Takdir telah mempertemukan hagi dan wisnu sebagai saudara tiri, dan hagi tidak akan pernah menyangka bahwa dirinya menyimpan perasaan kepada kakak tirinya.
Apakah wisnu juga memiliki perasaan terhadap hagi? Dan akankah kisah mereka berakhir bahagia...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . . . .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🐱🐸
Hagi berlari meninggalkan wisnu yang sedari tadi membuat jantungnya berdetak tidak karuan, kali ini laki-laki manis itu ingin menghindari wisnu. Dia pun tidak memperhatikan mirza dan digta yang sedari tadi menunggu dirinya sembari mengobrol dengan julian dan juga Iqbal.
Hagi berlari semakin kencang hingga tidak tersadar dia menabrak seseorang disana, seseorang yang berperawakan tidak terlalu tinggi dan memiliki wajah yang sangat tampan namun juga cantik, dia mengenakan setelan Santai berwarna hitam dan memakai topi berwarna hitam.
"Maaf maaf ga sengaja" ucap hagi sembari mengatur nafasnya yang saat ini sudah ngosngosan.
"Degi?"
"Hah? Kak hanan?"
"Astaga dari tadi kakak nyariin kamu loh, kakak telpon kamu ga di angkat"
"Maaf kak hp aku di silent jadi ga ngeuh ada yang telpon"
"Its okay gapapa, kakak kangen banget sama kamu udah lama kita ga ketemu" ucap seseorang yang di panggil hanan itu.
Hagi pun membalas pelukan dari hanan, memang benar mereka sudah tidak bertemu selama 1 bulan karena hanan ada pekerjaan di luar kota selain itu hagi juga sudah lama tidak datang untuk les melukis di karena selalu sibuk aktifitas di sekolahnya.
Sambil berjalan ke ruangan untuk lomba mereka mengobrol sembari tertawa, apapun pasti di bahas oleh hagi dan juga hanan. Hanan berjalan sembari merangkul hagi sehingga ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka berdua dia adalah wisnu dan juga mirza yang saat ini sedang bersebelahan. Kenapa mereka bersebelahan? Karena mereka berdua sedang mencari Hagi yang tiba-tiba saja berlari.
"Saingan lo tuh za" ucap digta sembari memukul pundak mirza.
"Dih ga level bersaing sama si hanan" ucap mirza sembari memutar bola matanya malas.
