadarkan sesuatu.

Mark satu sekolah dengan nya.

"Lo ternyata satu sekolah sama gue, and.. Lo ini populer ya di sekolah? Tapi kok gue ga pernah ketemu sama lo? " Tanya Haechan bertubi-tubu.

"Lo ga pernah liat gue karena lo kudet" jawab Mark, Haechan mencubit pinggang mark. Mark hanya diam saja, menurut nya itu tidak sakit.

"Gue turun di depan tukang es tuh, kalo gue sampe parkiran sekolah yang ada gue di serbu fans lo" Ucap Haechan, Mark diam saja dengan muka datar, tapi sama mark beneran di turunin sampe tukang es doang kok.

Haechan turun dari mobil lalu menutup pintu mobil, "makasih ya mork" Mark hanya mengangguk lalu Haechan berjalan ke sekolah.

Hanya beberapa langkah sudah sampai.

-----------------

-TBC

Hehehe, maap nieh. Aku malah buat alurnya Mark akrab sama Haechan, sorry.

Dan, disini tidak ada konflik kok.

Kalo Haechan.. Ga bakal di bully, kayanya.

Yeah, nanti pemeran haechan disini kek di bully gituu.

Udah ah vote vote 😙.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tetangga? -MarkHyuck. Where stories live. Discover now