ISI

311 19 0
                                    

"Wanita menyukai lelaki yang seakan mengembalikan masa kanak kanak nya."

~Fauzan~

"Tak perlu mengubah dirimu hanya untuk dicintai."

~Raina~

VOTE and KOMEN!!
______________happy baca____________

Ceklek

Pintu kamar rumah sakit terbuka, menampakkan seorang dokter wanita yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"D-dok, gimana kondisi istri saya?" tanya seorang lelaki panik.

"Begini pak, kondisi istri bapak tidak terlalu parah, akan tetapi keadaan janin nya sangat lemah"

Deghhh

Apa? Ia tidak salah dengar kan? Janin?.
Tolong katakan jika ia tidak sedang bermimpi!!.

"J-janin?" beo lelaki itu.

"Bapak tidak tau? Begini pak, istri bapak tengah mengandung dan usia kandungan nya baru memasuki 2 minggu, dibilang masih sangat rentan keguguran." ujar Dokter itu.

"T-tapi istri saya baik baik saja kan dok?"

"Alhamdulillah istri bapak baik baik saja, yasudah kalau begitu saya permisi ya pak" ujar dokter itu lalu pergi meninggalkan Fauzan yang masih mematung di tempat.

Perlahan lahan, lelaki itu berjalan menuju pintu kamar rumah sakit.

Ceklek

Yang saat itu pertama kali ia lihat adalah istri nya yang berbaring di brankar rumah sakit sembari tersenyum hangat kepada nya.

"Mas Imam!! Aku calon Umma" ujar Gadis itu dengan mata yang berkaca kaca.

Sungguh ini adalah sebuah hadiah ter indah bagi nya. Mendapati dirinya akan menjadi seorang ibu sekaligus seorang madrasah pertama anak anak nya.

Apalagi jika mengingat jika ia pernah gagal menjadi ibu, akan tetapi kini Allah memberi nya kesempatan untuk kedua kali nya.

Sebuah doa yang sudah melangit tidak akan kembali dengan tangan kosong.

"S-sayang, a-aku mau jadi Abi?" tanya Fauzan memandangi wajah istri nya begitu lekat.

"Iya"

"A-ada anak saya disini?" tanya Fauzan sembari mengelus perut rata Raina.

"Bukan! Bukan anak kamu! Tapi anak aku!!" kesal Raina. Pertanyaan macam apa itu?!! Jelas jelas ini anak nya, masih di tanya lagi.

Fauzan terkekeh, lalu mengecup singkat dahi sang istri, saat itu Raina pun memejamkan mata nya.

Begitu indah kehidupan masa depan nya.

Setelah itu, kini sepasang mata kekasih itu saling bertautan satu sama lain.

Entah apa yang membuat mereka nyaman dengan tatapan penuh makna itu.

Tanpa pikir panjang, Raina pun segera memeluk erat Fauzan dan menenggelamkan wajah nya di perut sang suami. Tak hanya Itu, Fauzan pun membalas pelukan istri nya dan mengusap lembut pucuk kepala gadis itu.

"Semoga Allah memberikan kita keindahan seperti ini, selamanya." batin Fauzan.

                                            ***  

Setelah pulang dari rumah sakit, kini Fauzan dan Raina baru saja merebahkan tubuh mereka di kasur.

"Sholat dhuhur dulu yuk Mas? Bentar lagi waktu nya  habis loh" ajak Raina yang hanya di angguki oleh Fauzan.

FAURAI [END] Where stories live. Discover now