Ketika Frey sudah dalam perjalanan menuju kereta kuda, gantian para bangsawan bersamaan keluar dari bangunan altar. Dan di antara orang-orang berstatus tinggi itu, ada satu yang paling mudah menarik atensi orang-orang. Itu karena surai merahnya yang berbeda sendiri dari mereka yang ada di sekelilingnya. Sosok putra bangsawan misterius yang mereka ketahui rumornya adalah putra bangsawan dari Count Bardev. Tak peduli sebanyak apapun mereka membuat tanya, mereka tidak akan tau kenapa sosok putra bangsawan itu memiliki warna surai yang demikian.

Vilda sang Ratu, Azna sang Putri, dan Wistar sang Pangeran bersamaan muncul dari arah lain dengan barisan ksatria mengelilingi mereka. Frey melihat kemunculan mereka. Lalu tersenyum, terutama melihat Vilda. Dia mengulurkan tangannya menyambut ibunya dan mendampinginya dalam menaiki kereta kuda. Sedangkan Wistar memberikan tangannya untuk kakak perempuannya.

Uvan yang ada di dekat sana berkontak mata dengan Frey. Lalu lewat tukar mata itu Uvan tau apa yang Frey ingin dia lakukan.

Valias ada bersama Hadden dan yang lainnya juga beserta para bangsawan lain. Bagian mereka hanya sampai sana. Mereka akan ke tempat beristirahat mereka masing-masing sedangkan keluarga kerajaan akan mengelilingi kota. Para bangsawan kemudian akan ke istana untuk perjamuan di sore hari dimana sang Raja baru akan memberikan kata-kata penyambut dan pidato sapaannya.

Tangan Dina ada pada kain lengan pakaian Valias. Dia membayangkan keluarganya akan beristirahat di mansion ayahnya sampai waktu sore hari tiba. Membayangkan di sepanjang waktu itu dia ingin mengajak Valias melihat pena hias yang selama dua mingguan ini telah tersimpan di kamarnya tak tersentuh, yang seharusnya dia berikan kepada Valias ketika ada kesempatan, tapi waktu yang tepat memanglah tidak pernah datang. Lika sudah memasukkan pena hias itu ke dalam kotak dan dia membawa kotak itu bersama mereka. Dina yakin hari ini dirinya akan akhirnya punya kesempatan memberikan hadiah kecilnya itu pada Valias.

Tapi Dina kemudian merasa ada sesuatu yang tidak beres ketika dia melihat ada seorang ksatria istana yang datang menghampiri keluarganya. Ksatria itu melihat pada kedua orangtuanya, lalu pada kakak tertuanya. "Tuan Count." Ksatria itu merendahkan dirinya. "Saya kemari untuk menyampaikan ucapan Yang Mulia Raja Frey. Beliau bilang bahwa beliau ingin mengajak Tuan Muda Valias Bardev mengitari Hayden bersamanya."

Danial dan Ruri tidak pernah menyangka itu. Hadden terhenyak. Seharusnya seorang Raja baru pergi sendiri atau dengan ayahnya sebagai pemegang posisi raja sebelumnya. Tapi untuk Frey, karena Chalis telah tidak ada jadi Vilda dan kedua adiknya dibuat ada dalam kereta bersamanya mewakili ketiadaan Chalis. Tapi, Frey ingin putra sulungnya ikut pergi? Jika dia pergi bersama kereta Frey di mana dia akan duduk? "Di mana putraku duduk nanti?"

(a/n nyempil ➡️)

"Di kereta bersamanya bersama dengan Nyonya Vilda dan Tuan Putri Azna," ksatria itu menjawab sesuai yang sudah diberitahukan padanya. "Pangeran Wistar akan menaiki sebuah kuda."

Ruri penasaran dengan reaksi Hadden jadi dia mendongak untuk melihat wajah suaminya. Hadden kurang bisa menerima ucapan Frey yang seperti sembarangan sekali. Akan ada tanda tanya kenapa Frey membawa seseorang yang notabenenya bukan siapa-siapa di kereta bersama keluarga kerajaan.

Tapi Hadden memeriksa Valias, melihat Valias tampaknya tengah berbagi komunikasi pandangan mata dengan Frey Nardeen yang ada di depan sana. Hadden bertanya. "Valias? Kau mau?"

Valias habis memandang Frey yang juga memandang kepadanya dengan senyuman licik khasnya. Dengan senyuman seperti itu di wajahnya maka ksatria itu menyampaikan hal yang benar-benar diinginkan Frey. Apa tujuan yang dia punya? Valias tau dia seharusnya tidak punya tempat untuk ada di kereta yang diisi keluarga kerajaan itu. Tapi Frey ingin dia ada di kereta itu? "Kurasa Yang Mulia Raja mau aku melakukan sesuatu." Dia melihat pada Hadden. "Aku akan ke tempatnya."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now